Asset Sosial Hubungan Sosial Pedagang Besar Depot dengan Pedagang Kecil Bakul

keduanya saling mempertukarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak. Dalam kelompok tagog terdapat uang kas yang disisihkan dari penghasilan kelompok per hari. Uang tersebut digunakan untuk membeli peralatan untuk keperluan mengangkut kapal, misalnya tali dan beberapa potong kayu atau bambu. Selain itu, uang kas juga dapat dipinjam oleh seorang tagog yang masuk dalam kelompok tersebut. Misalnya seorang tagog meminjam karena membutuhkan biaya untuk berobat karena sedang sakit. Hasil uang kas tersebut juga dikumpulkan dalam setahun yang kemudian setiap Lebaran Hari Raya Idul Fitri akan dibagikan kepada anggota masing kelompok. Seorang nelayan akan memberi upah lima persen dari penghasilan yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan kepada sekelompok tagog yang mengangkut perahunya dalam sekali melaut. Besarnya prosentase tersebut ditentukan oleh tagog dan nelayan serta telah menjadi kesepakatan bersama yang dijalankan oleh seluruh kelompok tagog di Pantai Pandanarang ini.

6.1.1.5 Asset Sosial Hubungan Sosial Pedagang Besar Depot dengan Pedagang Kecil Bakul

Pedagang basar depot merupakan agen penjualan ikan yang menerima ikan dari pedagang kecil maupun dari hasil tangkapannya sendiri. Sedangkan pedagang ikan kecil merupakan pedangan ikan yang memperoleh ikan dari nelayan secara langsung kemudian menjualnya kepada seorang depot maupun langsung ke konsumen umum lainnya bahkan kepada pedagang ikan emberan 14 . Seorang bakul di wilayah Kelurahan Cilacap kebanyakan adalah perempuan. 14 Seorang pedagang ikan yang menjajakan ikan ke kampung-kampung sekitar pantai dalam jumlah kecil dengan menggunakan ember dan terkadang menggunakan sepeda. Namun ada satu seorang bakul laki-laki di wilayah Pantai Pandanarang. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Mj sebagai berikut : ”...kalau bakul-bakul di sini kebanyakan perempuan, menurut orang-orang kalau perempuan lebih telaten ulet... misalnya mendapat keuntungan 200 rupiah juga tetap akan dikejar...dan untuk tawar menawar harga juga lebiah pandai. Tapi bakul laki-laki juga ada, hanya saja jauh lebih sedikit... Kalau depot seperti saya, banyak yang suami istri atau salah satunya saja” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia Jenis ikan yang dapat diterima oleh depot adalah ikan dengan jenis dan ukuran tertentu saja. Oleh karena itu pedagang kecil menjual ikan yang lainnya kepada pedagang ikan emberan serta konsumen umum. Seorang depot biasanya hanya menerima ikan yang memiliki harga jual tinggi misalnya bawal putih, tengiri, bawal hitam, layur, serta ikan montok untuk pasar lokal. Hubungan yang terjalin antara depot dengan bakul adalah hubungan sosial vertikal. Depot sebagai pedagang besar menerima pasokan ikan dari bakul untuk kemudian dipasarkan kepada pembeli yang memiliki jangkauan lebih luas hingga ke luar kota bahkan ke ibukota Jakarta. Asset sosial ini lebih banyak digunakan pada situasi normal, dimana transaksi jual beli intensif terjadi dan bakul memanfaatkan hubungan ini untuk mendapatkan pinjaman modal berdagang serta untuk memberi modal bagi para nelayan langganannya. Depot dalam menjalin hubungan dengan bakul-bakul lebih bersifat mengikat. Ikatan tersebut terlihat dalam proses transaksi yang terjalin dari waktu ke waktu yaitu seorang depot biasa memberi pinjaman atau hutang kepada para bakul untuk keperluan usahanya. Seorang bakul biasa memberi pinjaman kepada nelayan sebagai modal melaut untuk pembelian bahan bakar dan perbekalan. Untuk