Subsistem Konsumsi MODAL SOSIAL DALAM

tangkapan ikan. Informasi tersebut dimanfaatkan oleh nelayan dan disampaikan dari mulut ke mulut pada nelayan lain. Mereka tidak merasa bersaing karena hasil tangkapan ikan sering tidak sama walau dilakukan pada daerah yang sama atau berdekatan. Mereka percaya bahwa rejeki hasil tangkapan ikan merupakan nasib masing-masing nelayan. Sehingga informasi daerah penangkapan yang suwur 23 akan tetap disampaikan pada nelayan lainnya. Kalangan pendega sebetulnya juga berkeinginan untuk menjadi seorang juragan atau memiliki kapal atau peralatan produksi sendiri. Namun hingga saat ini mereka tidak memiliki dana sebagai modal untuk membeli alat produksi tersebut. Banyak hal yang membuat akses terhadap modal usaha sangat terbatas bagi golongan nelayan pandega serta terdapat beberapa hambatan yang dirasakan pendega dalam upaya mereka memperoleh dana. Para pendega kesulitan mencari pinjaman dana karena mereka tidak memiliki jaminanagunan, dan mereka juga merasa penghasilannya tidak menentu sehingga takut tidak dapat mengembalikan pinjaman. Sehingga kebanyakan mereka pasrah dengan kondisi yang mereka alami dan jalani sekarang.

