Pranata Sosial Tabu dan Sasi Lubuk Larangan

4. Adat-istiadat custom merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.

2.6.4.1 Pranata Sosial Tabu dan Sasi

Konsep konservasi tradisional sangat kuat dalam memanfaatkan dan mengelola potensi sumber daya laut. Hal yang kongkrit adalah, peran tabu dalam aktifitas kenelayanan sangat kuat, sehingga apabila tidak ditaati maka aktifitas kenelayanan akan terganggu, misalnya tidak dapat hasil. Selain itu, dalam rangka melindungi sumber daya laut dan demi keberlangsungan hidup orang Tablasupa, kegiatan sasi Tiayaitiki merupakan suatu aktifitas yang sampai saat ini masih dilakukan 7 . Tabu dan sasi merupakan norma-norma dalam masyarakat nelayan yang telah menjadi kelembagaan dalam kehidupan nelayan kebanyakan di Indonesia yang berguna untuk menata pengelolaan sumberdaya laut yang menjadi sumber hidup mereka.

2.6.4.2 Lubuk Larangan

Salah satu contoh konkrit modal sosial terdapat pada masyarakat Mandailing di Tapanuli Selatan yang disebut Lubuk Larangan. Lubuk larangan adalah suatu modal sosial dengan penetapan daerah aliran sungai tertentu menjadi area terlarang bagi setiap orang untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya ikan sebelum tiba waktu panen yang telah disepakati. Di dalamnya terdapat suatu pranata atau aturan lokal komunitas yang disepakati bersama untuk tidak mengganggu daerah aliran sungai tertentu dengan melakukan kegiatan-kegiatan 7 Agus Samori. 2001. Peran Tabu dan Sasi dalam Aktivitas Kenelayanan. http:library.gunadarma.ac.idgo.php?id=ijptuncen-gdl-res-1996-agus-623-kenelayanan. Diakses tanggal 1 Maret 2006 pukul 20.45 yang dapat mengganggu pertumbuhan biota ikan dalam jangka waktu tertentu 1-2 tahun. Begitu tiba waktu yang disepakati, penangkapan ikan panen dapat dilakukan secara bersama dengan mekanisme aturan tertentu, seperti menjual karcis tiket dengan harga yang bervariasi sesuai dengan alat tangkap yang digunakan oleh peserta untuk penangkapan ikan. Dana hasil penjualan tiket selanjutnya digunakan untuk pembangunan desa kepentingan bersama, seperti: pembangunan masjid, jalan desa, guru mengaji, menyantuni anak yatim piatu dan lain-lain sesuai dengan kesepakatan bersama 8 . Dalam kegiatan penagkapan ikan di laut, komunitas nelayan memiliki aturan atau norma-norma yang tidak tertulis, berupa waktu penangkapan dan tempat penangkapan. Biasanya pada bulan-bulan tertentu saat banyak terjadi badai di laut, para nelayan menghentikan aktivitas penangkapannya tanpa ada yang memerintah. Seluruh nelayan telah mengetahui aturan tersebut secara turun temurun berdasarkan pengalaman nelayan terdahulu. Tempat penangkapan ikan juga berubah-ubah sesuai dengan iklim perairan musim yang telah diketahui oleh masing-masing nelayan.

2.6.4.3 Nilai-nilai Sosial Suku Komoro