mendapatkan uang yang digunakan sebagai modal para nelayan serta untuk membeli ikan dari para nelayan, biasanya bakul selain meminjam pada bank harian mereka juga meminjam kepada depot tempat mereka menjual ikan. Seorang depot biasanya bersedia memberi pinjaman, namun bagi kedua pihak hal tersebut bukan disebut pinjaman akan tetapi kasbon 15 . Kasbon merupakan hal yang biasa dilakukan untuk meminta uang dahulu sebelum terjadi transaksi penjualan ikan di antara keduanya. Seorang depot bisa mengerti kondisi pedagang ikan yang harus memberikan modal melaut kepada para nelayan langganannya. Selain itu, rasa kepercayaan yang telah terbangun membuat seorang depot bersedia memberikan kasbon kepada pedagang ikan. Kepercayaan tersebut terbangun dengan seringnya kedua pihak melakukan transaksi. Depot juga percaya bahwa pedagang ikan akan memberikan ikan yang berkualitas bagus serta tidak akan mengecewakan seorang depot tersebut. Hubungan yang terjalin antara seorang depot dan pedagang ikan akan berjalan lancar serta terus bekerjasama apabila masing masing memiliki kepercayaan. Kepercayaan sangat diperlukan dalam transaksi jual beli yang berlangsung antara depot dengan pedagang ikan. Dalam kegiatan penimbangan, seorang depot harus benar-benar cermat atau tidak berbuat curang dengan mengurangi timbangan maupun perbuatan lainnya. Dengan kondisi timbangan bagus sesuai maka seorang depot akan mendapat kepercayaan dari para bakul yang menjual ikan kepadanya. Demikian pula bagi seorang bakul harus membangun kepercayaan dengan seorang depot. Dalam pemasokan ikan kepada depot, kondisi ikan harus benar-benar yang sesuai dengan keinginan atau ketentuan yang telah ditentukan oleh depot. Hal tersebut akan mendapat perhatian serius dari seorang depot. Adanya rasa saling percaya antara seorang depot 15 Uang pembayaran yang diminta terlebih dahulu atas barang yang diperjualbelikan seseorang penjual, walaupun barang belum diterima oleh pembeli. dengan bakul akan dapat memajukan hubungan serta usaha pada masing- masing pihak yang bersangkutan. Seorang depot dalam hubungan dengan komunitas nelayan sebenarnya juga mengenal para nelayan yang biasa menangkap ikan di laut dan jenis ikan yang diperoleh, namun karena ketentuan umum yang telah berlaku adalah seorang nelayan menjual ikan kepada pedagang ikan baru kemudian pedagang ikan menjual kepada depot maka depot itu sendiri tidak mau menerima langsung ikan dari nelayan. Begitu pula para nelayan, mereka tidak berani untuk menjual ikan secara langsung kepada seorang depot. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Mj seorang depot ikan di wilayah Sentolo Kawat sebagai berikut : ”Saya sebenarnya mengenal nelayan-nelayan di sini yang ikannya sesuai atau tidak dengan yang saya butuhkan, mereka juga tetangga saya, tapi ya...mereka tidak berani menjual ke saya... Ya...kan tidak enak sudah ada langganannya masing-masing. Saya langsung urusan dengan bakul-bakul, yang menjual ikan dalam jumlah besar...” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia Adanya hal yang mengatur secara tidak langsung perihal pemasaran hasil laut di kawasan ini telah menumbuhkan suatu ketentuan umum. Ketentuan yang telah berlaku di wilayah tersebut membuat seorang depot, pedagang kecil, maupun nelayan sudah saling mengerti kondisi maupun hal-hal yang dapat atau tidak dapat mereka lakukan. Masing-masing peran dalam pemasaran ikan mendapat manfaat yang sesuai dengan adanya saling pengertian yang berkembang di wilayah tersebut.

6.1.1.6 Asset Sosial berbentuk Hubungan Sosial Nelayan dengan Pengasin