Biasanya seorang tamu dalam acara hajatan saat mereka pulang akan mendapat bekal beberapa jenis makanan untuk dibawa pulang. Dengan adanya makanan
yang dihidangkan serta makanan yang dibawa pulang tersebut, rumahtangga nelayan mendapat tambahan makanan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi
mereka tersebut. Jadi selain tujuan mereka untuk berkunjung, banyak pula yang memiliki tujuan untuk mendapatkan makanan yang biasanya lebih baik.
Penjelasan diatas merupakan beberapa contoh yang dapat disampaikan mengenai pemanfaatan asset sosial dalam subsistem konsumsi. Upaya pemenuhan
konsumsi pada rumahtangga nelayan yang mengalami ketidakpastian nafkah dapat dilakukan melalui berbagai cara. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai jaringan maupun kelembagaan yang telah ada dan berkembang dalam komunitasnya. Sehingga rumahtangga nelayan dapat tetap
survive untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai nelayan dan memperoleh tangkapan ikan untuk kepentingan semua pihak.
7.3 Subsistem Organisasi Sosial
Pada umumnya, rumahtangga nelayan banyak mengikuti
kelembagaan sosial berupa arisan. Biasanya untuk kaum laki-laki atau bapak-
bapak mengikuti arisan jumat kliwon pada kelompok nelayan maupun dalam kelompok pengajian yang dilakukan pada waktu yang berbeda. Selain arisan pada
pengajian dan pada hari jumat kliwon, ada pula arisan yang dilakukan bersamaan dengan rapat RT. Begitu pula dengan ibu-ibu rumahtangga mengadakan kegiatan
arisan kelompok ke-RT-an atau kelompok pengajian dan dharma wanita. Kegiatan arisan biasanya menggunakan uang sebagai sarana arisan dan
seseorang akan mendapatkan uang berdasarkan pengundian kocokan yang
dilakukan tergantung pada periode arisan tersebut dilaksanakan. Selain itu, biasanya ibu-ibu rumahtangga juga mengadakan arisan berupa barang seperti
bahan kebutuhan pokok. Melalui kelembagaan pernghimpunan ini, rumahtangga nelayan bisa memperoleh uang untuk pemenuhan kebutuhan
hidupnya dan keluarganya.
Pelaksanaan sistem kelembagaan ini sangat mudah sehingga banyak kelompok-kelompok arisan bermunculan dengan tujuan menghimpun uang dan
sebagai upaya strategi bertahan hidup rumahtangga nelayan. Seseorang akan mendapatkan uang dalam jumlah banyak tergantung dari jumlah uang yang
dihimpun dalam suatu kelompok arisan dari pelaksanaan kelembagaan ini. Melalui arisan, seseorang yang benar-benar memerlukan uang biasanya dapat
meminjam dahulu uang yang diperoleh orang lain dengan persetujuan orang yang mendapat uang pada periode tersebut. Sehingga rumahtangga nelayan dapat
memanfaatkan kelembagaan ini untuk membantu memenuhi kebutuhan yang mendesak dan kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Ty
sebagai berikut :
”Saya di sini mengikuti beberapa arisan yang ada, tidak ada yang banyak, setorannya juga hanya sedikit, kalau pas mendapat giliran ya senang kan jadi
banyak. Kalau arisan yang jumat kliwon saya mendapat dua puluh lima ribu rupiah...ya lumayan bisa saya gunakan untuk membayar hutang...”
diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia
Dari pernyataan Bapak Ty tersebut dapat diketahui bahwa dalam sistem penghidupan rumahtangga nelayan, mereka banyak terlilit hutang. Mereka
berupaya untuk mendapatkan tambahan uang melalui berbagai strategi. Apabila rumahtangga mendapatkan pemasukan dari manapun, biasanya akan digunakan
untuk menutupi hutang serta untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya.
Seperti halnya arisan, bank keliling merupakan kelembagaan ekonomi
yang berkembang pada komunitas nelayan. Kelembagaan ini tumbuh
seiring dengan kebutuhan para nelayan akan sebuah kelembagaan yang mampu memberikan pinjaman uang dalam waktu cepat tanpa syarat yang
memberatkan serta tanpa agunan. Sehingga pikiran rasional nelayan lebih
memilih untuk memanfaatkan kelembagaan ini sebagai salah satu strategi bertahan hidupnya.
