kandung, saudara dengan kakek atau nenek yang sama, atau hubungan lain yang masih dalam satu ikatan darah.
6.1.4 Asset Sosial berbentuk Hubungan Sosial Nelayan dengan Pemerintahan
Nelayan selain berhubungan dengan sesama nelayan juragan dan pandega, mereka juga berhubungan dengan pihak-pihak lainnya misalnya suatu
lembaga ekonomi bank, serta institusi-institusi pemerintahan misalnya pemerintahan kelurahan, kecamatan, maupun pemerintahan kabupaten. Dalam
hubungan ini, nelayan tidak banyak yang dapat di ambil. Hubungan ini nelayan tidak banyak di untungkan karena posisi mereka dalam pemerintahan yang tidak
mendapat posisi penting. Namun, apabila mereka mendapatkan masalah misalnya bencana, asset sosial ini dapat dimanfaatkan untuk mereka mendapatkan bantuan
dari pemerintah maupun partai yang telah didukung oleh komunitas tersebut. Nelayan juga berhubungan dengan beberapa partai politik terutama pada masa-
masa kampanye. Beberapa nelayan yang ditanya apakah mereka percaya terhadap partai politik yang selama ini banyak melakukan kampanye serta mengharapkan
dukungan dari para nelayan, mereka kebanyakan menjawab tidak percaya. Banyak hal-hal yang sudah sering mereka dengar berupa janji-janji
untuk membuatkan fasilitas tertentu atau akan mendukung peningkatan perekonomian para nelayan namun hanya berupa janji tanpa pelaksanaan. Mereka
hanya menerima dari apa yang diberi oleh pihak partai tanpa mempercayainya, misalnya di saat mereka menerima beberapa lembar uang dan sedikit sembako
serta kaos bertuliskan partai tertentu yang membutuhkan dukungan mereka. Mereka senang bila menerima semua itu namun mereka sendiri sebenarnya tidak
percaya pada janji-janji yang diutarakan oleh masing-masing partai. Hal tersebut seperti pernyataan dari Bapak Syd sebagai berikut :
”Kalau saya ya tidak terlalu percaya sama partai-partai, soalnya banyak yang tidak benar. ... biasanya kan kalau sedang kampanye mereka sering bagi-bagi
kaos dan uang untuk ikut pawai. Nah..kalau dikasih kaos dan uang ya diterima saja...kan lumayan...hitung-hitung untuk tambah-tambah, dapat makan juga
lumayan.” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia
Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua warga nelayan yang memilih partai tertentu merasa percaya akan dapat merubah kehidupan mereka.
Mereka hanya menerima apa yang diberikan tanpa menuntut dan tidak mengambil pusing dengan tidak dilaksanakannya janji-janji dari beberapa partai yang
sebelumnya berkampanye di wilayah mereka. Kepercayaan para nelayan terhadap keberadaan pemerintahan dan partai-partai politik juga
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu. 6.2 Kelembagaan dalam Komunitas Nelayan
Menurut Sitorus 1994, kelembagaan asli kesejahteraan sosial-ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu tipe pertukaran, penghimpunan dan tipe
pembagian. 1. Kelembagaan tipe pertukaran tersusun atas mekanisme pertukaran uang,
barang dan jasa yang berorientasi pada pemenuhan kepentingan individu. 2. Kelembagaan tipe penghimpunan merupakan tata abstraksi yang terwujud
dalam mekanisme penghimpunan uang, barang atau tenaga yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan individu atau masyarakat.
3. Kelembagaan tipe pembagian mengembangkan mekanisme pembagian uang atau barang hasil usaha antara dua kelompok masyarakat berbeda
status yang memiliki ikatanhubungan sosial. Atau dengan kata lain melakukan distribusi rezeki.
Rumahtangga nelayan mengalami berbagai permasalahan yang mengakibatkan mereka menghadapi kerentanan ekonomi karena ketidakpastian
aktivitas penangkapan yang dilakukannya. Dengan adanya musim paceklik yang dialami oleh para nelayan, maka pada saat itu pendapatan mereka juga kecil. Hal
tersebut mengakibatkan mereka perlu melakukan atau mengikuti berbagai hal untuk mendukung sistem nafkah mereka. Komunitas nelayan
aktif mengembangkan kelembagaan. Kelembagaan tersebut menjadi asset sosial yang
dapat dimobilisasi menjadi modal sosial dan dapat menopang sistem kehidupan komunitas nelayan.
Dalam komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap, banyak terdapat kelembagaan yang sudah terbangun sejak dahulu dan dilaksanakan secara turun
temurun dari nenek moyang hingga sekarang. Kegiatan yang terdapat dalam kelembagaan tersebut ada yang masih dilaksanakan sepenuhnya dalam arti tanpa
adanya perubahan maupun tereduksi oleh perkembangan zaman. Namun adapula yang sudah berubah bahkan kehilangan makna dari diadakannya suatu kegiatan
dalam kelembagaan yang berkembang tersebut. Kelembagaan yang ada tidak semua berasal dari warisan nenek moyang,
namun kelembagaan baru juga muncul seiring dengan pemenuhan kebutuhan individu atau masyarakat yang semakin mendesak dan cepat, dalam hal ini
contohnya adalah bank keliling. Bank keliling akan dibahas lebih lanjut dalam subbab selanjutnya. Kelembagaan-kelembagaan yang berkembang di Kelurahan
Cilacap ini cukup banyak yaitu terdapat tipe kelembagaan yang berkembang adalah kelembagaan pertukaran, penghimpunan dan pembagian. Selain itu juga
berkembang kelembagaan ekonomi berupa bank keliling, serta sistem kredit
sebagai alternatif pembelian barang-barang kebutuhan rumahtangga dan sistem nendo
17
.
6.2.1 Kelembagaan Penghimpunan dan Pertukaran