Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
kegiatan pemuliaan tanaman. Sedangkan Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada
pemulia danatau pemegang hak perlindungan varietas tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau
memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
Undang-undang menjelaskan di dalam pasal 6 bahwa, Pemegang hak perlindungan varietas tanaman memiliki hak untuk
menggunakan sendiri haknya, dan memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk menggunakannya. Hak tersebut mencakup
kegiatan antara lain: 1 memproduksi atau memperbanyak benih, 2 menyiapkan untuk tujuan propaganda, 3 mengiklankan, 4
menawarkan, 5
menjual atau
memperdagangkan, 6
mengekspor, 7 mengimpor, dan 8 mencadangkan. Setelah mengetahui tentang konsep hak kekayaan intelektual, pada
subbab-subbab selanjutnya dalam penelitian ini akan dibahas salah satu hak kekayaan intelektual yaitu hak cipta secara rinci.
2.2. Definisi Hak Cipta
Hak cipta terdiri dari dua kata yaitu hak dan cipta. Kata hak secara umum sering dikaitkan dengan kewajiban adalah suatu kewenangan yang
diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak.
159
Sedangkan kata cipta atau ciptaan tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan
pengalaman.
160
Berdasarkan Blacks Law Dictionary edisi kesembilan, copyrighthak cipta merupakan:
”
The right to copy; specifically, a property right in an original work of authorship including literary, musical, dramatic, choreographic, pictorial,
graphic, sculptural, and architectural works; motion pictures and other audiovisual works; and sound recordings fixed in any tangible medium of
159
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat
, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, hal. 323
160
Ibid ., hal 210.
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
expression, giving the holder the exclusive right to reproduce, adapt, distribute, perform, and display the work.
”
161
WIPO mengartikan hak cipta atau hak pengarangauthors right sebagai berikut:
Copyright
or author’s right is a legal term used to describe the rights
that creators have over their literary and artistic works. Works covered by copyright range from books, music, paintings, sculpture, and films, to computer
programs, databases, advertisements, maps, and technical drawings
162
Andrew Gowers mendefinisikan hak cipta sebagai hak-hak eksklusif yang memiliki jangka waktu, yang diberikan oleh oleh undang-undang untuk
melindungi ekspresi ideinformasi. Hak cipta muncul secara otomatis ketika suatu karya lahir.
163
Menurut Patricia Loughlan, hak cipta adalah sebuah bentuk kepemilikan yang memberikan pemegangnya hak eksklusif untuk mengawasi
penggunaan dan memanfaatkan suatu kreasi intelektual, sebagaimana kreasi yang ditetapkan dalam kategori hak cipta, yaitu kesusasteraan, drama, musik dan
pekerjaan seni serta rekaman suara, film, radio dan siaran televisi, serta karya tulis yang diperbanyak melalui perbanyakan penerbitan.
164
J.S.T Simorangkir sebagaimana dikutip oleh Tommy Hottua Marbun juga memiliki pendapat yang senada dengan berpendapat bahwa hak cipta adalah hak
tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kasusasteraan, pengetahuan, dan kesenian untuk
mengumumkan dan memperbanyaknya, dengan mengingat pembatasan- pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.
165
Dengan demikian, hak yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang antara lain dapat terdiri dari buku, program komputer, ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang
161
Bryan A. Garner, op.cit., hal 386
162
World Intellectual
Property Organization,
“What Is
Copyright? ”,
http:www.wipo.intcopyrighten , diunduh pada 4 Januari 2016 pukul 11.00
163
Andrew Gowers, op.cit., hal 122.
164
Patricia Loughlan, Intellectual Property: Creative and Marketing Right, New South Wales: LBC Information Services, 1998, hal 3.
165
Tommy Hottua Marbun, Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Karya Cipta Lagu dan Musik dalam Bentuk Ringtone pada Telepon Seluler
, skripsi pada program sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, 2012, hal 17
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
sejenis dengan itu serta hak terkait dengan hak cipta neighbouring rights.
166
Hak cipta didefinisikan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta sebagai hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Indonesia sebagai negara dengan sistem hukum Civil Law
167
menganut hak cipta sebagai auteurs right hak pengarang, dan bukan copyright negara-
negara Common Law.
168
Tradisi hukum Civil Law memandang hak cipta sebagai hak-hak dasar yang diberikan pada pencipta orang, dan hal ini merupakan
argumentasi moral. Tradisi natural rights justification mencerminkan authors right system
sebagai suatu sistem reward dan perlindungan personality pencipta.
169
Dalam authors right yang juga disebut droit dauteur dalam Bahasa Perancis, suatu karya cipta adalah perwujudan tertinggi alter ego dari pencipta
dan pencipta mempunyai hak alamiah untuk memanfaatkan ciptaannya. Konsep ini berkembang pesat setelah revolusi Perancis pada tahun 1789. Konsep ini
meletakkan dasar pengakuan tidak saja hak ekonomi dari pencipta akan tetapi juga hak moral.
170
Namun demikian, tidak berarti hak absolut pencipta untuk memanfaatkan ciptaannya tersebut bersifat absolut tanpa batas.
171
166
Tim Linsey, dkk., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: Alumni, 2011, hal 6.
167
Civil Law yang juga disebut Romano-Germanic Legal System merupakan sistem tertua di dunia yang dimulai dari masa 450 SM. Sistem hukum Romawi ini menyebar ke berbagai
belahan dunia bersama dengan meluasnya Kerajaan Romawi. Sistem hukum ini disebut demikian karena hukum Romawi pada mulanya bersumber kepada karya agung Kaisar Iustinianus bernama
Corpus Iuris Civilis. Sistem Civil Law dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental dan negara- negara bekas jajahan Eropa, termasuk Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda, lihat
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998, hal 57.
168
Common Law lahir berdasarkan tradisi, customs, dan berkembang dari preseden yang dipergunakan oleh hakim untuk menyelesaikan masalah. Sumber hukum Common Law
berdasarkan pada putusan-putusan hakimpengadilan judicial decisions, walaupun tetap mengakui peraturan yang dibuat oleh legislatif. Common Law berasal dari tradisi hukum Anglo
Saxon yang berasal dari Kerajaan Inggris British Empire dan koloninya, sehingga saat ini Common Law dianut oleh Inggris, Irlandia, Amerika, dan lain-lain, lihat John Henry Merryman,
The Civil Law Tradition
, California: Stanford University Press, 1969, hal 7-12.
169
Rahmi Jened., op.cit., hal 24
170
Tommy Hottua Marbun, op.cit., hal 18.
171
Rahmi Jened, loc.cit.
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Hal ini tentu berbeda dengan konsep copyright yang dianut oleh negara- negara Common Law. Pada tradisi hukum Common Law, terdapat suatu konsep
yang disebut functionalist justification sebagai sistem insentif bahwa perlindungan hak cipta adalah instrumen ekonomi untuk meningkatkan
pengetahuan dan mendukung perkembangan sosial ekonomi. Titik tolak perlindungan diberikan pada objeknya, yaitu ciptaan copyrighted work.
172
Untuk itu disyaratkan ciptaan harus selalu memiliki perwujudan fixation, sedangkan unsur keaslian originality
173
dan kreativitas creativity yang tidak terlalu tinggi.
174
Dengan demikian, hanya terdapat hak ekonomi pada hak cipta dalam Common Law.
2.3. Hak-Hak yang Terkandung dalam Hak Cipta