Pendekatan Masalah Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data

Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia doktrinal, dan tidak akanlagi dijadikan sekadar objek penggarapan untuk menyusun sistem normatif yang koheren belaka atas daar prosedur logika yang deduktif semata-mata, dengan premis-premis yang diperoleh dari bahan-bahannya yang primer atau yang sekunder atau dari sumber-sumbernya di ranah normatif baik yang formil maupun yang materiil. Perubahan konsep hukum – dari konsep positivistis ke konsep empiris-sosilologi – ini tak pelak akan menimbulkan konsekuensi metodologis yang cukup jauh juga, yaitu digunakannya metode saintifik untuk pengkajian dan penelitiannya. 96

1.6.1. Pendekatan Masalah

Dalam suatu penelitian hukum, terdapat suatu pendekatan dimana peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang akan dicari jawabannya. 97 Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual dan komparatif. Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktin yang berkembang di dalam ilmu hukum. 98 Dengan mempelajari pandangan tentang penemuan hukum dan kesalahan dalam hukum pidana, peneliti akan menemukan ide tentang maksud pembuat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta serta menentukan indikator pembiaran. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan komparatif yang membandingkan undang-undang suatu negara dengan undang-undang dari satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama. Undang-undang yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah undang-undang hak cipta Indonesia dengan India, yaitu Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan The Information Technology 2008 IT Act 2008 of India.

1.6.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang berbentuk normatif, dimana penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang IT India yaitu The Information Technology 2008 IT Act 2008. Menurut Ronald Dworkin sebagaimana dikutip Bismar Nasution, 96 Ibid . 97 Peter Mahmud Marzuki, op. cit., hal 93. 98 Ibid., hal 95. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia penelitian normatif ini disebut juga dengan penelitian doktrinal doctrinal research , yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book , maupun sebagai law as it decided by judge through judicial process . 99

