Ikhtisar PROFIL UMUM DAERAH PENELITIAN

kekuatan 15 PK Power Knot yang menggunakan jenis motor tempel, compreng dengan kekuatan hingga 25 PK menggunakan mesin diesel semi permanen, sampai kapal duduk menggunakan mesin diesel permanen. Menurut Data Monografi Kelurahan Cilacap 2006, jumlah perahu motor yang terdapat di Kelurahan Cilacap adalah 1.128 buah. Alat tangkap yang dikuasai adalah jaring senar, nilon, jaring sirang, jaring amperapayang, gillnet, kursin purse seine, tuna longline, dan trammel net. Komoditas tangkapan utamanya adalah tongkol, tengiri, bawal, dan udang. Komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap meliputi seluruh wilayah desa dan terbagi dalam dua wilayah kelompok nelayan Pandanarang dan Sentolo Kawat. Pengumpulan data difokuskan pada dua kelompok nelayan tersebut. Kelompok nelayan Pandanarang bermukim di sepanjang pantai Pandanarang, sedangkan kelompok nelayan Sentolo Kawat bermukim di sepanjang sungai Kali Yasa yang langsung terhubung ke laut dan di pertengahan desa. Saat terjadi bencana tsunami di Pangandaran, pada kelompok nelayan Sentolo Kawat banyak nelayan yang perahunya rusak atau hancur pada saat ditambatkan di tepi Kali Yasa. Sedangkan pada kelompok nelayan Pandanarang, tidak satupun nelayan yang mengalami kerusakan atau kehilangan perahu karena ombak besar terhalangi oleh Pulau Nusakambangan.

5.3 Ikhtisar

Berdasarkan uraian pada subbab sebelumnya, maka profil umum kelurahan lokasi penelitian dapat disajikan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 2. Profil Umum Kelurahan Cilacap Aspek Kelurahan Cilacap Topografi Dataran rendah Jarak ke kecamatan 2 km Jarak ke kota kabupaten 2 km Luas Wilayah 171.364 Ha Jumlah Penduduk 17.946 jiwa 3.990 KK Matapencaharian Nelayan 68,80 Karyawan swasta 9,93 Wiraswastapedagang 8,03 Petani 0,03 Buruh tani 0,07 PNS 5,88 ABRI 0,09 Jasa 0,03 Pertukangan 4,93 Pendidikan Penduduk Tamat SD 30,58 Tamat SLTP 37,87 Tamat SMU 29,23 Akademi sarjana madya 1,58 Sarjana 0,74 Sarana Fisik § Sarana peribadatan § Sarana pemerintahan § Sarana transportasi § Sarana kesehatan § Sarana perdagangan Lengkap : 9 masjid, 24 mushola, 1 gereja, 1 wihara Lengkap dan organisasi banyak berkembang Angkutan umum hingga pukul 19.00 Poliklinik, posyandu, praktek dokter, apotik Tersedia pasar lokal, toko, kios Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai nelayan. Dilihat dari ketersediaan sarana fisik yang terdapat di Kelurahan Cilacap tergolong cukup lengkap, namun dari sarana kesehatan masih terbatas karena tidak adanya rumah sakit. Tidak adanya sarana pelabuhan perikanan, menyebabkan kurangnya mobilisasi nelayan dari luar dibandingkan desa di sebelahnya yang terdapat pelabuhan perikanan besar yaitu Tegalkamulyan. Kelengkapan sarana yang terdapat di wilayah Kelurahan Cilacap karena di kelurahan ini terdapat dua obyek wisata Teluk Penyu dan Beteng Pendem. Adanya wisatawan yang berkunjung tidak berpengaruh pada kegiatan nelayan yang melaut. Para nelayan tetap menjalankan aktivitasnya dan apabila bukan hari raya atau hari libur, kondisi pantai Pangandaran tampak sepi seperti perkampungan nelayan lainnya. Kedua komunitas kelompok nelayan akan di kaji lebih mendalam pada bab-bab selanjutnya. Karakteristik komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap yang diteliti dalam studi ini ditampilkan dalam Tabel 2 berikut: Tabel 3. Karakteristik Komunitas Nelayan Pada Kelurahan Cilacap No Aspek Kelompok Nelayan di Kelurahan Cilacap Sentolo Kawat Pandanarang 1. Jenis kapal Kapal duduk mesin permanen, compreng mesin semi permanen Jukung fiber 15 PK motor tempel 2. Alat tangkap Trammel net, payang ampera, jaring sirang, gillnet, dan tuna longline Kursin purse sein, jaring sirang 3. Tempat tinggal Di tepi sungai Yasa dan sekitanya Di sepanjang tepi Pantai Pandanarang dan sekitarnya 4. Pedagang ikan Pedagang besar depotagen, bakul pedagang kecil Hanya terdapat pedagang kecil 5. Pengasin Terdapat pengasin pengepul, pengasin menengah, dan pengasin musiman. Tidak ada Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan jenis kapal yang digunakan oleh masing-masing komunitas. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi tempat tinggal para nelayan. Pada nelayan Sentolo Kawat yang tinggal di sekitar Sungai Yasa dapat menambatkan kapal besar mereka di tepi sungai. Sedangkan pada komunitas Pandanarang hanya dapat memiliki perahu jenis jukung fiber. Karena hanya jenis perahu jukung yang dapat ditambatkan di tepi pantai agar perahu mereka tidak terlalu jauh dari rumah para nelayan Pandanarang. Selain itu, jenis kapal besar akan sulit untuk di angkat ke tepi pantai oleh para pemberi jasa pengangkat kapal tagog. Perbedaan jenis kapal yang terdapat pada kedua komunitas mempengaruhi jenis alat tangkap yang digunakan. Alat tangkap kapal besar lebih beragam dan dapat menggunakan jaring sirang seperti pada perahu jukung tergantung disesuaikan dengan keperluan dan musim ikan tertentu.

BAB VI BENTUK-BENTUK ASSET SOSIAL YANG DAPAT DIMOBILISASI

MENJADI MODAL SOSIAL KOMUNITAS NELAYAN

6.1 Hubungan Sosial

Salah satu bentuk asset sosial yang tersedia dalam masyarakat nelayan adalah hubungan sosial. Menurut Kusnadi 2000, berdasarkan status sosial ekonomi individu yang terlibat dalam suatu jaringan, terdapat dua jenis hubungan sosial, yaitu 1 Hubungan sosial horizontal dibangun oleh individu-individu yang berstatus sosial relatif sama 2 Hubungan sosial vertikal dibangun oleh individu- individu yang tidak memiliki status sosial ekonomi yang setara, baik kewajiban maupun jenis sumberdaya yang dipertukarkannya. Dalam komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap terdapat beberapa peran yang saling berhubungan dalam suatu proses produksi penangkapan ikan hingga pada proses pemasaran maupun pengolahan hasil penangkapan yang berbasis pada asset sosial berupa hubungan sosial. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan penangkapan ikan ini adalah penyiapan peralatan dan penangkapan ikan. Pada proses penangkapan terdapat juragan dan pandega anak buah kapal termasuk didalamnya seorang tekong yang berperan memimpin proses penangkapan ikan di laut. Pada umumnya, para nelayan juragan di Kelurahan Cilacap adalah pemilik alat produksi dan ikut terlibat langs ung dalam proses produksi penangkapan ikan. Hanya sebagian kecil dari mereka yang tergolong menjadi nelayan yang tidak aktif melaut. Mereka tidak aktif melaut lagi dan biasanya mempercayakan