Fuzzy Analytical Hierarchy Process

77 Berdasarkan hasil penilaian dengan variabel linguistik kemudian dilakukan fuzzyfikasi dengan menggunakan Triangular Fuzzy Number TFN sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5 Bozbura et al. 2007. Tabel 5 Padanan variabel linguistik dengan triangular fuzzy number No Variabel lingustik TFN Inversi TFN 1 Just equal JE 1, 1, 1 1, 1, 1 2 Equally important EQ 12, 1, 32 23, 1, 2 3 Weakly important WI 1, 32, 2 12, 23, 1 4 Strongly more important SI 32, 2, 52 25, 12, 23 5 Very strongly more important VS 2, 52, 3 13, 25, 12 6 Absolutely more important AI 52, 3, 72 27, 13, 25 Agregasi pendapat pakar merupakan penggabungan nilai fuzzy dari pendapat para pakar. Penggabungan pendapat beberapa pakar dapat dilakukan dengan rata- rata geometrik Marimin 2005. Agregasi ini dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata geometrik dari nilai fuzzy batas bawah, tengah dan batas atas dari masing-masing pakar untuk mendapatkan nilai batas bawah, tengah dan batas atas gabungan. Penghitungan dilakukan dengan rumus: dimana: : rata-rata geometrik batas bawah nilai fuzzy : rata-rata geometrik nilai tengah : rata-rata geometrik batas atas 78 : nilai batas bawah dari hasil penilaian pakar ke-i : nilai tengah hasil penilaian pakar ke-i : nilai batas atas dari hasil penilaian pakar ke-i : jumlah pakar : pakar ke-I 1 sampai n Penghitungan nilai eigen dilakukan berdasarkan hasil agregasi dengan mengikuti langkah-langkah Chang 1996.

3.5 Pemodelan Sistem

Salah satu teknik permodelan yang dikembangkan untuk perencanaan kebijakan strategis adalah Teknik Permodelan Interpretasi Struktural Interpretative Structural Modelling – ISM. ISM merupakan salah satu metode permodelan soft system berbasis komputer yang dapat membantu kelompok untuk mengidentifikasi hubungan antara ide dan struktur tetap pada isu yang kompleks. ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa tipe struktur, termasuk struktur pengaruh, struktur prioritas, dan kategori ide. ISM menganalisis elemen- elemen sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafis dari hubungan langsung antar elemen dan tingkat hierarki. Elemen-elemen dapat merupakan tujuan kebijakan, target organisasi, maupun faktor-faktor penilaian. Sedangkan hubungan langsung dapat dalam konteks yang beragam Marimin 2005. Dalam penelitian ini, prosedur teknik pemodelan dilakukan seperti yang diuraikan Saxena et al. 1992 dan Kanungo and Bhatnagar 2002 dengan langkah Gambar 9: 1 Identifikasi elemen, yaitu setiap elemen sistem diidentifikasi dan didaftar. Identifikasi elemen dapat diperoleh melalui penelitian, diskusi curah pendapat maupun cara yang lainnya. 2 Hubungan kontekstual, yaitu menetapkan hubungan kontekstual antar elemen yang dikembangkan berdasarkan pada tujuan dari permodelan. 3 Matriks interaksi tunggal terstruktur Structural Self Interaction Matrix – SSIM dibangun berdasarkan persepsi responden terhadap hubungan elemen yang dinilai. 79 Empat simbol digunakan untuk mewakili tipe hubungan antar dua elemen yang dikaji. Simbol tersebut adalah:  V menunjukkan hubungan dari elemen E i terhadap E j , dan tidak sebaliknya  A menunjukkan hubungan dari elemen E j terhadap E i , dan tidak sebaliknya  X jika ada hubungan interrelasi antara E i dan E j , dan dapat sebaliknya  O merepresentasikan bahwa elemen E i dan E j tidak berkaitan 4 Matriks Reachability Reachability Matrix – RM dibangun dengan mengubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matriks biner. Konversi SSIM menjadi RM menggunakan aturan-aturan berikut,  Jika relasi E i terhadap E j = V dalam SSIM maka elemen E ij = 1 dan E ji = 0 dalam RM.  Jika relasi E i terhadap E j = A dalam SSIM maka elemen E ij = 0 dan E ji = 1 dalam RM.  Jika relasi E i terhadap E j = X dalam SSIM maka elemen E ij = 1 dan E ji = 1 dalam RM.  Jika relasi E i terhadap E j = O dalam SSIM maka elemen E ij = 0 dan E ji = 0 dalam RM. RM awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect reachability , yaitu jika E ij = 1 dan E jk = 1 maka E ik = 1. 5 Tingkat partisi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen dalam level- level yang berbeda dari struktur ISM. Untuk tujuan ini, dua perangkat diasosiasikan dengan tiap elemen Ei dari sistem: Reachability set Ri adalah sebuah set dari seluruh elemen yang dapat dicapai dari elemen Ei, dan Antecedent Set Ai adalah sebuah set dari seluruh elemen dimana elemen Ei dapat dicapai. Pada iterasi pertama seluruh elemen, dimana Ri = Ri ∩ Ai adalah elemen-elemen level 1. Pada iterasi-iterasi berikutnya elemen-elemen diidentifikasi seperti elemen-elemen level dalam iterasi-iterasi sebelumnya dihilangkan, dan elemen-elemen baru diseleksi untuk level-level berikutnya dengan menggunakan aturan yang sama. Selanjutnya, seluruh elemen-elemen sistem dikelompokkan ke dalam level-level yang berbeda.