33 operator dalam membagi waktu untuk memeriksa mutu organoleptik
bumbu serta mengoperasikan mesin produksi. Tugas ini menjadi bertambah berat dengan ditingkatkannya kapasitas produksi bumbu
pelezat serbaguna yang menuntut konsentrasi penuh para operator dalam proses produksi.
Kesulitan lainnya dirasakan operator dalam proses menilai mutu organoleptik produk. Para operator ditugaskan menjadi panelis tanpa
pernah mengikuti seleksi maupun pelatihan untuk mengenal spesifikasi produk serta uji organoleptik. Beberapa operator yang telah lanjut usia
memiliki kepekaan penginderaan yang lebih rendah daripada operator yang masih muda. Namun, operator-operator tersebut masih ditugaskan.
Oleh karena itu, butuh penyeleksian ulang atas seluruh karyawan produksi termasuk operator dalam rangka mencari panelis yang tepat
untuk kegiatan pemeriksaan mutu organoleptik bumbu pelezat serbaguna. Panelis yang telah terkumpul kemudian perlu dilatih secara berkala
hingga dapat ditugaskan untuk memeriksa mutu organoleptik produk.
c. Metode
Organoleptically blocked product ditentukan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Quality. Pemeriksaan ini hanya
dilakukan ketika bumbu sudah berbentuk produk akhir yang sudah dikemas. Akibatnya, tindakan pencegahan tidak dapat dilakukan dan nilai
kerugian yang diterima menjadi lebih besar. Jika setiap produk diperiksa terlebih dahulu sebelum dikemas dan
dikeluarkan dari ruang produksi, maka kemungkinan produk untuk ditahan karena penyimpangan mutu organoleptik menjadi lebih kecil.
Dengan demikian, hal ini akan mengurangi kerugian yang mungkin dihasilkannya.
Kegiatan pemeriksaan mutu organoleptik produk tidak dilaksanakan selama proses produksi, sehingga tindakan pencegahan
terhadap produk-produk dengan penyimpangan mutu organoleptik tidak dapat diambil. Oleh karena itu, kegiatan pemeriksaan mutu organoleptik
34 sebaiknya dilaksanakan juga selama proses produksi dalam bentuk uji
organoleptik. Uji organoleptik dalam kegiatan pemeriksaan mutu harus
didukung dengan pemenuhan persyaratan pendukung lain termasuk lokasi, waktu, dan frekuensi pemeriksaan serta dengan tersedianya
peralatan-peralatan uji yang tepat. Kegiatan pemeriksaan akan dapat berjalan dengan baik jika produk dapat dinilai dengan tepat tanpa
keraguan. Oleh karena itu, batasan-batasan penerimaan produk harus diuraikan dengan jelas.
Batasan-batasan penerimaan produk sebaiknya disesuaikan dengan spesifikasi organoleptik produk dan dengan pendekatan
penentuan atribut kunci. Setiap produk yang diperiksa harus dapat dinilai kesesuaiannya dengan spesifikasi atau standar dan cara penilaiannya
tidak boleh membingungkan panelis. Cara penilaian atau persepsi dalam menentukan mutu produk serta hasilnya sebaiknya seragam antar divisi
yang satu dengan lainnya, terutama antara Divisi Produksi, Quality dan Divisi Development. Dengan demikian, setiap keputusan yang diambil
terhadap suatu produk dapat disetujui oleh divisi-divisi lain yang memiliki tanggung jawab yang sama atas mutu produk tersebut.
Kegiatan pemeriksaan mutu organoleptik harus dapat didokumentasikan sehingga dapat terus terkontrol. Dokumen-dokumen
yang perlu dipersiapkan dapat berupa instruksi kerja maupun lembar pencatatan atau form hasil pemeriksaan. Persiapan dokumen yang baik
akan mendukung keberhasilan kegiatan pemeriksaan tersebut. Semua persyaratan di atas belum terpenuhi di dalam pabrik
SCCC, kecuali di dalam Laboratorium Quality milik Divisi Quality yang terletak cukup jauh dari pabrik. Oleh karena itu, jika pemeriksaan
mutu organoleptik hendak dilaksanakan selama proses produksi, manajemen pabrik SCCC harus memberikan dukungan yang penuh dan
mempersiapkan segala keperluannya sebelum kegiatannya diaplikasikan.
35
d. Lingkungan