1.6.3. Metode Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu metoda pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya menghasilkan suatu hal yang menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. 100 Pada suatu penelitian, umumnya dikenal tiga jenis metode pengumpulan data yaitu studi kepustakaan, wawancara atau interview, serta observasi. Penelitian ini menggunakan ketiga jenis pengumpulan data diatas. Metode pengumpulan data secara studi kepustakaan dilakukan dengan meneliti data sekunder yaitu data yang telah dalam keadaan siap pakai, bentuk dan isinya telah disusun penulis terdahulu dan dapat diperoleh tanpa terikat waktu dan tempat. 101 Data sekunder yang akan digunakan berupa bahan pustaka hukum, yang terdiri dari: 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa norma dasar, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan dan norma hukum yang ada. 102 Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Information Technology Act 2008 of India IT Act 2008. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer serta implementasinya. 103 Bahan hukum sekunder dicari dari berbagai perpustakaan, baik yang disediakan secara konvensional offline maupun online. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku yang membahas tentang mengenai hak 99 Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum dan Hasil Penulisan pada Majalah Akreditasi , Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2002, hal 2. 100 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal 116. 101 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat , cet. 6 Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2001, hal 37. 102 Ibid. , hal 30. 103 Ibid ., hal 31. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia kekayaan intelektual pada umumnya dan hak cipta pada khususnya, serta buku-buku yang membahas mengenai penemuan hukum dan pembiaran dalam konteks pidana. 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 104 Dalam penelitian ini, bahan hukum tersier yang digunakan adalah berbagai kamus yaitu kamus hukum, kamus Bahasa Indonesia, dan kamus Bahasa Inggris Selain menggunakan studi kepustakaan, penulis juga menggunakan wawancara pada narasumber untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai hal-hal yang terdapat dalam bahan kepustakaan, serta juga hal-hal yang tidak dapat ditemukan dalam bahan kepustakaan. Wawancara sendiri adalah sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran aturan, tanggungjawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. 105 Orang yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah seorang PNS di Seksi Pertimbangan Hukum Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Bapak Andi Kurniawan dipilih karena merupakan seseorang yang bekerja di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual sebagai leading sector dan pemrakarsa penyusunan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta sehingga dianggap mengetahui sejarah penyusunan undang-undang tersebut dan dapat menafsirkan maksud Pasal 10. Wawancara terhadap Bapak Andi Kurniawan dilakukan secara langsung atau tatap muka di kantor Kementerian Hukum dan HAM karena beberapa kelebihan tatap muka berikut: 106 1. Dapat membangun hubungan dan memotivasi responden 2. Dapat mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, serta menambah pertanyaan baru 3. Dapat membaca isyarat non verbal 4. Dapat memperoleh banyak data 104 Ibid . 105 Haris Herdiansyah, op.cit., hal 118. 106 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, hal 58 Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menggunakan pertanyaan terbuka namun memiliki batasan tema pembicaraan 2. Menggunakan pedoman wawancara yang fleksibel, dimana pedoman wawancara hanya berupa topik-topik pembicaraan yang mengacu pada tema sentral yang telah ditetapkan. Peneliti dapat berimprovisasi dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi dan alur alamiah yang terjadi dengan tetap berada pada topik yang telah ditentukan Wawancara yang dilakukan terhadap pada Bapak Andi Kurniawan dilakukan secara semi terstruktur dengan mengunakan pertanyaan terbuka namun memiliki batasan tema yaitu interpretasi terhadap Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014. Peneliti juga dapat berimprovisasi dalam melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi yaitu pertanyaan tentang apa yang dilakukan pemerintah apabila terdapat tempat perdagangan online yang menjual barang hasil pelanggaran hak cipta. Metode pengumpulan data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Pengamatan atau observasi diartikan oleh Black dan Champion dalam buku Soerjono Soekanto sebagai: 107 … watching and listening to other persons behavior over time without manipulating or controlling it, and recording finding in ways that permit some degree of analytical interpretation Menurut Nawawi dan Martini, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. 108 Cartwright dan Cartwright dalam buku Herdiansyah juga mengartikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. 109 107 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2010, hal 22 108 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Jogjakarta: Instrumen Penelitian Bidang Sosial, 1991, hal 16. 109 Haris Herdiansyah, op.cit., hal 131. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia Observasi atau proses pengamatan memiliki ciri-ciri pokok yaitu sebagai berikut: 110 1 Pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari perilaku manusia yang nyata 2 Menangkap gejala atau peristiwa penting, yang mempengaruhi hubungan sosial antara orang-orang yang diamati perilakunya 3 Menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut pandangan hidup atau falsafah hidup dari pihak-pihak yang diamati 4 Mengidentifikasi keteraturan perilaku atau pola-polanya Adapun tujuan utama dari dilakukannya pengamatanobservasi adalah antara lain: 111 1 Mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau sekelompok manusia, sebagaimana terjadi di dalam kenyataannya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memahami perilaku yang diamati dalam prosesnya 2 Mendapatkan deskripsi yang relatif lengkap mengenai kehidupan sosial atau salah satu aspeknya 3 Mengadakan eksplorasi penjelajahan Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi partisipatif dengan membuka toko pada berbagai tempat perdagangan dan mengunggah iklan barang yang melanggar hak cipta. Penulis selanjutnya mengamati perilaku pengelola perdagangan online dan mencatat perilakunya dalam checklist. Checklist merupakan alat untuk mengidentifikasi adatiadanya pengetahuan, skill, atau perilaku. Checklist digunakan untuk melakukan identifikasi apakah tugas utama key task pada sebuah prosedur, proses, atau kegiatan sudah dilaksanakan. Checklist harus memiliki kriteria keberhasilan berdasarkan hasil yang diharapkan. Checklist juga harus pendek agar praktis, memiliki tugas yang dibagi menjadi beberapa bagian atau alur dari awal hingga 110 Soerjono Soekanto, loc.cit. 111 Ibid . Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia akhir, menyoroti tugas-tugas penting, dan ditulis dengan kata-kata yang jelas untuk mengurangi risiko salah tafsir. 112 Cara menyusun dan mengembangkan suatu checklist adalah sebagai berikut: 113 1 Melakukan identifikasi kriteria keberhasilan suatu proses 2 Menyatakan tingkat keberhasilan yang diperlukan bagi checklist untuk dapat dianggap sempurna 3 Menentukan bentuk jawaban yang dibutuhkan, apakan ya dan tidak, atau cukup dengan pemberian tanda centang ✓ 4 Menyusun prosedur, proses, atau daftar tugas dan menentukan mana saja yang diperlukan untuk sebuah kinerja yang baik 5 Mengelompokkan poin-poin yang mirip atau mengurutkan poin tersebut sesuai rangkaian 6 Menekankan langkah yang penting dan indikator keberhasilan 7 Meninjau kembali 8 Mulai menyusun checklist Terdapat lima metode dalam observasi yang sering digunakan untuk penelitian yaitu anecdotal record, behavioral checklist, participation chart, rating scale , dan behavioral tallying and charting. Berdasarkan rumusan masalah nomor tiga, maka metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah behavioral checklist yaitu metode yang memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberi tanda cekcheck jika perilaku yang diobservasi muncul. Dalam penelitian ini, penulis menyusun checklist berdasarkan indikator pertanggungjawaban pengelola tempat perdagangan online dan mengamati apakah perilaku yang diobservasi muncul. Setelah mengamati, selanjutnya penulis memberikan tanda cek pada checklist yang telah disusun. 112 British Columbia Institute of Technology Learning and Teaching Centre, Developing Checklists and Rating Scales , http:www.northernc.on.caleiddocsja_developchecklists.pdf , hal 2, diunduh pada 2 November 2016 pukul 17.00. 113 Ibid ., hal 4 Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia

1.6.4. Metode Analisis Data