Interpretasi Gramatikal Penemuan Hukum

Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia argumentum a contrario , penyempitan hukum, serta fiksi hukum. Berbagai metode penemuan hukum tersebut akan dijabarkan pada sub bab di bawah ini.

3.2.1 Interpretasi Gramatikal

Hukum memerlukan bahasa. Hukum tidak mungkin ada tanpa bahasa. Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana yang penting bagi hukum. Peraturan perundang-undangan dituangkan dalam bentuk bahasa tertulis, demikian juga dengan putusan pengadilan dan perjanjian. 507 Untuk mengetahui maknanya, sebuah peraturan perundang-undangan harus ditafsrikan atau dijelaskan dengan menguraikannya dalam bahasa umum yang digunakan sehari-hari. Dengan demikian, interpretasi gramatikal adalah cara penafsiran yang menguraikan ketentuan peraturan perundang-undangan menurut bahasa, susunan kata, atau bunyinya. Walaupun paling sederhana daripada metode interpretasi lainnya, 508 namun interpretasi gramatikal selangkah lebih maju daripada hanya sekedar membaca undang-undang saja. 509 Sebuah kata dapat memiliki berbagai macam arti. Arti sebuah kata dalam istilah hukum dapat memiliki arti yang lain dalam bahasa pergaulan. 510 Berbagai perundang-undangan yang ada di Indonesia pada saat ini masih banyak yang menggunakan hasil peninggalan pemerintah kolonial Belanda seperti KUHP Wetboek van StrafrechtWvS, KUHPer Burgerlijke WetboekBW, dan KUHD Wetboek van KophandelWvK. Perundang-undangan tersebut kemudian diterjemahkan dari Bahasa Belanda menjadi Bahasa Indonesia yang kaedah berbahasanya sangat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu terkadang dijumpai bahasa terjemahan yang arti serta konteksnya belum jelas apabila diterapkan bagi peristiwa konkrit yang terjadi. 511 Dalam hal ini diperlukan adanya interpretasi gramatikal yang dilakukan secara logis. 512 Interpretasi gramatikal harus mengacu pada kelaziman bahasa 507 Sudikno Mertokusumo, 2009, op.cit., hal 57 508 Ibid . 509 Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, op.cit., hal 14 510 Bambang Sutiyoso, op.cit., hal 111 511 Ibid , hal 112 512 Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, op.cit., hal 15 Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat. 513 Selanjutnya interpretasi gramatikal juga harus memperhatikan apakah kata tersebut adalah kata kerja, kata benda, kata sifat, kata dasar, kata dengan imbuhan, 514 dan sebagainya. Contoh-contoh ketika interpretasi gramatikal digunakan yaitu: 515 1 Istilah menggelapkan dalam Pasal 41 KUHP ditafsirkan dengan menghilangkan 2 Istilah meninggalkan dalam Pasal 305 KUHP ditafsirkan dengan menelantarkan 3 Istilah dipercayakan dalam Pasal 432 KUHP ditafsirkan dengan diserahkan 516 4 Istilah menggelapkan dalam Pasal 372 KUHP ditafsirkan dengan menghilangkan

3.2.2. Interpretasi Historis