Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam

51 diasumsikan terjadi ketika operator peracikan tidak menimbang bahan baku tersebut atau ketika bahan baku tersebut tidak dimasukkan ke dalam mixer. Sebaliknya, produk dengan kelebihan bahan baku pendukung atribut terjadi ketika operator peracikan menimbang dua kali bahan bahan baku tersebut.

b. Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam

Bahan baku pendukung atribut kunci bumbu pelezat serbaguna rasa ayam terdiri atas AS asin, AG gurih, AS spicy-AS, AK spicy- AK, AM meaty, dan AP warna larutan. Perlakuan penambahan bahan baku divariasikan mulai dari konsentrasi terkecil hingga yang terbesar Tabel 1 dengan tetap memasukkan sampel dengan konsentrasi bahan baku pendukung atribut sesuai formula normal sebagai salah satu bentuk perlakuannya. Lampiran 5 dan Gambar 10 menunjukkan bahwa hanya sampel- sampel untuk perlakuan atribut warna larutan bumbu pelezat serbaguna rasa ayam yang memiliki korelasi positif dan model regresi yang signifikan antara konsentrasi bahan baku pendukung atributnya dengan intensitas atributnya, yakni warna larutan. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika konsentrasi bahan baku AP meningkat, maka intensitas warna yang diterima oleh panelis juga akan meningkat. Akan tetapi, sampel- sampel yang disiapkan untuk perlakuan atribut lainnya menunjukkan hal yang sebaliknya. Konsentrasi bahan baku pendukung atribut yang ditambahkan pada sampel-sampel untuk perlakuan atribut asin, gurih, spicy, dan meaty tidak memiliki korelasi sama sekali dengan intensitas atribut yang dihasilkannya Lampiran 5, Gambar 5-Gambar 9. Model regresi masing- masing kelompok sampel ini pun tidak signifikan pada taraf 5 dan tidak dapat digunakan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang erat antara variasi konsentrasi yang diberikan terhadap bahan baku AA, AG, AS, AK, dan AM Tabel 1 dalam membentuk 52 intensitas atribut asin, gurih, spicy dan meaty pada bumbu pelezat serbaguna rasa ayam. Hasil analisa ragam Lampiran 6-Lampiran 11 menunjukkan bahwa semua sampel dari masing-masing kelompok atribut dapat dibedakan secara signifikan pada taraf 5, kecuali sampel-sampel untuk atribut spicy-AK. Sampel-sampel untuk atribut AK tidak dapat dibedakan secara signifikan pada taraf 5 Lampiran 9. Tabel 6 menunjukkan bahwa sampel-sampel untuk atribut asin hanya dapat dibedakan menjadi empat kelompok. Namun, sampel untuk perlakuan D tidak dapat dibedakan secara signifikan dengan sampel perlakuan A dan B. y = 0.069x + 0.017 R 2 = 0.505 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 4 5 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AA Int e ns it a s A tr ibut A s in Gambar 5. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AA terhadap Intensitas Atribut Asin Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam y = -0.063x + 4.750 R 2 = 0.036 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 4 5 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AG Int e ns it a s A tr ibut G u ri h Gambar 6. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AG terhadap Intensitas Atribut Gurih Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam 53 y = -17.167x + 2.942 R 2 = 0.836 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AS Int e ns it a s A tri but S pi c y -A S Gambar 7. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AS terhadap Intensitas Atribut Spicy AS Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam y = 0.037x + 2.133 R 2 = 0.558 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AK In te ns it a s A tr ibut S pi c y -A K Gambar 8. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AK terhadap Intensitas Atribut Spicy AK Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam y = 0.629x + 3.313 R 2 = 0.450 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 4 5 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AM In ten si tas A tr ib u t M eat y Gambar 9. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AM terhadap Intensitas Atribut Meaty Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam 54 y = 307.059x + 1.394 R 2 = 0.975 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 2 3 4 5 Perlakuan Konsentrasi Bahan Baku AP In te nsi ta s A tr ibut Wa rn a L a ru ta n Gambar 10. Hubungan antara Konsentrasi Bahan Baku AP terhadap Intensitas Atribut Warna Larutan Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam Tabel 6 menunjukkan bahwa sampel-sampel untuk atribut gurih hanya dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Begitu pula halnya dengan sampel-sampel untuk atribut spicy-AS dan meaty. Hanya sampel- sampel untuk atribut warna larutan yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya secara signifikan pada taraf 5. Tabel 6. Hasil Uji Duncan terhadap Intensitas Atribut Sampel Produk Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam Atribut Spicy Spicy Warna Perlakuan Asin Gurih AS AK Meaty larutan A 3,63 a 3,90 a 2,81 b 2,05 a 4,61 a 1.25 a B 4,41 b 4,43 b 2,69 b 2,42 a 4,51 a 