mengalami kematian serta membutuhkan pertolongan warga. Warga
masyarakat bersama-sama saling membantu mempersiapkan segala keperluan. Para warga yang datang melayat juga memeberikan sumbangan uang untuk
keluarga yang ditinggalkan. Pelaksanaan gotong royong berupa kegiatan kerja bakti saat ini dinilai kurang. Kerja bakti pada beberapa ke-RT-an hanya
dilaksanakan menjelang acara Agustusan. Selain itu tidak semua warga ikut terlibat dalam kegiatan ini.
7.4 Subsistem Social Security
Rumahtangga nelayan dalam interaksinya berhubungan dengan berbagai orang serta tergabung dalam suatu kelompok dan jalinan tertentu. Hubungan-
hubungan yang terjalin tersebut menjadi jaminan keamanan sosial dalam
kehidupannya. Hubungan tersebut seperti dalam jalinan pertemanan, pertetanggaan, kekeluargaan, patron-klien dengan juragannya, serta
kelompok-kelompok arisan, kelompok nelayan, dan kelompok pengajian. Dalam interaksi yang berlangsung, satu sama lain saling memberikan
pertolongan karena ikatan dalam hubungan tersebut.
Semua hubungan yang telah terjalin tersebut, masing-masing memberikan peran dan fungsinya untuk membantu sesama kelompoknya dalam
menyelesaikan berbagai masalah terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup anggota dalam kelompok maupun pada pihak yang menjalin
hubungan tersebut. Berbagai jalinan hubungan dan kelompok tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya mampu menjadi pihak yang dapat
diandalkan untuk seseorang bertahan hidup.
Sesuai fungsinya sebagai jaminan sosial bagi rumahtangga nelayan, masing-masing kelompok berperan dalam berbagai bentuk. Kelompok arisan yang
mampu menyediakan dana sejumlah tertentu untuk pemenuhan kebutuhan, menjadi lebih berkembang dan tumbuh bermunculan. Hal tersebut sebagai
konsekuensi kebutuhan manusia yang terus meningkat serta hasil dari pikiran rasional pelaku, sehingga kegiatan dan kelompok arisan terus diadakan dan
muncul dalam berbagai kegiatan seperti pengajian serta rapat-rapat kelompok nelayan dan ke-RT-an.
Patron-klien yang dianggap merugikan pihak klien pandega, harus diakui dapat menjadi jaminan sosial bagi pandeganya. Saat pandega
membutuhkan pertolongan seperti untuk kepentingan sekolah anak-anak terutama dalam hal finansial serta pembelian bahan makanan, sang patron juragan
bersedia memberikan pinjaman sebagai konsekuensinya menjadi seorang juragan
bagi pandeganya. Adanya contoh di atas memberikan gambaran bahwa patron- klien adalah salah satu bentuk asset sosial yang dapat menjadi
social security bagi nelayan buruh yang banyak mengalami kesulitan hidup.
Selain beberapa hal di atas, dana kematian yang dihimpun dalam suatu ke-RT-an dapat menjadi jaminan nafkah bagi keluarga yang
ditinggalkan . Sehingga saat ada warga yang meninggal selain keluarga yang
ditinggalkan mendapat sumbangan dari orang lain juga ada dana kematian dari ke- RT-an masing-masing. Hal tersebut membantu rumahtangga nelayan untuk dapat
terus bertahan hidup.
7.5 Ikhtisar