Validasi Model Rancang bangun kebijakan pengelolaan taman nasional secara berkelanjutan di era otonomi daerah
63 Sedangkan pada HST,
model digunakan sebagai abstraksi dunia nyata untuk melakukan eksperimentasi yang hasilnya digunakan sebagai dasar
pemecahan masalah. Menurut Muhammadi et al. 2001, validitas model
merupakan suatu hasil penilaian secara objektif terhadap model yang ditunjukkan sejauhmana hasil simulasi model dapat menirukan fakta. Dalam dunia nyata, fakta
adalah kejadian yang teramati. Pengamatan tersebut dapat bersifat terukur secara kuantitatif maupun kuailitatif atau informasi aktual. Sedangkan hasil simulasi
merupakan perilaku
variabel yang
diinteraksikan menggunakan
bantuan komputer. Proses melihat keserupaan ini disebut validasi output atau kinerja
model. Validasi kinerja model bersifat pelengkap karena yang utama adalah validasi struktur model. Validasi struktur model merupakan penilaian sejauhmana
keserupaan struktur model mendekati struktur dunia nyata. Struktur model yang dibangun secara holistik, lintas disiplin dan perspektif diharapkan mampu
menirukan interaksi kejadian nyata. Dengan demikian, verifikasi dan validasi model ditujukan untuk menguji keabsahan representasi tersebut agar hasil
simulasinya akurat. Keabsahan suatu hasil simulasi, menurut Sargent 1998 dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan. Setiap pendekatan memerlukan tim pengembangan
model yang melakukan verifikasi dan validasi sebagai bagian dari proses pengembangan model. Pendekatan pertama dan paling umum digunakan adalah
pendekatan subjektif. Dalam pendekatan ini, tim pengembangan model
memutuskan keabsahan model berdasarkan pada hasil berbagai pengujian dan evaluasi dalam proses pengembangan model. Pendekatan kedua adalah melalui
penggunaan pihak ketiga yang independen untuk memutuskan keabsahan suatu model. Pihak ketiga tidak memiliki ketergantungan dengan tim pengembangan
model dan pengguna. Setelah model dikembangkan, pihak ketiga melakukan
evaluasi untuk menentukan keabsahannya. Penggunaan pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menjaga kredibilitas model.
Pendekatan ketiga untuk menentukan keabsahan model dilakukan dengan penggunaan model penilaian.
Nilai atau bobot ditentukan secara subjektif pada saat melakukan proses validasi dari berbagai aspek dan kemudian dikombinasikan untuk menentukan kategori
64 nilai dan total nilai simulasi model. Suatu model dianggap valid jika kategori dan
total nilai lebih besar dari suatu nilai yang telah ditetapkan. Beragam teknik dapat digunakan dalam validasi model. Menurut Sargent
1998, secara umum terdapat 16 teknik untuk melakukan validasi model, yaitu: 1 animation, 2 comparison to other models, 3 degenerate test, 4 event
validity , 5 extreme condition test, 6 face validity, 7 fixed values, 8 historical
data validation , 9 historical methods. 10 internal validity, 11 multistage
validity , 12 operational graphic, 13 parameter variability-sensitivity analysis,
14 predictive validation, 15 traces
, dan 16 turing test
. Validasi model
konseptual yang merupakan representasi dari ide, situasi, fenomena atau kebijakan yang dimodelkan dalam bentuk persamaan matematika, hubungan logika maupun
verbal dilakukan dengan face validation. Validitas model konseptual dinilai
berdasarkan kebenaran
teori dan
asumsi yang
mendasari dan
tingkat representasinya.
3 METODOLOGI PENELITIAN