2.91 b C 5,02 c 4,48 b 1,78 a 2,29 a 5,49 b 3.12 c D 4,02 ab 4,48 a 5,45 b 4.01 d E 5,56 d 3,64 b 4,80 a 4.89 e Jenis perlakuan dibedakan berdasarkan urutan konsentrasi bahan baku pendukung atribut dari yang terendah hingga tertinggi Nilai dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak dapat dibedakan secara nyata pada taraf 5 Dengan demikian, sampel-sampel untuk atribut asin, gurih, spicy- AS, spicy-AK, dan meaty diputuskan belum dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan batasan penerimaan mutu produk. Hasil uji korelasi, analisa ragam terhadap model regresi, analisa ragam dan uji Duncan terhadap lima kelompok sampel belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, formulasi ulang perlu dilakukan 55 untuk membuat sampel-sampel yang dapat digunakan dalam penentuan batasan penerimaan mutu atribut asin, gurih, spicy dan meaty bumbu pelezat serbaguna rasa ayam. Sampel-sampel untuk atribut warna larutan memenuhi semua persyaratan yang dikehendaki. Sampel-sampel ini dinilai sudah dapat mewakili kondisi mutu yang berbeda yang mungkin terjadi pada produk. Oleh karena itu, sampel-sampel ini akan digunakan sebagai bahan dalam menentukan batasan penerimaan mutu atribut warna larutan. Uji korelasi antara intensitas atribut warna larutan hasil uji rating dengan tingkat penerimaan panelis hasil uji hedonik terhadap sampel- sampel untuk atribut warna larutan bumbu pelezat serbaguna rasa ayam menunjukkan bahwa kedua variabel ini berkorelasi pada taraf 5 Lampiran 18. Hasil ini menunjukkan bahwa intensitas atribut warna larutan mempengaruhi tingkat penerimaan panelis terhadap bumbu pelezat serbaguna rasa ayam. Dengan demikian, dapat dibuat suatu grafik hubungan antara intensitas atribut warna larutan dengan tingkat penerimaan panelis Gambar 11. 2.28 3.73 4.48 5.05 4.62 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Intensitas Atribut Warna Larutan Ti ngk a t P e ne ri m a a n P a ne li s Gambar 11. Hubungan antara Intensitas Atribut Warna Larutan dengan Tingkat Penerimaan Panelis terhadap Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Ayam 56 Penentuan batasan penerimaan mutu bumbu pelezat serbaguna berdasarkan atribut warna larutan dilakukan dengan menghubungkan intensitas atribut sampel dengan tingkat penerimaannya oleh panelis serta menyesuaikannya dengan skor uji organoleptik yang telah digunakan selama ini Tabel 3. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi bersama antara Divisi Produksi, Divisi Quality dan Divisi Development. Selain itu, penentuan batasan penerimaan mutu juga didasarkan pada intensitas atribut warna larutan seperti yang tercantum pada profil atribut sensorinya. Pada profil atribut sensori bumbu pelezat serbaguna rasa ayam, intensitas atribut warna larutan bernilai 3. Nilai ini dijadikan intensitas standar warna larutan. Jika intensitas ini diberi skor yang biasa digunakan dalam uji organoleptik di pabrik SCCC Tabel 3, maka produk dengan intensitas tersebut akan diberi skor 7. Penentuan batasan penerimaan mutu dilakukan dengan memutuskan bahwa sampel produk yang memperoleh tingkat penerimaan panelis antara 4 netral hingga 7 amat sangat suka, dapat diterima oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. Sampel produk yang memperoleh nilai intensitas atribut sekitar 3 3,12 memperoleh nilai tingkat penerimaan sebesar 4,48 yang berarti produk masih disukai panelis. Sesuai penjelasan sebelumnya, sampel dengan karakter seperti ini akan diberi skor organoleptik 7. Dengan mengacu pada Gambar 11, sampel-sampel yang dinyatakan masih dapat diterima adalah sampel dengan nilai intensitas atribut 3,12 hingga 4,89. Sampel dengan intensitas atribut 4,01 memiliki warna larutan yang lebih tua dari warna larutan standar, tetapi tingkat penerimaan yang diterimanya paling tinggi 5,05. Jika disesuaikan dengan skor yang digunakan dalam uji organoleptik di pabrik SCCC Tabel 3, produk seperti ini akan memperoleh skor 8. Warna produk seperti ini lebih disukai oleh para panelis daripada warna produk standar. Dengan hubungan korelasi yang positif antara intensitas warna larutan dengan tingkat penerimaan panelis, maka dapat dikatakan bahwa panelis 57 menilai bahwa produk seperti ini memiliki karakter yang lebih bagus dari standar. Sampel produk yang memperoleh nilai penerimaan 3,73 dinilai masih diterima oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. Nilai penerimaannya tidak terlalu rendah walaupun intensitasnya sedikit lebih rendah dari intensitas standar. Produk seperti ini diberi skor organoleptik 6. Sampel-sampel dengan tingkat penerimaan di bawah 3 tidak dapat diterima oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang diwakili oleh para panelis. Panelis dalam hal ini bertindak sebagai konsumen internal. Produk yang sudah tidak dapat diterima oleh konsumen internal sebaiknya tidak dipasarkan sehingga tidak dikonsumsi oleh konsumen eksternal pelanggan. Oleh karena itu, produk seperti demikian akan diberi skor 5 dan harus ditolak.

c. Bumbu Pelezat Serbaguna Rasa Sapi