105 Berdasarkan hasil wawancara hampir seluruh warga masyarakat 96
memberikan berbagai persepsi negatif yang memiliki tendensi bahwa keberadaan tambang batubara tidak memiliki manfaat bagi masyarakat. Masyarakat
menyatakan bahwa dengan keberadaan tambang lingkungan menjadi rusak, kegiatan AMDAL tidak berjalan. Bahkan terdapat petani yang mengungkapkan
bahwa dari hasil produksi panen padi sawah menurun drastis, dari empat ton menjadi satu ton sehingga berpengaruh terhadap pendapatan. Cekungan lahan
yang terjadi akibat pertambangan tidak bisa dimanfaatkan sebagai kolam perikanan, bahkan membahayakan bagi warga. Selain itu gersangnya lingkungan
dan kerawanan banjir menjadi permasalahan. Terhadap kesehatan lingkungan, masyarakat mengemukakan bahwa
keberadaan tambang batubara memberikan dampak bagi kesehatan. Polusi akibat dari aktivitas pertambangan berdampak bagi meningkatnya penyakit yang terkait
dengan pernafasan.
4.4.3. Tatanan adat dan kebiasaan masyarakat
Setiap masyarakat adat atau kebiasaan merupakan pola-pola prilaku bagi anggota-anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Suatu
perubahan akan timbul apabila pola-pola prilaku tersebut tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan pokok Sujono, 1982. Perubahan sosial dan kebudayaan
merupakan suatu proses perubahan dalam masyarakat yang pada umumnya dapat terjadi melalui saluran perubahan sosial yaitu kelembagaan masyarakat dalam
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama dan lainnya. Perubahan tatanan adat dan kebiasaan masyarakat terkait dengan kondisi
masyarakat pasca tambang batubara dalam kajian ini dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: 0 adat dan kebiasaan masyarakat pasca tambang mengalami
perubahan yang besar akibat adanya kegiatan penambangan batubara, 1 adat dan kebiasaan masyarakat pasca tambang hanya mengalami sedikit perubahan akibat
adanya kegiatan penambangan batubara, dan 2 adat dan kebiasaan masyarakat pasca tambang tidak mengalami perubahan akibat adanya kegiatan penambangan
batubara.
106 Berdasarkan pada informasi yang diperoleh, kebiasaan masyarakat pasca
tambang batubara dibandingkan dengan sebelum tambang batubara dirasakan hanya memiliki sedikit perubahan. Hal ini dikemukakan oleh 90 masyarakat
pada saat wawancara. Masyarakat menyatakan bahwa kegiatan pertambangan memberikan dampak negatif terhadap kesibukan masyarakat sehingga gotong
royong dan kegiatan sosial kemasyarakatan menjadi berkurang.
4.4.4. Angka beban tanggungan keluarga Rasio Ketergantungan Dependency Ratio adalah perbandingan antara
penduduk usia non produktif jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas dibandingkan dengan penduduk usia produktif
jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting dan dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu wilayah. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Penduduk usia non produktif di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2004 berjumlah 178.565 orang, dan penduduk produktif sejumlah 325.144
orang. Dari komposisi per kelompok usia maka didapat angka beban tanggungan dependency ratio pada tahun 2004 sebesar 54,92. Hal ini berarti setiap 100
orang usia produktif menanggung beban sekitar 55 orang usia tidak produktif. Berdasarkan data proyeksi BPS untuk tahun 2008 diperoleh tingkat dependency
ratio yang semakin meningkat yaitu sekitar 59 orang. Rasio ketergantungan
penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Dependency Ratio Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Penduduk Usia
Non Produktif Penduduk Usia Produktif
Dependency ratio
2004 178.565 325.144
54,92 2008 207.545
354.252 58,59
Sumber : Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka Tahun 2004 dan 2009, BPS
107 Angka beban tanggungan keluarga dikelompokkan dalam tiga kategori
yaitu: 0 65 = tinggi, 1 25 – 65 = sedang, dan 2 25 = rendah. Angka beban tanggungan keluarga di Kabupaten kutai Kartanegara dapat tergolong tinggi.
4.4.5. Rasio relatif jenis kelamin