173 kuadran kanan atas mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap variabel lain
namun mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap variabel lainnya. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit pengelolaan kawasan pasca
tambang batubara dapat dilihat pada Gambar 25.
5.3. Permasalahan dan Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan
Pasca Tambang Batubara
Permasalahan kebijakan pengelolaan kawasan tambang batubara adalah: 1 kebijakan yang ditetapkan bersifat nasional sehingga kurang sesuai dengan
karakteristik spesifik wilayah pasca tambang batubara, karena kebijakan yang diterapkan topdown kurang memperhatikan aspirasi di wilayah yang menjadi
sasaran pembangunan tercermin dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan pokok pertambangan dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1969 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 tahun 1967, dimana kewenangan menteri lebih
dominan mengatur perizinan juga dalam pelaksanaan pertambangan; 2 tidak terjadi keterpaduan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara sejak tahap
perencanaan pengajuan ijin pertambangan batubara, pelaksanaan aturan yang ada terutama pelaksanaan reklamasi dan evaluasi dari setiap berakhirnya
penambangan, terutama lemah di fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup UUPLH yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kepmentamben Nomor 1211.K008M.PE1995 tentang pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan pada kegiatan usaha
pertambangan umum juga dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 146Kpts. II1994 tentang pedoman reklamasi bekas tambang dalam kawasan hutan; 3
tidak melibatkan masyarakat dan pengusaha dalam penyusunan aturan secara substansi akan beberapa faktor penting yang semestinya diketahui bersama
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Bab XI Pasal 70 tentang Peran Masyarakat sehingga rentan terhadap kesimpangsiuran intepretasi dari kebijakan
yang dikeluarkan. Mereka hanya dilibatkan secara prosedur sehingga
174 menimbulkan masalah pada saat implementasi dalam setiap undang-undang yang
terlibat memutuskan tertulis hanya dari unsur birokrasi yaitu propinsi, dan kabupaten.
Hasil wawancara dengan stakeholder diketahui bahwa dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa mendatang faktor-faktor penting yang
perlu diperhatikan pada perumusan kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah: 1 isi dari kebijakan
pasca tambang batubara yang dikeluarkan pemerintah tetap ditetapkan secara nasional namun melalui pemahaman kebutuhan spesifik wilayah yang diwakili
suara wilayah masing-masing sehingga benar merupakan aspirasi stakeholder Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara Bab IV Pasal 6, 7 dan b mengenai kewenangan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara mengarah pastisipatif tetapi petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis masih ditunggu; 2 ada keterpaduan program pengelolaan kawasan pasca tambang batubara; 3 melibatkan stakeholder secara
substansi tidak hanya sebatas prosedur yang mau tidak mau mesti dilaksanakan. Interpretasi yang sama akan menghasilkan persepsi yang sama tentang kebijakan,
sehingga lebih memudahkan dalam implementasi. Penentuan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca tambang batubara,
Kabupaten Kutai Kartanegara juga memperhatikan dan mengidentifikasi kebutuhan stakeholder terhadap kondisi masa depan yang diinginkan dengan
mengetahui permasalahannya saat ini. Dari hasil wawancara, diketahui permasalahan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai
Kartanegara adalah: 1.
Ketersediaan air yang tidak stabil. 2.
Kondisi lingkungan yang rawan banjir pada musim hujan dan kekeringan saat kemarau.
3. Status penguasaan lahan sering menimbulkan konflik.
4. PAD relatif sedikit sampai ke masyarakat di lokasi pasca tambang batubara.
5. Regulasi kontrak kerja dengan masyarakat sepihak ditentukan pengusaha
kontrak kerja pendek-pendek.
175 6.
Penyerapan tenaga kerja rendah sehingga pasca tambang batubara pengangguran bertambah.
7. Upah buruh belum memadai dan mereka menjadi miskin pasca tambang
batubara. 8.
Hampir semua instalasi jaringan jalan menjadi rusak. 9.
Laju pertambahan penduduk tidak stabil migrasi penduduk, sering berujung konflik.
