Pergantian Pertumbuhan Tanaman Ketersediaan Air

84 Gambar 11. Persentase Tumbuhan pada Areal Reklamasi Berumur Sekitar 5 Tahun Gambar 12. Persentase Tumbuhan pada Areal Non Reklamasi Berumur Sekitar 5 Tahun

4.2.2. Pergantian Pertumbuhan Tanaman

Pergantian pertumbuhan tanaman suksesi tanaman dapat dibagi atas dua bagian, yaitu pergantian pertumbuhan tanaman secara alami dan pergantian 85 pertumbuhan tanaman secara sengaja. Pergantian pertumbuhan tanaman diperlukan untuk teknik pengawetan tanah agar penggunaan tanah sesuai dengan kemampuannya. Salah satu metode pergantian pertumbuhan tanaman secara sengaja adalah dengan metode vegetatif. Metode vegetatif berguna untuk : 1 melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan, 2 melindungi tanah dari daya perusak aliran permukaan run off, dan 3 memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah meliputi : 1 penanaman dengan tumbuhan yang menutupi tanah terus-menerus, seperti penanaman tumbuhan hutan penghutananpenghijauan kembali, penanaman rumput permanen, penanaman tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah yang baik, 2 pergiliran tanaman, 3 penanaman dalam strip, 4 agroforestry, dan 5 penggunaan sisa tanaman sebagai pupuk hijau. Pergantian pertumbuhan tanaman dikelompokkan pada tiga kategori yaitu: 0 sangat lambat, apabila dalam waktu 5 tahun masih berupa tingkat semai, 1 lambat, apabila dalam waktu 5 tahun masih berupa tingkat semai, tingkat pancang dan tingkat tiang masih jarang, dan 2 cepat, apabila dalam waktu 5 tahun terdapat tingkat semai, tingkat pancang, tingkat tiang dan tingkat pohon. Berdasarkan pengamatan dan data di lokasi penelitian, wilayah pasca tambang batubara termasuk memiliki pergantian tumbuhan yang lambat. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14. Gambar 13. Tumbuhan yang Cepat Tumbuh di Lahan Reklamasi Sekitar 5 Tahun 86 Gambar 14. Tumbuhan yang Lambat Tumbuh di Lahan Non Reklamasi Sekitar 5 Tahun

