2.2 Konsep Modal Sosial
Modal sosial saat ini mulai banyak diperbincangkan. Banyak pihak berusaha mendefinisikan modal sosial. Modal masyarakat untuk melakukan
perubahan struktur dan proses sosial ke arah kehidupan yang lebih baik terdiri dari financial capital, human capital, natural capital, physical capital, dan social
capital. Financial capital merupakan modal yang dimiliki masyarakat dalam bentuk uang. Human capital merupakan modal berupa sumberdaya manusia.
Natural capital merupakan modal masyarakat dalam bentuk sumberdaya alam yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Physical capital adalah modal
masyarakat yang berupa sarana dan prasara fisik. Sedangkan social capital lebih menekankan pada modal yang dimiliki oleh masyarakat sebagai hasil dari
hubungan-hubungan sosial yang terjalin antar individu dalam masyarakat Farrington dalam Grootaert, 1998.
James Coleman 1988 mendefinisikan modal sosial sebagai “sesuatu yang memiliki dua ciri, yaitu merupakan aspek dari struktur sosial serta memfasilitasi
tindakan individu dalam struktur sosial tersebut”. Dalam pengertian ini, bentuk- bentuk modal sosial berupa kewajiban dan harapan, potensi informasi, norma dan
sanksi yang efektif, hubungan otoritas, serta organisasi sosial yang bisa digunakan secara tepat dan melahirkan kontrak sosial. Menurut Bardhan 1995, modal sosial
dipahami sebagai serangkaian norma, jaringan dan organisasi dimana masyarakat mendapat akses pada kekuasaan dan sumberdaya, serta dimana pembuatan
keputusan dan kebijakan dilakukan. Pengertian modal sosial yang diungkapkan Robert D. Putnam 1998 merujuk pada ciri-ciri organisasi sosial yang berbentuk
jaringan horisontal dan berisi norma -norma yang memfasilitasi koordinasi, kerja
sama, dan saling mengendalikan yang manfaatnya dirasakan oleh anggota organisasi Hermawanti dan Hesti, 2005.
Menurut fungsi dasarnya, modal sosial dapat menjadi sumber kontrol sosial. Secara khusus di tingkat rumahtangga, modal sosial dapat menjadi
pendukung efisiensi rumahtangga yang tinggi. Lebih jauh lagi, modal sosial dapat digunakan oleh anggota rumahta ngga untuk memperoleh tambahan pendapatan.
Hasil dari penggunaan modal sosial dapat bersifat positif atau negatif. Hasil positif diwujudkan dalam bentuk norma
pengontrol, keluarga, dan pemilikan jaringan. Sedangkan hasil negatif diwujudkan oleh pembatasan akses masuk
kelompok, pembatasan kebebasan individu oleh norma, free riders, kontrol normatif Agusta, 2005.
Modal sosial mempunyai tiga pilar utama, yaitu kepercayaan, norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat dan jaringan sosial yang terjalin Colleman
dalam Grootaert, 1994. Loury 1977, Bourdieu 1985, dan Coleman 1988 semuanya menjelaskan bahwa modal sosial tidak diwujudkan dalam orang
tertentu, tetapi agaknya melekat dalam hubungan sosial orang. Pada saat yang sama, bagaimanapun, mereka juga menyatakan bahwa modal sosial didapat oleh
individu. Putnam, sebaliknya, menjelaskan bahwa modal sosial adalah sebuah sumber daya yang individu atau kelompok orang memiliki atau gagal untuk
memiliki Portes 1998. Dari beberapa konsep yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan
mengenai modal sosial. Sebagai salah satu elemen yang terkandung dalam masyarakat sipil, modal sosial menunjuk pada nilai dan norma yang dipercayai
dan dijalankan oleh sebagian besar anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup individu dan keberlangsungan komunitas masyarakat. Dari beberapa konsep diatas
modal sosial dapat dinyatakan sebagai suatu elemen yang ada dalam masyarakat dan berkembang yang terdiri dari kepercayaan, norma-norma dan nilai-nilai sosial
serta jejaring sosial yang membentuk karakter dari suatu komunitas.
2.3 Pilar dan Bentuk Modal Sosial