Trust Kepercayaan Pilar dan Bentuk Modal Sosial

hari, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup individu dan keberlangsungan komunitas masyarakat. Dari beberapa konsep diatas modal sosial dapat dinyatakan sebagai suatu elemen yang ada dalam masyarakat dan berkembang yang terdiri dari kepercayaan, norma-norma dan nilai-nilai sosial serta jejaring sosial yang membentuk karakter dari suatu komunitas.

2.3 Pilar dan Bentuk Modal Sosial

2.3.1 Trust Kepercayaan

Trust atau kepercayaan bagi sebagian analis sosial disebut sebagai bagian tak terpisahkan dari modal sosial dalam pembangunan yang menjadi “ruh” dari modal sosial. Trust merupakan salah satu elemen yang terdapat dalam modal sosial. Trust membawa konotasi aspek negosiasi harapan dan kenyataan yang dibawakan oleh tindakan sosial individu-individu atau kelompok dalam kehidupan kemasyarakatan. Ketepatan antara harapan dan realisasi tindakan yang ditunjukan oleh individu atau kelompok dalam menyelesaikan amanah yang diembannya, dipahami sebagai tingkat kepercayaan. Tingkat kepercayaan akan tinggi, bila penyimpangan antar harapan dan realisasi tindakan, sangat kecil. Sebaliknya, tingkat kepercayaan menjadi sangat rendah apabila harapan yang diinginkan tak dapat dipenuhi oleh realisasi tindakan sosial Dharmawan, 2002. Kepercayaan terbagi atas tiga klasifikasi aras, yaitu : 1. Kepercayaan pada aras individu dimana kepercayaan merupakan bagian dari moralitas dan adab yang selalu melekat pada karakter setiap individu. Kepercayaan pada aras ini terbentuk bila seseorang dapat memenuhi harapan orang lain sesuai janji promise keeping sesuai yang telah disepakati. Hal ini menunjukkan adanya nilai mengemban amanah. 2. Kepercayaan pada aras kelompok dan kelembagaan yang menjadi karakter moral kelompok dan institusi. Kepercayaan pada aras ini termasuk regulasi dan beragam bentuk agreed institutional agreement yang digunakan dalam rangka menjaga amanah di tingkat group sosial secara efektif. 3. Kepercayaan pada sistem yang abstrak seperti ideologi dan religi yang membantu setiap individu dalam mengoperasikan kepercayaan dalam hubungan bermasyarakat Dharmawan, 2002. Dharmawan 2002 dengan merujuk pada pendapat Mollering 2001, maka trust mempunyai enam fungsi penting yaitu : 1 Kepercayaan dalam arti confidence yang merupakan ranah psikologi individual sebagai sikap yang akan mendorong seseorang dalam mengambil keputusan setelah menimbang resiko yang akan diterima. Ketika orang lain mempunyai sikap yang sama maka tindakan ini akan memperoleh legitimasi kolektif; 2 Kerja sama yang menempatkan trust sebagai dasar hub ungan antar individu tanpa rasa saling curiga; 3 Penyederhanaan pekerjaan yang memfungsikan trust sebagai sumber untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja kelembagaan- kelembagaan sosial; 4 Ketertiban dimana trust sebagai inducing behaviour setiap individu untuk menciptakan kedamaian dan merendam kekacauan sosial; 5 Pemelihara kohesivitas sosial yang membantu merekatkan setiap komponen sosial yang hidup dalam komunitas menajdi kesatuan; 6 trust sebagai modal sosial yang menjamin struktur sosial berdiri secara utuh dan berfungsi secara operasional serta efisien. Narayan 1999 dikutip oleh Dharmawan 2002 menilai bahwa trust adalah salah satu essential contributor factor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan secara signifikan membantu terciptanya harmoni kehidupan sosial dan integrasi sosial a unity in diversity. Untuk itu, dia menganggap penting adanya institusi formal dan informal yang menjamin trust agar berfungsi secara operasional. Menurut Dharmawan 2002, kelembagaan informal yang bisa menumbuhkan trust adalah: 1 Interpersonal relations, yakni hubungan- hubungan sosial dalam masyarakat yang telah terbina sejak lama. 2 Norms and values, yang dikukuhkan bersama-sama serta diyakini dan ditaati oleh masyarakat. 3 Social sanctions, yang mengikat orang atau kelompok agar tak berbuat semaunya. Sedangkan pada sisi kelembagaan formal, trust akan tumbuh bila fungsi-fungsi organisasi ikut menyumbang “energi” bagi tumbuh dan berkembangnya atmosfer moralitas trust dalam masyarakat. Fukuyama 2001 menyebutkan bahwa modal sosial dalam membangun ikatan sosialnya dilandasi oleh “trust” kepercayaan, sehingga modal sosial akan bermakna lebih menjadi aset sosial yang dikuasai dan dioperasionalkan oleh sistem sosialnya. Pada akhirnya ikatan-ikatan sosial yang terbentuk dari dibangunnya kepercayaan akan membentuk jaringan ikatan sosial yang merupakan infrastruktur komunitas yang dibentuk secara sengaja.

2.3.2 Social Networking Jejaring Sosial