Disain Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara

196 dianggap sebagai sisa hasil keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk-bentuk tertentu sebagai wujud coorporate social responsibility .

5.6. Disain Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara

Analisis kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukan dengan pendekatan integrasi analisis restropektif dengan analisis prospektif. Analisis kebijakan restropektif dilakukan terhadap hasil pelaksanaan reklamasi dan pemenuhan aspek ekonomi dan sosial di masa lalu yakni dilakukan sepihak tanpa melalui pelibatan publik, dan dalam pelaksanaannya “kurang pengawasan” dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Analisis prospektif dilakukan untuk memberikan masukan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan saat ini tentang kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara. Penilaian keberlanjutan dari sistem pengelolaan kawasan saat ini yang merupakan hasil pelaksanaan kebijakan di masa lalu, dilakukan dengan cara menghitung Indeks Keberlanjutan Kawasan Pasca Tambang Batubara melalui Appraisal Post Coal Mining Sustainable APCMS dengan menggunakan metode multidimensional scalling MDS. Indikator yang digunakan mencakup tiga dimensi yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Ketiga dimensi tersebut secara simultan akan mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Masing-masing dimensi tersebut memiliki atribut dan kriteria tersendiri yang mencerminkan pengaruh terhadap keberlanjutan masing-masing dimensi. Atribut serta kriteria yang digunakan ditentukan berdasarkan hasil kajian pustaka dan pendapat pakar dan pengisian kondisi kawasan pada setiap atribut dilakukan oleh stakeholder. Hasil analisis MDS adalah status keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara untuk setiap dimensi dan faktor-faktor pengungkit keberlanjutan pengelolaan kawasan. Faktor-faktor pengungkit ini kemudian dianalisis untuk menentukan faktor kunci keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara menggunakan metode analisis prospektif. Faktor kunci 197 hasil analisis prospektif ini akan memberikan pengaruh yang tinggi terhadap pencapaian tujuan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Dalam kerangka pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, kebutuhan yang didasarkan atas preferensi stakeholder dalam pengelolaan kawasan di masa mendatang perlu diperhatikan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Analisis prospektif menggunakan metode yang merumuskan faktor-faktor pemenuhan kebutuhan stakeholder serta faktor dominan atau faktor kunci yang akan memberikan pengaruh besar terhadap pencapaian tujuan sistem pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Penggabungan antara faktor kunci keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dengan faktor kunci pemenuhan kebutuhan stakeholder merupakan gambaran faktor kunci pengelolaan kawasan berdasarkan kondisi masa lalu dan kebutuhan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa depan. Untuk menemukan faktor kunci utama pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dalam rangka menentukan skenario pengelolaan kawasan dilakukan dengan analisis prospektif. Skenario ini merupakan gambaran alternatif kondisi masa depan dari setiap faktor kunci utama. Penyusunan skenario pengelolaan kawasan pasca tambang batubara melibatkan semua pihak terutama stakeholder utama dan pakar. Selanjutnya melakukan pembobotan terhadap setiap skenario sehingga diperoleh urutan prioritas skenario. Skenario optimal yang dihasilkan merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh sistem pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. skenario terpilih kemudian disimulasikan untuk menilai prospek keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa mendatang dengan kembali menggunakan analisis MDS. Hasil simulasi ini memberikan informasi bahwa faktor kunci yang diperoleh dapat memberikan kondisi keberlanjutan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara yang lebih baik. Intervensi yang dapat memberikan kinerja paling optimal dalam mencapai tujuan sistem merupakan rekomendasi arahan kebijakan yang dapat disarankan untuk diadopsi oleh semua pihak yang berkepentingan dalam sistem untuk diimplementasikan dengan memperhatikan kemampuan sumberdaya yang 198 dimiliki oleh sistem tersebut. Hasil ini merupakan masukan untuk pelaksanaan kebijakan yang saat ini telah ditetapkan yakni Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara. Secara skematis, disain kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dapat dilihat pada Gambar 30. Gambar 30. Disain Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Ekologi Ekonomi Sosial Status Kebelanjutan Prospektif Faktor Pengungkit Keberlanjutan Prospektif Faktor Pemenuhan Kebutuhan Stakeholder Faktor Kunci Utama 1. Erosi 2. Banjir 3. Pengelolaan SDA secara optimal 4. Peningkatan pendapatan masyarakat 5. Pemberdayaan masyarakat 6. Aktifitas perekonomian pasca tambang batubara Skenario Pengelolaan Saat Ini Moderat- optimistik Arahan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan