8 2 Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk memahami secara holistik dan
mendapatkan peluang perbaikan pengelolaan taman nasional, menggali kesempatan usaha bagi masyarakat dari keberadaan taman nasional, serta
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3 Penelitian akan menghasilkan suatu kebijakan pengelolaan taman nasional
yang efektif dan berkelanjutan yang melibatkan pemangku kepentingan secara menyeluruh. Model kebijakan ini selanjutnya diharapkan dapat diaplikasikan
pada taman nasional lainnya di Indonesia.
1.5 Kebaruan
Kebaruan dari penelitian rancang bangun kebijakan pengelolaan taman nasional secara berkelanjutan di era otonomi daerah adalah:
1 Pengembangan kebijakan pengelolaan taman nasional didasarkan pada pemodelan pengelolaan melalui penggabungan pendekatan soft dan hard
system methodology yang mengintegrasikan aspek ekologi, sosial dan
ekonomi. 2 Pengembangan konsep pengelolaan taman nasional dilakukan dengan
pendekatan sistem dan kebijakan yang dibangun didasarkan pada konsep pengelolaan yang holistik dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
3 Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh
kebaruan berupa
perwujudan pengelolaan taman nasional dalam hal: a Aspek Manajemen yang
mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan daerah dan kebijakan bidang kehutanan
dan lingkungan
hidup, b Aspek
Kelembagaan untuk
menampung aspirasi
masyarakat dalam
rangka pencapaian konsensus pengelolaan taman nasional melalui koordinasi yang
efektif melalui saluran Kelompok Kerja Perencanaan Pengelolaan Taman Nasional dan Badan Usaha Milik Desa yang mengakomodasi upaya
pemanfaatan taman nasional untuk peningkatan pendapatan dan lapangan kerja, dan c Aspek Pendanaan yang fleksibel dan efisien serta dikelola secara
transparan dan akuntabel melalui status Balai BesarBalai Taman Nasional sebagai Badan Layanan Umum.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Nasional
Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi. Sampai dengan tahun 2007 di Indonesia kawasan yang telah ditetapkan sebagai taman
nasional darat sejumlah 50 unit dengan luas 12 298 216 hektar dan 7 unit taman nasional laut dengan luas 4 049 541 hektar Dephut 2008.
Kawasan taman nasional termasuk ke dalam kategori II pada klasifikasi yang dikembangkan oleh
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources , yaitu
kawasan pelestarian alam yang dikelola utamanya untuk perlindungan ekosistem dan rekreasi Dudley Phillips 2006. Taman nasional didefinisikan sebagai
kawasan alami baik di darat maupun laut yang ditetapkan untuk melindungi integritas satu atau lebih ekosistem untuk generasi sekarang dan mendatang,
menghindarkan dari
ekploitasi dan
pendudukan kawasan
tersebut, dan
menyediakan landasan untuk keperluan spiritual, pendidikan, rekreasi dan peluang kunjungan yang keseluruhannya harus selaras dengan lingkungan dan budaya
IUCN 1994. Sedangkan tujuan pembangunan taman nasional meliputi:
1 melindungi kawasan alami yang memiliki nilai kepentingan pada tingkat nasional maupun internasional untuk tujuan spiritual, ilmu pengetahuan,
pendidikan, rekreasi maupun wisata, 2 mempertahankan
sealami mungkin
representasi fisiografis
kawasan, komunitas biotik, sumber daya genetik dan jenis untuk mempertahankan
stabilitas dan keragaman ekologis, 3 mengelola
pengunjung yang
menggunakan kawasan
untuk inspirasi,
pendidikan, budaya dan rekreasi pada tingkat yang dapat menjamin terpeliharanya kawasan sealami mungkin atau mendekati alami,
4 mengeliminasi dan kemudian menghindarkan kegiatan eksploitasi atau pendudukan yang bertentangan dengan tujuan penetapan kawasan,
5 memelihara atribut ekologi, geomorfologi dan keindahan yang menjamin tujuan penetapannya,