10. Akses masyarakat terhadap lembaga keuangan rendah.
11. Tata ruang kawasan reklamasi penataan ruang wilayah pengaturannya belum
optimal. Selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan masing-masing stakeholder
di masa mendatang. Stakeholder dikelompokkan kedalam empat golongan yaitu: pemerintah pusat dan daerah, pengusahainvestor, masyarakat disekitar kawasan,
dan LSM. Hasil identifikasi kebutuhan stakeholder dapat dilihat pada Tabel 42. Berdasarkan permasalahan pengelolaan kawasan pasca tambang
batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara dan kebutuhan stakeholder di masa mendatang maka melalui FGD dapat diformulasikan faktor-faktor pemenuhan
kebutuhan stakeholder yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara secara berkelanjutan. Terdapat 25 faktor yang diidentifikasi
yaitu: 1 pertumbuhan ekonomi wilayahkawasan, 2 peningkatan pendapatan masyarakat, 3 peningkatan pendapatan asli daerah, 4 pembangunan wilayah,
5 kemitraan, 6 keamanan yang kondusif, 7 peningkatan devisa negara, 8 pengelolaan sumberdaya alam secara optimal, 9 perluasan lapangan kerja, 10
pengembalian modal yang cepat, 11 kemudahan administratif, 12 jaminan kelancaran usaha, 13 keamanan investasi, 14 regulasi yang jelas, 15
keuntungan yang layak, 16 ketersediaan bahan baku, 17 iklim usaha, 18 pelayanan ekonomi dan sosial, 19 sarana dan prasarana kawasan, 20
lingkungan pemukiman yang nyaman, 21 tidak terjadi konflik, 22 akses terhadap lembaga keuangan, 23 transparansi informasi, 24 pemberdayaan
masyarakat, dan 25 kesinambungan pengembangan usaha. Faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca
176 tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan formulasi
permasalahan dan kebutuhan stakeholder. Tabel 42. Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang
Batubara Berkelanjutan
No. Pelaku Kebutuhan
1. Pemerintah Pusat dan
Daerah 1.
Pertumbuhan ekonomi wilayahkawasan 2.
Peningkatan pendapatan masyarakat 3.
Peningkatan pendapatan asli daerah 4.
Pembangunan wilayah 5.
Kemitraan 6.
Keamanan yang kondusif 7.
Peningkatan devisa negara 8.
Pengelolaan sumberdaya alam secara optimal 9.
Perluasan lapangan kerja 2. Pengusaha
Investor 1.
Pengembalian modal yang cepat 2.
Kemudahan administratif birokrasi 3.
Kesinambungan pengembangan usaha 4.
Keamanan investasi 5.
Regulasi yang jelas 6.
Keuntungan yang layak 7.
Kemitraan 8.
Ketersediaan bahan baku 9.
Iklim usaha yang sehat 3. Masyarakatsekitar
kawasan 1.
Perluasan lapangan kerja 2.
Peningkatan pendapatan 3.
Pelayanan ekonomi dan sosial 4.
Sarana dan prasarana kawasan pasca tambang batubara serta kemudahan aksesibilitas
5. Lingkungan pemukiman yang aman dan nyaman
6. Tidak terjadi konflik
7. Akses terhadap lembaga keuangan
4. LSM 1.
Kelestarian lingkungan 2.
Transparansi informasi 3.
Pemberdayaan masyarakat
Sumber : Hasil Analisis 2009
Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat 13 faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara
berkelanjutan, Kabupaten Kutai Kartanegara di masa mendatang yaitu: 1 perluasan lapangan kerja, 2 peningkatan pendapatan masyarakat, 3
pemberdayaan masyarakat, 4 pelayanan ekonomi dan sosial, 5 keamanan yang kondusif, 6 pertumbuhan ekonomi wilayahkawasan, 7 pembangunan wilayah
8 iklim usaha yang sehat, 9 pengelolaan sumberdaya alam SDA secara optimal, 10 sarana dan prasarana kawasan pasca tambang batubara, 11
177
Pengaruh dan Ketergantungan antar faktor kebutuhan stakeholder dalam pengelolaan kaw asan pasca tam bang batubara
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00
0.50 1.00
1.50 2.00
2.50 3.00
3.50 4.00
Ketergantungan P
e nga
ruh
Perluasan lap. kerja Peningkat an pend. masy
Pemberdayaan masyarakat Keamanan yang kondusif
Pelayanan Ekonomi Soaial Pert umbh. Ek.WilKawasan
Pengelolaan SDA yg optimal Pemb. Wilayah
Peningkatan PAD Iklim usaha yg kondusif
Sarana Prasarana, aksesibilitas Kesinambungan pengembangan usaha
Kemudahan administrasi
Peningkatan Kesejahteraan M asy Liingkungan Pemukiman yg aman nyaman
Kelestarian Liingkungan Regulasi yg jelas
Keamanan kegiat an usaha Peningkat an devisa negara
Transparansi Informasi Ket ersediaan bahan baku
Pengembalian modal yg cepat Pengembalian kredit lancar
Jaminan kelancaran usaha Tidak terjadi konflik
