2.6.2 Solidaritas Sosial Antar Warga Nelayan
Solidaritas pada komunitas nelayan menjadi bentuk modal sosial yang dapat membangun hubungan-hubungan sosial yang bermanfaat bagi komunitas
tersebut. Solidaritas individual dalam komunitas nelayan misalnya dalam hal pemberian pinjaman uangdari nelayan yang along kepada nelayan yang kosong
6
, sedangkan secara kelompok misalnya pemberian bantuan tenaga untuk menarik
kapal yang kesulitan memasuki muara akibat derasnya arus-balik air sungai pada saat surut Yulidar, 2003. Hubungan tersebut terjalin karena rasa toleransi yang
membentuk solidaritas antar nelayan. Misalnya hubunga n itu terjalin karena antara nelayan yang satu dengan nelayan yang lainnya tolong-menolong untuk
mendaratkan kapal. Hubungan tersebut membentuk suatu jaringan pertemanan antar nelayan yang akhirnya memunculkan sikap bekerja sama.
2.6.3 Jaringan Vertikal Nelayan dan Pedagang Ikan
Banyak nelayan besar yang sekaligus menjadi pedagang dengan mengumpulkan ikan-ikan dari nelayan kecil. Hubungan kerjajaringan kerja di
antara golongan penduduk baik menurut usia atau jenis kelamin dan juga di antara berbagai lapisan masyarakat yang terlibat di bidang usaha perikanan bisa
diibaratkan sebagai suatu jaring laba-laba yang saling berkaitan. Jaring yang terkonsentrasi ini memiliki satu fokus atau tujuan, yakni menjual tangkapan ikan
ke pasaran atau konsumen, baik di pasar atau di daerah lain. Saluran pertama pelemparan hasil adalah ke pasar luar desa yaitu oleh para pedagang yang
sebagain besar adalah penduduk desa itu sendiri. Para pedagang pertama atau
6
Along adalah nelayan dengan perolehan ikan cukup atau lebih untuk membayar biaya melaut dan jatah memadai bagi awak kapal. Sedangkan kosong adalah nelayan dengan perolehan ikan sedikit,
namun ada cukup ikan untuk dibawa ke rumah Yulidar, 2003.
pedagang besar membeli dan mengumpulkan ikan dari dua sumber; yang pertama, ia membeli ikan dengan cara mengikuti pelelangan yang dilakukan setiap hari di
musim kemarau. Sedangkan cara kedua, dengan memberi order para pedagang kecil atau pedagang kedua yang sebelumnya telah diberi patokan harga berdasar
macam, besar, dan kesegaran ikan yang mereka inginkan. Dalam hal ini pedagang seringkali tidak segan memberikan pinjaman modal pada pedagang kecil bakul
Mubyarto, 1984. Hubungan yang terjalin antara nelayan dengan para pedagang yang
memasarkan ikan hasil tangkapan baik itu di komunitas mereka sendiri atau ke luar kota adalah hubungan sosial vertikal. Pedagang kecil bakul menerima
pekerjaan untuk memasarkan ikan, dalam hubungan ini pedagang besar dapat memberikan pinjaman modal kepada bakul. Hal inilah yang mendasari hubungan
mereka karena pedagang besar semakin memperluas pemasarannya melalui pedagang kecil, sedangkan pedagang kecil selain mendapatkan penghasilan, dari
hubungan tersebut juga dapat memperoleh pinjaman. Dalam kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh para nelayan
memerlukan modal yang cukup besar untuk membeli perahu atau motor atau alat- alat tangkap lainnya. Para nelayan biasanya mendapatkan modal selain dari
rentenir adalah dari bank-bank yang memberi kredit. Hubungan yang terjalin antara nelayan dengan lembaga ekonomi seperti bank maupun lembaga lainnya,
tergolong dalam hubungan vertikal antara nelayan dengan pihak luar komunitas. Pemanfaatan dari hubungan yang terjalin antar nelayan dengan pedagang
ikan maupun dengan pihak luar komunitas terutama pada saat musim paceklik dimana para nelayan memperoleh tangkapan ikan dalam jumlah sedikit atau tidak
sama sekali. Kondisi musim yang buruk menyebabkan para nelayan sekaligus pedagang kecil tidak mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu, nelayan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menopang kehidupannya dapat meminjam uang dari pedagang besar maupun pihak luar dalam jaringan vertikal nelayan.
2.6.4 Norma-norma Sosial