Asumsi Kebijakan Rancang bangun kebijakan pengelolaan taman nasional secara berkelanjutan di era otonomi daerah

120 Tabel 17 Alternatif asumsi dasar kebijakan pengelolaan taman nasional No Alternatif Asumsi Tingkat Kepentingan Tingkat Kepastian A Pemerintah daerah dan interest group akademisi dan lainnya memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung konservasi 3 2 B Kesediaan seluruh stakeholder dalam mematuhi ketentuan hukum yang berlaku 1 -2 C Ketersediaan dana stimulan untuk pengembangan kegiatan usaha perdesaan 2 1 D Sistem informasi dan komunikasi antar stakeholder sudah dikembangkan 3 -1 E Mekanisme pelibatan masyarakat telah terbangun 3 -1 F Kesamaan persepsi terhadap peran sumber daya alam dalam pembangunan manusia 2 1 G Program pembangunan di daerah benar-benar berpihak kepada masyarakat miskin 2 1 H Adanya kesadaran masyarakat terhadap peran jasa lingkungan 2 2 I Pembangunan ekonomi memenuhi rasa keadilan 2 2 J Adanya akses untuk berpartisipasi 2 -1 K Ketersediaan dana untuk peningkatan kapasitas 2 -1 L Tersedia program peningkatan kesejahteraan 3 2 Hasil sintesa asumsi pengembangan model kebijakan pengelolaan taman nasional yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian tinggi yang terdapat pada kuadran I mencakup: 1 Pemerintah Daerah, akademisi dan LSM memiliki komitmen tinggi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sintesa A dan L 2 Pembangunan ekonomi berkeadilan dan kesepahaman serta kesadaran masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap peran penting jasa lingkungan sintesa H dan I. 121 3 Ketersediaan dana dan tenaga pendampingan serta kesamaan pandang terhadap peran sumber daya alam dalam pembangunan sintesa C, F, dan G. Sedangkan asumsi-asumsi yang memiliki tingkat kepentingan tinggi tetapi memiliki ketidak pastian pada kuadran II disintesa sebagai berikut: 1 Ketersediaan akses dan peningkatan kapasitas untuk kegiatan pengembangan kegiatan usaha perdesaan sintesa J dan K. 2 Kesiapan seluruh masyarakat dalam mematuhi ketentuan hukum yang berlaku secara konsisten B. 3 Ketersediaan sistem informasi dan mekanisme partisipasi masyarakat sintesa D dan E. Asumsi-asumsi alternatif dengan tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan pengelolaan taman nasional yang berkelanjutan. Gambar 13 Tingkat kepentingan dan kepastian asumsi 122

5.2 Struktur Sistem Pengelolaan Taman Nasional

Metode ISM digunakan untuk menganalisis keterkaitan dan ketergantungan antar elemen yang membentuk struktur model pengelolaan taman nasional dan mengidentifikasi peubah kunci serta driver power masing-masing elemen serta strukturhirarki elemen dalam model. Hasil wawancara dengan pakar dan pengisian kuesioner yang dilakukan berdasarkan teknik ISM diperoleh 7 elemen yang terdiri dari: 1 sektor kelompok masyarakat yang terkena dampak dari baik buruknya sistem pengelolaan taman nasional, 2 pelaku atau lembaga yang terlibat dan berperan dalam pengelolaan, 3 kebutuhan terhadap pengelolaan taman nasional yang berkelanjutan, 4 tujuan pengelolaan taman nasional yang berkelanjutan, 5 perubahan yang dimungkinkan untuk mencapai tujuan, 6 kendala utama dalam pengelolaan, dan 7 kegiatan yang diperlukan. Masing-masing elemen kemudian diuraikan menjadi beberapa sub elemen. Dalam penelitian ini teridentifikasi 20 kelompok masyarakat yang terkena dampak, 18 kelompok pelaku yang terlibat, 10 kebutuhan, 12 tujuan, 16 perubahan yang dimungkinkan, 12 kendala utama dan 10 kegiatan yang diperlukan, sehingga secara total dalam sistem teridentifikasi 98 sub-elemen. Berdasarkan pengolahan matriks yang telah memenuhi kaidah transitivitas maka keluaran model struktural dari masing-masing elemen akan memberikan gambaran hirarki dari masing-masing sub-elemen. Struktur sub-elemen ini tidak memberikan informasi peubah kunci, yaitu sub-elemen yang memiliki peringkat satu. Informasi elemen kunci diperoleh dari reachability matrix final. Peubah kunci dari masing-masing elemen sistem secara keseluruhan dari masing-masing elemen disajikan pada Tabel 18. Sedangkan keluaran model struktural dari masing-masing elemen ditampilkan secara rinci pada uraian selanjutnya. 123 Tabel 18 Peubah kunci sistem pengelolaan taman nasional secara berkelanjutan No Elemen Peubah Kunci 1 Sektor masyarakat yang terkena dampak 1. Petani di dalam kawasan taman nasional 2. Petani sekitar kawasan taman nasional 2 Lembaga yang terlibat dan berperan 1. Departemen Kehutanan 2. Balai BesarBalai Taman Nasional 3. Masyarakat lokal sekitar kawasan taman nasional 3 Kebutuhan Keseimbangan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan berkelanjutan 4 Tujuan 1. Melindungi ekosistem yang penting untuk kesejahteraan masyarakat 2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional 3. Menjamin terpeliharanya keberadaan dan potensi budaya 5 Kendala utama Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan taman nasional 6 Perubahan yang dimungkinkan Peningkatan akses masyarakat terhadap taman nasional untuk pemanfaatan “terbatas” 7 Kegiatan yang diperlukan 1. Peningkatan pengetahuan manfaat dan kepedulian masyarakat terhadap taman nasional 2. Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat lokal di sekitar taman nasional

5.2.1 Elemen Kelompok Masyarakat yang Terpengaruhi

Elemen kelompok masyarakat yang terkena dampak baik positif maupun negatif dari pengelolaan taman nasional perlu diidentifikasi untuk mendapatkan perhatian dari pengambil kebijakan. Hal ini dimaksudkan agar dapat dirancang intervensi-intervensi yang diperlukan untuk dapat mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif dengan harapan akan didapatkan dukungan dari kelompok masyarakat yang bersangkutan dalam pengelolaan taman nasional. Identfikasi kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak dapat diuraikan menjadi 20 kelompok seperti disajikan pada Tabel 19. Sedangkan hubungan kontekstual yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar peubah adalah