dialami pula oleh bakul ikan , karena secara otomatis mereka tidak mendapatkan
barang ikan untuk dijual sebagai penghasilan mereka. Banyaknya nelayan yang menjual hasil tangkapannya kepada bakul
menjadi permasalahan tersendiri bagi pihak lain seperti pengelola TPI Tempat Pelelangan Ikan. Kebanyakan nelayan di wilayah Pandanarang menjual hasil
tangkapannya kepada bakul karena keterikatan hubungan yang terjalin. Seperti pernyataan Bpk Utg ketua kelompok nelayan Sentolo Kawat sebagai berikut :
”Banyak nelayan yang tidak menjual hasil tangkapan ikan ke TPI. Soalnya banyak nelayan yang menjual ke bakul-bakul ikan secara langsung tanpa melalui TPI.
Mungkin kan...bakul juga memberi modal kepada para nelayan jadi nelayan tersebut menjualnya ke bakul yang memberi modal itu. Padahal apabila melalui
TPI, manfaatnya untuk nelayan juga....” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia
Banyaknya nelayan yang menjual hasil tangkapan ikan kepada para bakul ikan membuat TPI menjadi sepi dan pemasukannya juga sedikit. Namun adanya
kemudahan yang didapat oleh nelayan untuk dapat terus menjalankan profesinya sebagai nelayan dengan menjual hasil tangkapan ikan kepada bakul menjadikan
hubungan ini terus berlanjut menjadi hal wajar dan saling menguntungkan.
Keterikatan antara keduanya menimbulkan jalinan hubungan yang dapat membantu sistem nafkah masing-masing keduanya terutama bagi
kelangsungan hidup rumahtangga nelayan .
6.1.1.4 Asset Sosial berbentuk Hubungan Sosial Nelayan dengan Tagog
Selain pihak yang terkait dengan nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan adalah pandega, anggota keluarga, dan bakul. Terdapat pula pihak lain yang
membantu sebelum dan sesudah proses penangkapan yaitu jasa angkut peralatan dan jasa angkat-turun perahu ke laut tagog. Tagog merupakan pihak yang tidak
kalah pentingnya dalam proses kegiatan produksi. Tagog bertugas
memindahkan perahu di pantai yaitu menaikkan perahu dari air ke darat atau sebaliknya menurunkannya dari darat ke air.
Tagog ini bekerja dalam bentuk kelompok. Satu kelompok tagog terdiri dari 8 orang. Di antara sesama
tagog telah dibagi berdasarkan wilayah dan mereka harus selalu siap bekerja kapanpun diperlukan para nelayan yang hendak melaut. Setiap kelompok tagog
menangani sekitar 30 perahu. Tagog ini mendapatkan upah secara harian, setelah nelayan selesai menjual ikannya di TPI.
Hubungan yang terjalin antara nelayan dengan tagog banyak yang
hanya sebatas hubungan kerja saja . Hubungan lain dapat terjalin karena antara
tagog dan nelayan adalah bertetangga atau hanya sekedar mengenal satu sama lain. Penghasilan tagog juga dipengaruhi oleh musim saat banyak nelayan yang
melaut, sehingga asset sosial ini digunakan pada saat normal serta yang telah menjalin hubungan pertemanan pula.
Kelompok-kelompok tagog ini hanya terdapat pada sekitar Pantai Pandanarang yang kebanyaka n adalah kelompok nelayan Pandanarang yang juga
tinggal di sekitar pantai tersebut. Diperlukannya tagog oleh para nelayan pandanarang karena lokasi tempat meletakkan kapal mereka adalah di tepi pantai
dan jenis kapal yang terdapat di lokasi tersebut juga bukan jenis kapal besar namun kebanyakan adalah perahu jukung fiber. Apabila perahu tidak diangkut ke
pinggir pantai, pada saat air pasang perahu jukung para nelayan dapat terbawa hanyut ke laut. Oleh karena itu, dalam hubungan ini kedua pihak sama -sama
membutuhkan. Dimana para nelayan membutuhkan jasa angkut untuk menyelamatkan perahunya dan para tagog juga membutuhkan penghasilan
untuk menopang kelangsungan hidup rumahtangga mereka. Sehingga
keduanya saling mempertukarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak.
Dalam kelompok tagog terdapat uang kas yang disisihkan dari penghasilan kelompok per hari. Uang tersebut digunakan untuk membeli peralatan untuk
keperluan mengangkut kapal, misalnya tali dan beberapa potong kayu atau bambu. Selain itu, uang kas juga dapat dipinjam oleh seorang tagog yang masuk
dalam kelompok tersebut. Misalnya seorang tagog meminjam karena membutuhkan biaya untuk berobat karena sedang sakit. Hasil uang kas tersebut
juga dikumpulkan dalam setahun yang kemudian setiap Lebaran Hari Raya Idul Fitri akan dibagikan kepada anggota masing kelompok. Seorang nelayan akan
memberi upah lima persen dari penghasilan yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan kepada sekelompok tagog yang mengangkut perahunya dalam sekali
melaut. Besarnya prosentase tersebut ditentukan oleh tagog dan nelayan serta telah menjadi kesepakatan bersama yang dijalankan oleh seluruh kelompok tagog
di Pantai Pandanarang ini.
6.1.1.5 Asset Sosial Hubungan Sosial Pedagang Besar Depot dengan Pedagang Kecil Bakul