Kelembagaan sedekah laut juga dapat dimanfaatkan warga komunitas sebagai salah satu strategi nafkah yang dilakukannya. Melalui kegiatan yang
mengundang banyak wisatawan ini, para nelayan memanfaatkan peristiwa ini untuk berjualan berbagai macam makanan dan minuman
. Hal tersebut terutama dilakukan oleh para ibu-ibu rumahtangga nelayan maupun penduduk
sekitar. Sedangkan strategi yang dilakukan oleh para nelayan adalah dengan
menyewakan perahu mereka untuk para wisatawan melihat-lihat pemandangan di pantai serta sekitar Pulau Nusakambangan
. Dari hasil menyewakan perahu ini nelayan memperoleh tambahan pemasukan.
Rumahtangga nelayan dalam kehidupannya selalu membutuhkan sesuatu atau seseorang yang dapat menjamin nafkahnya. Selain jaminan nafkah
didapatkan dari kelembagaan yang dibangun oleh internal komunitas, jaminan
nafkah juga diberikan oleh organisasi lainnya. Pada Kelurahan Cilacap, KUD Mino Saroyo memberikan jaminan sosial bagi anggotanya melalui
pemberian kompensasi berupa perawatan gratis atau potongan biaya perawatan
jika nelayan atau anggota dalam rumahtangga nelayan mengalami
kecelakaan laut atau sakit. Namun tidak semua nelayan tergabung dalam
koperasi ini , karena banyak dari nelayan yang tidak menjual ikan kepada
koperasi atau TPI. Mereka lebih memilih menjual ikan kepada bakul karena dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman uang maupun modal. Sehingga tidak
semua nelayan di Kelurahan Cilacap mendapatkan layanan ini.
Kelembagaan jimpitan berupa penghimpunan beras atau uang
digunakan untuk pemasukan uang kas ke-RT-an. Uang tersebut digunakan untuk membantu warga yang memerlukan bantuan misalnya sakit atau kesulitan lainnya.
Warga juga dapat meminjam uang penghimpunan tersebut, selain juga dapat meminjam uang kas RT. Saat ini kelembagaan ini telah banyak mengalami
perubahan. Pada beberapa ke-RT-an telah banyak yang diganti berupa penghimpunan uang biasanya sebesar seribu rupiah per bulan. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah pengelolaan keuangan RT. Namun beberapa ke- RT-an ada yang masih menggunakan beras sebagai penghimpunan yaitu biasanya
sebanyak satu kaleng beras per bulan. Hasil penjualan beras tersebut seperti halnya penghimpunan uang digunakan untuk kepentingan bersama
.
Beberapa ke-RT-an ada yang telah menghapus kelembagaan ini karena ada
beberapa warga yang merasa keberatan dengan penghimpunan ini. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Syd sebagai berikut :
“kalau di RT lain ada yang memakai beras... nah kalau jimpitan di sini dulu itu biasanya disetor dalam bentuk uang pas arisan RT, hanya seribu rupiah tiap
bulannya...tapi sekarang itu sudah tidak ada lagi... Saya tidak tahu persisnya kenapa tapi katanya ya ada yang keberatan... Kan semua orang tidak sama
penghasilannya” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia
Kelembagaan lain yang terdapat dalam komunitas nelayan di Kelurahan
Cilacap adalah gotong royong. Gotong royong yang dilakukan bukan be rupa pembuatan rumah seperti yang dahulu ada, saat ini gotong royong dilakukan
dalam pemberian pertolongan dan bantuan kepada tetangga yang
mengalami kematian serta membutuhkan pertolongan warga. Warga
masyarakat bersama-sama saling membantu mempersiapkan segala keperluan. Para warga yang datang melayat juga memeberikan sumbangan uang untuk
keluarga yang ditinggalkan. Pelaksanaan gotong royong berupa kegiatan kerja bakti saat ini dinilai kurang. Kerja bakti pada beberapa ke-RT-an hanya
dilaksanakan menjelang acara Agustusan. Selain itu tidak semua warga ikut terlibat dalam kegiatan ini.
7.4 Subsistem Social Security