7.2 Subsistem Konsumsi

Asset sosial rumahtangga nelayan dalam subsistem konsumsi banyak yang dapat dimobilisasi menjadi modal sosial. Jaringan sosial dalam berbagai bentuk kelompok dan sistem pembelian nendo pada komunitas nelayan menjadi basis penting modal sosial dalam subsistem konsumsi ini. Untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang memanfaatkan apapun dalam upaya konsumsi makanan bagi rumahtangga nelayan maupun bagi dirinya sendiri. Biasanya penerapan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut 23 Bahasa lokal untuk menyebut suatu daerah penangkapan yang banyak terdapat ikan subur. sangat sering dilakukan dalam kondisi paceklik. Misalnya seorang nelayan yang akan melaut membutuhkan makan dan perbekalan. Mereka biasanya menggunakan sistem nendo atau utang kepada beberapa pemilik warung nasi yang banyak terdapat di tepi pantai . Suatu rumahtangga untuk pembelian keperluan rumahtangga seperti memasak serta peralatan lainnya biasanya juga menggunakan sistem kredit . Sistem ini digunakan untuk mendapatkan beberapa barang seperti kompor, alat-alat makan, dan keperluan lainnya secara kredit. Melalui sistem ini, rumahtangga nelayan dalam pembelian alat-alat rumahtangga dirasakan tidak terlalu berat dibandingkan bila mereka harus membayar dalam satu waktu dengan jumlah besar tunai. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi berupa makanan, rumahtangga nelayan melakukan berbagai strategi untuk memperoleh makanan. Selain berasal dari masakannya sendiri, mereka biasanya mendapatkannya dari tetangga dekat yang biasa tukar menukar makanan bila sedang membuat masakan tertentu. Melalui jalinan hubungan pertetanggaan ini, nelayan juga dapat makan di rumah tetangganya sambil ngendong biasanya di rumah juragan atau teman yang sekaligus tetangganya. Dalam hubungan pertetanggaan yang terjalin antara juragan dan pandega dalam hubungan patron-klien, patron menjadi jaminan sosial bagi beberapa rumahtangga nelayan pandega. Biasanya mereka datang hanya untuk sekedar ngendong atau main ke rumah tetangga maupun juragannya. Kesempatan tersebut digunakan pula untuk mendapatkan makan nasi atau sekedar makanan kecil. Hal tersebut dapat digunakan sebagai upaya dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam hal konsumsi. Karena beberapa tetangga yang sekaligus seorang juragan akan bersikap loyal kepada nelayan pandega atau tetangganya yang sering berkunjung kerumahnya. Terkadang seorang pandega yang berkunjung dan berbincang-bincang dengan juragan juga mendapatkan rokok dalam aktivitas perbincangan tersebut. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Slm seorang pandega sebagai berikut : “...kalau hubungan saya dengan juragan ya lumayan dekat, biasanya saat saya datang ke rumah juragan untuk sekedar berbincang-bincang atau ada keperluan tertentu, saya sering disuruh makan, selain itu juga kadang-kadang saya diberi rokok walaupun hanya beberapa buah...wong juragan saya itu baik. Kita juga harus baik sama juragan...” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia Rumahtangga nelayan juga sering saling mengantar makanan kepada keluarganya yang lain yang biasanya berada dalam satu daerah . Melalui berbagai jalinan hubungan tersebut di atas, rumahtangga nelayan bisa memperoleh makanan tanpa harus mengeluarkan biaya. Mereka biasanya akan bertindak serupa sehingga bila salah satu mengalami masa paceklik, maka pihak lain dapat bergantian untuk saling memberi. Sehingga tercipta hubungan pertukaran diantara mereka, dan asset sosial ini dapat mereka manfaatkan bila mereka berada dalam kesulitan. Dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan nelayan di darat seperti kegiatan arisan dan rapat ke-RT-an, nelayan mendapat jaringan hubungan dengan kelompok tersebut. Dalam sebuah kelompok atau ke-RT-an biasanya memiliki susunan organisasi dan terdapat uang bersama berupa kas. Melalui uang kas ini, seorang anggota dapat meminjam sejumlah uang bila sedang benar-benar membutuhkan biasanya untuk membeli beras atau mengobati anggotan keluarga yang sedang sakit. Sehingga dengan keikutsertaan nelayan dalam berbagai kegiatan dan kelompok semakin mempermudah ia untuk mendapatkan bantuan atas masalah yang dihadapinya terutama menyangkut masalah finansial. Dalam kelembagaan sedekah laut yang diadakan setahun sekali setiap tanggal 1 Muharram, para nelayan melakukan ritual dengan membuat banyak makanan yang digunakan untuk persembahan serta untuk makan bersama para anggota kelompok nelayan. Dengan adanya makanan tersebut, para nelayan akan menyantap hidangan yang berada dalam suatu tempat dan dengan jenis makanan yang sama bersama anggota kelompok lainnya. Melalui kegiatan ini, nelayan mendapat asupan makanan yang lebih baik karena makanan yang disajikan biasanya berupa daging serta makanan dan buah-buahan lainnya. Seorang nelayan dapat memanfaatkan waktu ini untuk mendapatkan makanan secara cuma-cuma dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi mereka pada hari pelaksanaan ritual tersebut. Selain beberapa macam bentuk asset sosial di atas yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam subsistem konsumsi, terdapat pula kelembagaan arisan. Dalam kegiatan arisan yang dilaksanakan dengan waktu yang berbeda-beda, selalu disediakan makanan untuk keperluan konsumsi anggotanya. Melalui kegiatan ini, para anggota arisan yang merupakan rumahtangga nelayan bisa memperoleh konsumsi untuk tambahan dalam pemenuhan kebutuhan makan mereka. Kegiatan kondangan sudah melembaga pada semua kalangan komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap. Melalui kegiatan kondangan dengan mengunjungi teman atau tetangga yang sedang mempunyai hajatan ini, juga digunakan rumahtangga nelayan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi . Biasanya seorang tamu dalam acara hajatan saat mereka pulang akan mendapat bekal beberapa jenis makanan untuk dibawa pulang. Dengan adanya makanan yang dihidangkan serta makanan yang dibawa pulang tersebut, rumahtangga nelayan mendapat tambahan makanan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi mereka tersebut. Jadi selain tujuan mereka untuk berkunjung, banyak pula yang memiliki tujuan untuk mendapatkan makanan yang biasanya lebih baik. Penjelasan diatas merupakan beberapa contoh yang dapat disampaikan mengenai pemanfaatan asset sosial dalam subsistem konsumsi. Upaya pemenuhan konsumsi pada rumahtangga nelayan yang mengalami ketidakpastian nafkah dapat dilakukan melalui berbagai cara. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jaringan maupun kelembagaan yang telah ada dan berkembang dalam komunitasnya. Sehingga rumahtangga nelayan dapat tetap survive untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai nelayan dan memperoleh tangkapan ikan untuk kepentingan semua pihak.

7.3 Subsistem Organisasi Sosial