4.2.3. Ketersediaan Air

Karakteristik iklim dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah iklim hutan tropika humida dengan perbedaan yang tidak begitu tegas antara musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan berkisar antara 2.000 - 4.000 mm per tahun dengan temperatur rata-rata 26º C dan perbedaan temperatur antara siang dan malam antara 5-7º C. Hasil analisis data curah hujan dari Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika bandara Temindung Samarinda seperti terlihat pada Tabel 11 menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata setiap tahunnya periode 1991 – 2006 adalah sebesar 2129.1 mm, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan tertinggi periode 1991 – 2006 terjadi pada bulan Mei yaitu 215.9 mm, bulan tersebut merupakan puncak hujan, sedangkan curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 100.2 mm. Menurut Oldeman, curah hujan bulanan dari 200 mmbulan termasuk dalam bulan basah. Jika dilihat dari data, wilayah tersebut memiliki potensi banjir yang sangat besar. Namun kondisi vegetasi yang kurang baik menyebabkan limpasan air hujan banyak, sedangkan ketersediaan air menjadi sedikit. 84 Tabel 11. Jumlah Curah Hujan Bulanan mm Periode 1991-2006 di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Curah Hujan mm Jumlah mm Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec BB BL BK 1991 152.1 159.0 237.3 122.5 319.7 113.3 18.2 47.9 28.2 80.0 281.9 193.1 1753.2 BB BB BB BB BB BB BK BK BK BL BB BB 8 1 3 1992 42.4 42.8 22.6 127.9 213.6 202.8 153.0 91.7 220.6 165.3 149.1 133.8 1565.6 BK BK BK BB BB BB BB BL BB BB BB BB 8 1 3 1993 88.9 187.5 165.7 124.5 228.4 232.4 89.2 105.8 92.0 122.4 126.5 147.5 1710.8 BL BB BB BB BB BB BL BB BL BB BB BB 9 2 1994 319.9 237.4 279.8 237.4 226.3 319.7 75.6 45.0 42.0 139.2 100.0 312.7 2335.0 BB BB BB BB BB BB BL BK BK BB BL BB 8 2 2 1995 195.3 92.9 139.6 295.5 177.7 331.8 164.8 161.0 220.0 148.1 234.0 217.3 2378.0 BB BL BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB 11 1 1996 240.0 275.5 126.1 152.1 252.7 227.9 91.6 258.7 159.0 251.1 243.8 290.7 2569.2 BB BB BB BB BB BB BL BB BB BB BB BB 11 1 1997 319.8 412.8 179.4 147.2 105.5 75.7 46.6 8.0 4.0 56.5 135.5 187.6 1678.6 BB BB BB BB BB BL BK BK BK BK BB BB 7 1 4 1998 15.3 2.5 0.0 10.5 78.2 363.1 191.8 182.2 122.3 241.2 213.8 338.0 1758.9 BK BK BK BK BL BB BB BB BB BB BB BB 7 1 4 1999 222.1 392.2 218.5 180.7 170.5 121.3 129.8 203.7 226.3 317.6 255.1 264.2 2702.0 BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB 12 0 2000 188.8 308.3 265.9 138.5 249.4 279.6 118.2 101.0 209.1 175.3 381.4 168.7 2584.2 BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB 12 0 2001 156.4 307.3 235.7 157.6 187.1 109.7 98.4 26.4 167.7 134.1 220.8 112.1 1913.3 BB BB BB BB BB BB BL BK BB BB BB BB 10 1 1 2002 156.9 128.2 284.4 190.0 130.0 180.6 76.4 32.7 73.5 140.1 101.7 181.8 1676.3 BB BB BB BB BB BB BL BK BL BB BB BB 9 2 1 2003 253.3 157.9 417.3 135.7 244.9 79.8 44.5 95.6 273.8 220.9 203.7 217.9 2345.3 BB BB BB BB BB BL BK BL BB BB BB BB 9 2 1 2004 339.7 224.3 401.6 384.8 367.6 55.4 100.1 0.0 171.7 2.1 280.9 175.5 2503.7 BB BB BB BB BB BK BB BK BB BK BB BB 9 0 3 87 85 Tabel 11 Lanjutan Tahun Curah Hujan mm Jumlah mm Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec BB BL BK 2005 200.7 38.9 225.4 336.3 1999.4 98.6 271.0 145.4 94.1 339.6 304.5 296.5 4350.4 BB BK BB BB BB BL BB BB BL BB BB BB 9 2 1 2006 227.8 206.8 214.6 206.6 306.5 184.6 24.4 97.5 107.7 69.6 190.6 110.0 1946.7 BB BB BB BB BB BB BK BL BB BL BB BB 9 2 1 Jumlah 3119.4 3174.3 3413.9 2947.8 5257.5 2976.3 1693.6 1602.6 2212.0 2603.1 3423.3 3347.4 35910.2 148.0 19.0 24.0 Rata-rata 195.0 198.4 213.4 184.2 328.6 186.0 105.9 100.2 138.3 162.7 214.0 209.2 1158.4 9.3 1.2 1.5 Max 339.7 412.8 417.3 384.8 1999.4 363.1 271.0 258.7 273.8 339.6 381.4 338.0 Sumber : Stasiun Meteologi danGeofisika Bandara Temindung Samarinda 2007 Keterangan : BB = Bulan Basah Curah Hujan 100 mm BL = Bulan Kering Curah Hujan 60 - 100 mm BK = Bulan Kering Curah Hujan 100 mm 88 89 Ketersediaan air dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: 0 tidak tersedia air, yaitu tidak terdapatnya sumber mata air 1 sedikit tersedia air, yaitu adanya mata air yang memiliki debit air yang relatif kecil atau hanya terdapat sumber air pada musim hujan, dan 2 banyak tersedia air, yaitu terdapatnya mata air yang mengeluarkan mata air secara terus menerus walaupun pada musim kemarau. Berdasarkan data ketersediaan air, wilayah penelitian termasuk dalam kategori memiliki sedikit air.

4.2.4. Banjir dan Erosi