peminjam. Tabungan tersebut akan di akumulasi selama satu tahun dan akan diberikan setahun sekali menjelang Hari Raya Idul Fitri. Jika dicermati sistem
yang diterapkan oleh bank keliling tersebut pada dasarnya merugikan masyarakat
pengguna jasa ini, namun kebutuhan mendesak para nelayan untuk memperoleh uang tunai dengan mudah dan cepat mampu menutupi
kekurangan bank keliling ini. Bahkan dirasakan oleh pengguna jasa ini sangat
membantu dalam pengadaan modal usaha maupun demi kelancaran usaha seperti
warung makan yang dimiliki oleh Ibu Tr. Sehingga rumahtangga nelayan dengan menggunakan rasionalitas yang dipahaminya lebih memilih
berhubungan dengan bank keliling sebagai tempat meminjam uang daripada bank-bank
yang ada di kota dengan persyaratan yang sulit bahkan tidak dapat dipenuhi.
Pinjaman kepada bank keliling juga dipengaruhi oleh kondisi nelayan yang satu dengan nelayan yang lainnya adalah sama dalam hal kondisi perekonomian
keluarga yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan. Sehingga apabila mereka akan meminjam uang kepada sesama nelayan lainnya, mereka akan
berpikir ulang dan merasa tidak enak pada nelayan lainnya tersebut. Oleh karena itu, adanya bank keliling mampu menjawab alternatif cara pemenuhan kebutuhan
perekonomian rumahtanga nelayan yang selalu tidak pasti dan merata pada semua nelayan dalam wilayah tersebut dengan segala kelebihan dan kelemahannya.
6.2.3.2 Kredit dan Nendo
Melakukan pembelian terhadap barang-barang kebutuhan rumahtangga
secara kredit merupakan alternatif pembelian yang dilakukan oleh banyak rumahtangga yang tergolong kurang mampu dalam komunitas nelayan
di Kelurahan Cilacap dalam upaya pemenuhan kebutuhan rumahtangga. Jasa
“tukang kredit” ini banyak dimanfaatkan oleh para ibu rumahtangga nelayan untuk pemenuhan kebutuhan rumahtangga seperti panci, ember, kompor, dan
lainnya. Mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya karena
“tukang kredit” tersebut yang selalu mendatangi kelompok ibu-ibu ataupun ke rumah-rumah
nelayan di Kelurahan Cilacap. Sedangkan pembayarannya juga mudah yaitu melalui “tukang kredit” yang mendatangi rumah pelanggan secara
berkala dalam periode tertentu sesuai kesepakatan kedua belah pihak, bisa harian, mingguan, bahkan bulanan.
Sistem kredit ini memudahkan para ibu rumahtangga dalam upaya
pemenuhan kebutuhan, karena penghasilan nelayan yang diperoleh secara harian sangat mendukung sistem kredit ini, mereka tidak perlu
mengeluarkan uang dalam jumlah besar dalam satu waktu yang dirasa cukup
berat bagi rumahtangga nelayan tersebut. Pemberi kredit juga tidak membatasi jenis barang yang diinginkan oleh pelanggannya. Alternatif pembelian secara
kredit ini memerlukan kepercayaan pemberi kredit pada pelanggan. Harga barang yang dibeli secara kredit bisa mencapai dua kali lipat dari harga normal, namun
hal tersebut tidak mengurangi keinginan para ibu-ibu nelayan untuk menggunakan alternatif pembelian ini secara terus menerus.
Nendo berhutang adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat di
wilayah Cilacap untuk membeli makanan di warung makan secara berhutang.
Biasanya hal tersebut dilakukan oleh nelayan yang makan atau membeli nasi bungkus untuk bekal melaut di warung sekitar pantai. Mereka biasa nendo apabila
hasil tangkapan mereka sedang sedikit ataupun nendo sebelum melaut kemudian dilunasi setelah kembali dari laut. Hal itu dilakukan oleh para nelayan karena
pendapatan mereka baru akan didapat apabila mereka melaut dengan hasil yang terkadang kurang untuk mencukupi kebutuhan. Penjual nasi di warung-warung
makan juga tidak keberatan saat para nelayan nendo, karena dengan sistem nendo maka penjual nasi mendapatkan pelanggan. Hubungan tersebut terus
terjalin karena mereka saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing
. Walau penjual nasi tahu ada beberapa orang yang lupa atau sengaja tidak membayar, akan tetapi sistem nendo ini tetap diterima demi
mendapatkan pelanggan. Berhutang juga sering dilakukan oleh rumahtangga nelayan di warung-
warung yang menjual bahan-bahan makanan atau sembako. Pembelian bahan pokok dengan berhutang seperti beraslah yang sering mereka lakukan. Hal
tersebut mereka lakukan karena keterbatasan kemampuan membeli mereka secara kontan. Seperti pernyataan Bapak Syd sebagai berikut :
“Kalau sedang tidak punya uang...ya bingung...tapi saya malu kalau harus pinjam tetangga, biasanya ya istri atau saya hutang beras saja di warung Bu
Haji...orangnya juga baik jadi saya boleh membayar kalau saya sudah punya uang kalau habis pulang dari melaut... Bu Haji juga sudah tahu, karena banyak
nelayan di sekitar sini yang berhutang juga ke dia” diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia
Biasanya rumahtangga nelayan membayar hutang-hutangnya di warung setelah mereka menda patkan penghasilan dari menangkap ikan di
laut . Apabila mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli kebutuhan hidup
mereka akan berhutang kembali. Hal tersebut terjadi secara berulang-ulang dan
bagi beberapa nelayan sudah menjadi kebiasaan. Biasanya pihak warung juga memaklumi kondisi perekonomian para nelayan yang sulit. Sehingga sistem kredit
dan nendo atau hutang adalah salah satu upaya yang dilakukan rumahtangga
nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Sehingga warung-warung yang menjual kebutuhan hi dup para nelayan menjadi jaminan nafkah tersendiri
bagi para nelayan melalui sistem penjualannya secara kredit maupun utang .
6.2.4 Kelembagaan Sosial Lainnya
Menurut Polak 1966 dalam Tonny 2002, yang dimaksud dengan kelembagaan sosial atau social institution adalah suatu kompleks atau sistem
peraturan-peraturan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting.
Kelembagaan memiliki tujuan untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting
. Dengan adanya kelembagaan, maka suatu komunitas dapat mempertahankan eksistensinya
untuk terus berkembang serta tetap menghormati warisan leluhur. Kelembagaan sosial yang terdapat di komunitas nelayan Kelurahan
Cilacap sangat beragam. Semuanya tumbuh dan berkembang secara turun temurun dan dilakukan oleh warga komunitas untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka dalam berbagai sistem kehidupan. Kelembagaan banyak membantu dalam kehidupan nafkah rumahtangga nelayan karena bentuk, pelaksanaan, dan fungsi di
dalamnya yang beragam.
6.2.4.1 Sedekah Laut