6.1.1.2 Asset Sosial dalam Bentuk Hubungan Sosial Antara Pandega dengan Pandega
Hubungan kerja yang terjalin antara pandega dengan pandega merupakan
hubungan yang terjadi karena pertemuan mereka dengan sesamanya dalam suatu aktivitas penangkapan ikan di laut
yaitu sama-sama bekerja sebagai buruh pada seorang juragan. Selain itu, hubungan antar pandega juga dapat
terjalin antara pandega yang berlainan juragan. Hal tersebut dapat terjadi karena kesamaan lokasi penangkapan, kesamaan tempat tinggal satu wilayah, serta
kesamaan tempat menambatkan kapal.
Dalam tingkat pandega terbagi menjadi pandega biasa selanjutnya disebut pandega dan
tekong. Hubungan kerja yang terjalin antara pandega
dengan tekong hanya terjadi pada saat proses penangkapan ikan di laut dimana posisi tekong lebih tinggi dibandingkan pandega karena tekong bertugas
memimpin jalannya aktivitas penangkapan ikan. Seorang tekong mendapat kepercayaan dari juragan untuk mengatur proses penangkapan di laut apabila
seorang juragan tidak bisa melaut atau memang sudah tidak turun ke laut. Segala permasalahan yang terjadi di laut diserahkan pada seorang tekong dan baru akan
dibawa ke darat apabila memerlukan keterlibatan juragan. Kebersamaan yang sering para pandega lalui dalam kegiatan penangkapan di laut
membangun jalinan pertemanan di antaranya. Asset sosial hubungan ini akan
dimanfaatkan menjadi moda l sosial saat pandega membutuhkan pinjaman uang untuk keperluan pemenuhan kebutuhan konsumsi
maupun pertolongan lainnya.
Terkadang dalam usaha pemenuhan kebutuhan ekonominya, seorang pandega juga berusaha meminjam uang kepada pandega
lainnya walau dalam jumlah sedikit misalnya 5000 rupiah. Mereka para pandega
mengetahui kesulitan yang sama -sama dialami oleh pandega lainnya. Oleh karena itu, apabila tidak sangat mendesak seorang pandega enggan meminjam kepada
sesama pandega lainnya karena kondisi ekonomi yang sulit juga terjadi pada pandega tersebut.
Sesama pandega pandega dan tekong saling memahami tugas masing-
masing dalam setiap aktivitas penangkapan ikan. Tidak ada aturan baku yang yang tertulis untuk tugas masing-masing pandega dalam suatu kelompok
penangkapan. Semua pandega responsif terhadap suatu kegiatan yang harus
dilakukan misalnya pada saat harus menebar jaring maupun waktu menarik jaring. Bagitu pula pada saat ada kerusakan mesin, seorang pandega yang ahli perbaikan
mesin langsung bertindak dengan bantuan pandega lainnya bila diperlukan. Hal tersebut dapat berlangsung dengan baik dan lancar karena hal yang mereka
lakukan sudah menjadi kegiatan rutin yang terus berulang dalam setiap penangkapan. Sehingga aktivitas penangkapan yang sering dilakukan bersama
tersebut akan berjalan tanpa adanya peraturan yang dibuat khusus untuk melakukan proses produksi tersebut. Hal yang mereka yakini agar kegiatan
penangkapan dapat berjalan dengan lancar adalah diperlukannya kepercayaan antara pandega maupun tekong dan juragan dalam setiap aktivitas melaut. Mereka
menyadari bahwa dalam pekerjaan mereka mengandung resiko yang besar hingga
menyangkut keselamatan jiwa mereka sendiri dan orang lain. Kepercayaan bahwa mereka sedang sama-sama berada di tengah laut dalam rangka usaha
pemenuhan kebutuhan hidup dan memerlukan kerjasama diantaranya menjadi keyakinan
dalam diri masing-masing pandega untuk bertindak sesuai dengan perannya dan saling membantu selama proses penangkapan.
6.1.1.3 Asset Sosial berupa Hubungan Sosial antara Nelayan dengan Bakul