Kemit raan Keamanan investasi
Akses t erhadap lembaga keuangan Keunt ungan yg layak
kesinambungan pengembangan usaha, 12 peningkatan PAD, dan 13 kemudahan administrasi. Hasil analisis Pengaruh dan ketergantungan antar faktor
pengungkit pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berdasarkan kebutuhan stakeholder
dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolan Kawasan Pasca Tambang Batubara Berkelanjutan
Penentuan skenario pengelolaan kawasan pasca tambang batubara didasarkan pada faktor kunci keberlanjutan pengelolaannya. Faktor kunci ini
diperoleh dari hasil analisis MDS yang menggambarkan kondisi saat ini dan hasil analisis kebutuhan stakeholder yang merupakan gambaran kondisi yang
diinginkan stakeholder pada kawasan pasca tambang batubara di masa mendatang. Faktor kunci pengembangan kawasan pasca tambang batubara,
Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan hasil analisis keberlanjutan kawasan
178 dan faktor kunci berdasarkan kebutuhan stakeholder digabungkan sebagai faktor
kunci keberhasilan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa depan, menghasilkan 18 faktor kunci. Faktor kunci keberlanjutan kawasan pasca tambang
batubara ada lima dan faktor kunci berdasarkan kebutuhan stakeholder ada 13. Gabungan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten
Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Gabungan Faktor Kunci Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang
Batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara
Faktor kunci Keberlanjutan Kawasan
Kebutuhan Stakeholder Gabungan
1. Aktivitas
perekonomian pasca tambang batubara
2. Erosi
3. Banjir
4. Sarana perekonomian
5. Sarana dan prasarana
transportasi 1.
Perluasan lapangan kerja 2.
Peningkatan pendapatan masyarakat
3. Pemberdayaan
masyarakat 4.
Pelayanan ekonomi dan sosial
5. Keamanan yang kondusif
6. Pertumbuhan ekonomi
wilayahkawasan 7.
Pembangunan wilayah 8.
Iklim usaha yang sehat 9.
Pengelolaan SDA secara optimal
10. Sarana dan prasarana
kawasan pasca tambang 11.
Kesinambungan pengembangan usaha
12. Peningkatan PAD
13. Kemudahan administrasi
1. Erosi
2. Banjir
3. Aktivitas perekonomian
pasca tambang batubara 4.
Sarana perekonomian 5.
Sarana dan prasarana transportasi
6. Perluasan lapangan
kerja 7.
Peningkatan pendapatan
8. Pemberdayaan
masyarakat 9.
Pelayanan ekonomi dan sosial
10. Keamanan yang
kondusif 11.
Pertumbuhan ekonomi wilayahkawasan
12. Pembangunan wilayah
13. Iklim usaha yang sehat
14. Pengelolaan SDA
secara optimal 15.
Sarana dan prasarana kawasan
16. Kesinambungan
pengembangan usaha 17.
Peningkatan PAD 18.
Kemudahan administrasi
Gabungan faktor kunci tersebut dianalisis untuk menentukan faktor yang paling pentingutama dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dimasa
depan dengan menggunakan analisis prospektif melibatkan stakeholder dan pakar.
179
Pengaruh dan Ketergantungan antar faktor gabungan dalam pengelolaan kaw asan pasca tam bang batubara
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
Ketergantungan P
e ng
a ruh
Akt ivitas perekonomian pasca t ambang bat ubara
Erosi Banjir
Pengelolaan SDA secara optimal Peningkatan pendapatan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
Sarana dan Prasarana pasca tambang Peningkatan PAD
Kemudahan Administrasi Pelayanan Ekonomi Sosial
Sarana Perekonomian Pelrluasan lap.kerja
Kesinambungan pengemb.usaha Keamanan yang kondusif
Iklim Usaha yg sehat Pertumbuh. Ekonomi Wilayah
Pembangunan wilayah Sarana dan prasarana Transport asi
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Faktor penting utama ini digunakan sebagai faktor kunci utama dalam menyusun skenario pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Hasil analisis diperoleh
enam faktor kunci utama yaitu: 1 erosi, 2 banjir, 3 pengelolaan sumberdaya alam secara optimal, 4 peningkatan pendapatan masyarakat, 5 pemberdayaan
masyarakat, dan 6 Aktivitas perekonomian pasca tambang batubara. Hasil analisis pengaruh dan ketergantungan antar faktor gabungan dalam pengelolaan
kawasan pasca tambang batubara dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor Gabungan dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Berkelanjutan
5.4. Skenario Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara