77 menilai kualitas hasil analisis tersebut. Pertama disebut nilai “stress” dan kedua
adalah koefisien determinasi, biasanya ditulis dengan lambang huruf R
2
, keduanya dinilai untuk setiap dimensi dan multidimensi. Makin kecil nilai “stress” tidak
melebihi angka 25, dan makin besar nilai koefisien determinasi R
2
yang mendekati nilai satu 1 dikatakan analisis dengan metode MDS adalah kualitas
bagus Fisheries.com 1999.
3.6.3. Analisis Kebutuhan
Pembangunan desain kebijakan dan strategi pengelolaan pasca tambang batubara dilakukan dengan melibatkan stakeholder terkait. Salah satu tahapan
yang dilakukan adalah dengan analisis kebutuhan stakeholder. Analisis kebutuhan need analysis bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang
terlibat dalam pengelolaan pertambangan batubara. Pelaku tersebut meliputi : pemerintah pusat dan pemerintah daerah, swastaperusahaaninvestor, masyarakat
sekitar kawasan tambang, dan LSM. Mengidenfikasi kebutuhan stakeholder dimulai dari mengetahui permasalahan pengelolaan kawasan pasca tambang
batubara saat ini melalui wawancara.
3.6.4. Analisis Prospektif
Analisisi prospektif digunakan untuk merumuskan kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Analisis
prospektif merupakan suatu upaya untuk mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang sesuai dengan kebutuhan dari pada stakeholder yang terlibat.
Hasil analisis prospektif adalah faktor-faktor kunci yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan
di Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah disepakati bersama stakeholder di masa mendatang. Penentuan faktor kunci dan tujuan pengembangan tersebut
penting dan sepenuhnya merupakan pendapat pihak yang berkompeten sebagai pelaku dan ahli dalam bidang pengelolaan kawasan pasca tambang batubara
berkelanjutan, yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara langsung di wilayah studi.
78 Tahapan dalam melakukan analisis prospektif adalah:
1. Menentukan faktor kunci untuk masa depan dari sistem yang dikaji. Pada
tahap ini dilakukan identifikasi seluruh faktor penting, menganalisis pengaruh dan ketergantungan seluruh faktor dengan melihat pengaruh timbal balik
dengan menggunakan matriks, dan menggambarkan pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor ke dalam 4 kuadran utama, dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Tingkat Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor dalam Sistem
Pengaruh langsung antar faktor dalam sistem yang dilakukan pada tahap pertama analisis prospektif dengan menggunakan matriks pengaruh langsung
antar faktor. Skor pengisian adalah: skor 0 apabila tidak ada pengaruh, skor 1 apabila pengaruhnya kecil, skor 2 apabila pengaruhnya sedang dan skor 3
apabila pengaruhnya sangat kuat, dapat dilihat pada Tabel 9. 2.
Menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama. 3.
Mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi bagaimana elemen kunci dapat berubah
dengan menentukan keadaan state pada setiap faktor. 4.
Menentukan keadaan state suatu faktor. Ketentuan-ketentuan yang harus diikuti pada tahap ini adalah: a keadaan harus memiliki peluang sangat besar
untuk terjadi di masa yang akan datang, b keadaan bukan merupakan suatu tingkatan atau ukuran suatu faktor tetapi merupakan deskripsi tentang situasi
P enga
ru h
Ketergantungan
Faktor Penentu INPUT
Faktor Penghubung STAKES
Faktor Bebas UNUSED
Faktor Terikat OUTPUT
79 dari sebuah faktor, c setiap keadaan harus diidentifikasikan dengan jelas, d
bila keadaan dalam suatu faktor lebih dari satu maka keadaan-keadaan tersebut harus dibuat secara kontras, dan e mengidentifikasi keadaan yang
peluangnya sangat kecil untuk terjadi atau berjalan bersamaan mutual compatible
. Tabel 9. Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam Pengelolaan Kawasan Pasca
Tambang Batubara Berkelanjutan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dari Terhadap
A B C D E F G H I A
B C
D E
F G
H I
Keterangan : A – I = Faktor-faktor dalam sistem yang dikaji
5. Membangun skenario yang mungkin terjadi. Langkah-langkah dalam
membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor yang mungkin terjadi adalah: a skenario yang memiliki peluang besar untuk terjadi di masa datang
disusun terlebih dahulu, b skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor, oleh sebab itu sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk
setiap faktor hanya memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang mutual incompatible, c setiap skenario mulai dari alternatif
paling optimis sampai alternatif paling pesimis diberi nama, dan d memilih skenario yang paling mungkin terjadi.
6. Implikasi skenario merupakan kegiatan terakhir dalam analisis prospektif yang
meliputi: a skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas kontribusinya terhadap tujuan studi, b skenario tersebut didiskusikan
implikasinya, dan c menyusun rekomendasi kebijakan dari implikasi yang sudah disusun Hardjomidjojo, 2004.
80 Pembahasan tentang strategi implementasi skenario pengelolaan kawasan
pasca tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukan dengan melibatkan semua stakehoder utama secara partisipatif. Metode pembahasan yang
digunakan adalah Focus Group Discussion FGD yang dilakukan di Tenggarong, juga dilakukan metode wawancara dan kuesioner. Wakil stakeholder dipilih
secara sengaja. Dasar pertimbangan dalam menentukan atau memilih pakar untuk dijadikan responden adalah: 1 mempunyai pengalaman yang memadai sesuai
bidangnya, 2 mempunyai reputasi, kedudukanjabatan dan konsisten pada bidang keahliannya, dan 3 kesediaan untuk menjadi responden.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pada Tabel 8 terlihat kebutuhan- kebutuhan yang sejalan sinergis maupun yang kontradiktif. Sebagai contoh
dapat dilihat pada kebutuhan semua stakeholder untuk meningkatkan pendapatan. Secara umum, kebutuhan yang saling kontradiktif dapat dikenali dalam dua hal
yaitu kelangkaan sumberdaya lack of resources dan konflik kepentingan conflict of interest
. Rincian dari kebutuhan aktor yang saling bertentangan memerlukan solusi penyelesaian.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN