Pengaturan Tanggungjawab Pengelola Tempat Perdagangan Online

Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia Kerugian akibat pembajakan tidak melihat batas negara. Para pembuat sepatu di Brazil mengalami penurunan pendapatan 319 karena sering dimasukkannya Brazil dalam kategori Priority Watch List di 301 Special Report. Mereka menyesalkan adanya pembajakan di Brazil yang malah menjadi bumerang bagi usaha mereka. 320 Dengan demikian pelanggaran hak kekayaan intelektual, khususnya hak cipta, memiliki efek domino yang buruk bagi masyarakat baik yang bergerak di industri seni maupun bidang lain. Dalam menghadapi pembajakan yang lambat laun semakin masif, terutama di era internet seperti sekarang, diperlukan kemauan politik yang kuat dari negara. Kuatnya kemauan politik tersebut antara lain tercermin dari pengaturan yang jelas mengenai pelanggaran hak cipta. Sebagai terobosan dari pemerintah, saat ini telah terdapat Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang mengatur mengenai larangan bagi pengelola tempat perdagangan untuk membiarkan penjualan danatau penggandaan barang hasil pelanggaran hak cipta di tempatnya walaupun masih belum jelas apakah pasal tersebut juga mengatur mengenai tempat perdagangan online atau tidak. Untuk mengetahui apakah Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta juga mengatur mengenai pengelola tempat perdagangan online, diperlukan penemuan hukum yang ada diulas pada bab selanjutnya. Akan tetapi, pada subbab selanjutnya Subbag 2.9 akan dibahas mengenai pengaturan tanggung jawab pengelola perdagangan online pada negara lain agar kita dapat memiliki gambaran terkait pengaturan dan praktek di negara lain.

2.9. Pengaturan Tanggungjawab Pengelola Tempat Perdagangan Online

di India Banyak negara yang telah mengadopsi berbagai tindakan untuk mengatasi pelanggaran hak cipta di internet, baik dengan menyasar perantara online maupun 319 Brazil merupakan salah satu partner usaha Amerika Serikat yang terbesar dengan nilai ekspor sekitar 27.3 milyar USD dan impor sekitar 35.1 milyar USD dimana impor terbesar adalah mesin-mesin, lihat The Observatory of Economic Complexity, Brazil, http:atlas.med ia.mit.eduenprofilecountrybra , diunduh pada 27 Agustus 2016 pukul 11.00. Lihat juga The White House, Fact Sheet: The U.S.-Brazil Economic Relationship , https:www.whitehouse.govthe-press-office20110315fact-sheet-us-brazil-economic- relationship , diunduh pada 27 Agustus 2016 pukul 11.10. 320 Nivell Rayda, loc.cit. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia pelanggar hak cipta secara individu, atau kedua-duanya. 321 Sanksi yang dikenakan bagi pelanggar hak cipta di internet dapat berupa skema respon bertingkat biasanya berbentuk surat peringatan dengan berbagai derajat; penghapusan konten yang melanggar hak cipta dan pemblokiran situs yang memuat konten yang melanggar hak cipta; memperlambat koneksi internet pihak yang melanggar hak cipta di interet; serta perintah pengadilan dan penghentian akses internet. 322 Beberapa negara seperti Kanada, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat menggabungkan sanksi punitif dengan penekanan pada langkah pembelajaran dan pencegahan. Selain itu terdapat juga negara seperti Korea Selatan dan Brazil 323 menerapkan pertanggungjawaban pidana termasuk pidana penjara terhadap pengguna akhir yang melanggar hak cipta infringing end users. Diantara negara- negara tersebut, negara yang memiliki ketentuan yang mirip dengan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah India. Negara India, seperti Indonesia, sama-sama ditempatkan dalam daftar Priority Watch List 301 USTR, sama-sama banyak menciptakan dan menyediakan ciptaan namun memiliki tingkat pembajakan yang tinggi, sedang melakukan perbaikan sistem hak kekayaan intelektual 324 dan tengah mengalami ledakan booming kegiatan perdagangan onlinee-commerce 325 walaupun India sudah 321 BOP Consulting dan DotEcon, op.cit., hal 2 322 Ibid ., hal 3 323 Brazil memperlakukan pelanggaran hak cipta layaknya pencurian barang sehingga mendapatkan tuntutan pidana, lihat Social Science Research Council, Media Piracy in Emerging Economies , USA: Social Science Research Council, 2011, hal 228. 324 Office of The United States Trade Representative, 2001 Special 301 Report Priority WatchList , op.cit., hal 39. 325 Selain situs perdagangan online internasional seperti Amazon, India juga memiliki situs perdagangan online yang bermarkas di Bangalore bernama Flipkart. Popularitas Flipkart bahkan merajai pencarian website di India pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat India yang sangat tinggi pada perdagangan online, lihat Saurav Mukherjee, Flipkart Beats Amazon, IRCTC to Emerge as Most Popular Website of 2015, Reveals Google , http:www.india.comnewsindiaflipkart-beats-amazon-irctc-to-emerge-as-most-popular-website- of-2015-reveals-google-790407 , diunduh pada 2 Agustus 2016 pukul 08.00. Sama seperti tempat perdagangan online di Indonesia, situs Flipkart sendiri tidak lepas dari pelanggaran hak cipta. Pada tahun 2014, Sanjay Gupta, perwakilan dari Artists Rights Protection Society membuat petisi di change.org supaya Flipkart menghapus 24 penjual yang melanggar hak cipta para pelukis dan desainer. Flipkart pun menghapus barang-barang dari 24 penjual tersebut, namun sayangnya Flipkart hanya menghapus barang dari 24 penjual itu saja padahal masih banyak barang yang melanggar hak cipta para seniman tersebut yang dijual di Flipkart. Pelanggaran hak cipta yang terjadi di Flipkart tidak sampai disitu saja. Beberapa bulan kemdian, seniman bernama Nitin Rao Kumblekar menyayangkan adanya penjual di Flipkart yang menggunakan gambarnya untuk gambar pada cover telepon genggam. Flipkart akhirnya removed para penjual yang menggunakan gambar Nitin tanpa izin. Lihat Pooja Sareen, Flipkart in the Spotlight Again for Selling Copyright Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia sedikit lebih maju di bidang ini dibanding Indonesia. 326 Maraknya kegiatan perdagangan online di India, terutama di area perkotaan, disebabkan oleh harga yang relatif lebih murah dan kemudahan bertransaksi apabila dibandingkan dengan tempat perdagangan fisik. 327 Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sektor perdagangan online ini perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan, terutama dari sisi hak kekayaan intelektual. 328 Terdapat pengaturan mengenai tanggungjawab pengelola perdagangan onlineonline intermediary liabilities 329 di India. Istilah yang digunakan adalah online intermediaries karena memiliki jangkauan yang lebih luas dari pengelola perdagangan online. Istilah ini pertama kali muncul dalam The Information Technology Act 2000 IT Act 2000. Dalam Pasal 2 ayat 1 huruf w, intermediary didefinisikan sebagai any particular electronic message means any person who on behalf of another person receives, stores or transmits that message or provides any service with respect to that message . Pada awalnya hal ini menimbulkan kebingungan di India terkait apa saja yang termasuk intermediary, dan apakah tempat perdagangan online juga merupakan intermediary atau tidak. Baru setelah kemunculan The Information Technology Act 2008 IT Act 2008, definisi dan jangkauan intermediary menjadi lebih komprehensif dan ekspansif. 330 Dalam amandemen tersebut, intermediary merupakan: Infringing Products , https:inc42.combuzzflipkart-copyright-issues , diunduh pada 27 Oktober 2016 pukul 15.00. 326 Vishal Bhargava, Indonesias e-commerce Must Look at India, http:www.thejakartapost.comacademia20161117indonesias-e-commerce-must-look-at- india.html , diunduh pada 1 Agustus 2016 pukul 15.20. 327 Ashwini Kumar Sharma, Clicks Overtake Footfalls in Realty , http:www.livemint.comMoneyTwEw39IsEAw9hC7F76gz7LClicks-overtake-footfalls-in- realty.html , diunduh pada 1 Agustus 2016 pukul 15.30. 328 Ipshita Bhuwania dan Shubham Jain, Internediary Liability of E-Commerce Companies in India, The Rajiv Gandhi National University of Law Student Research Review, Special Edition on Law and Technology, 2015, hal 2. 329 Online intermediary liability is known as “secondary” or “indirect” liability because it does not relate directly to the intermediary’s own conduct – for example, if an intermediary spies on its own users, in violation of its legal obligations regarding the interception and security of communications. However, in some cases, such as copyright and privacy, laws blur this distinction by ado pting a broad definition of “direct” infringement that can cover even the mere processing of illegal content , lihat Association for Progressive Communications, Frequently Asked Questions on Internet Intermediary Liability , https:www.apc.orgenpubsfrequently- asked-questions-internet-intermediary-l , dinduh pada 2 Agustus 2016 pukul 08.00 330 Kajal Tandon dan Akshat Pande, India: Liability Or Immunity ? E-Commerce Marketplaces And Infringement Of IP Rights , Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia Intermediary with respect to any particular electronic records, means any person who on behalf of another person receives, stores or transmits that record or provides any service with respect to that record and includes telecom service providers, network service providers, internet service providers, web hosting service providers, search engines, online payment sites, online-auction sites, online market places and cyber cafes Dengan demikian dapat terlihat bahwa jangkauan intermediary sangatlah luas dan secara jelas eksplisit disebutkan bahwa intermediary mencakup tempat perdagangan online seperti flipkart dan sebagainya. Untuk mengetahui tanggungjawab pengelola perdagangan online dalam hal terjadi jual belipenggandaan barang bajakan, perlu diketahui terlebih dahulu pengecualian dari tanggung jawab tersebut. Ketentuan Pasal 79 IT Act 2008, mengecualikan intermediary dari tanggungjawab atas informasi pihak ketiga, data atau tautan komunikasi communication link --termasuk apabila terdapat pelanggaran hak cipta-- yang disimpan oleh intermediary tersebut pada beberapa kasus. Intermediary tidak bisa dianggap bertanggungjawab apabila intermediary hanya menyalurkan informasiconduit of information dengan providing access to a communication system over which information made available by third parties is transmitted or temporarily stored 331 atau hanya menyimpan konten tanpa menginisiasi, tanpa memodifikasi konten dalam transmisi, atau tanpa memilih penerima, 332 dan telah melakukan uji kelayakan due diligence. 333 Dengan demikian, intermediary bertanggungjawab atas informasi pihak ketiga, data atau tautan komunikasi communication link kecuali dalam hal-hal yang telah disebutkan diatas. 334 Akan tetapi, pengecualian dalam ketentuan Pasal 79 ayat 1 IT Act 2008 tidak berlaku apabila intermediary turut berperan dalam pelaksanaan pelanggaran hukum dengan bersekongkol, menganjurkan, atau membujuk 335 atau mengetahui adanya data yang melanggar hukum namun gagal untuk menghapus data tersebutmematikan akses terhadap data itu. 336 http:www.mondaq.comindiax433166TrademarkLiability+Or+Immunity+ECommerce+Marke tplaces+And+Infringement+Of+IP+Rights , diunduh pada 12 Agustus 2016 pukul 07.00. 331 Pasal 79 ayat 2 huruf a Information Technology Act 2008 of India 332 Pasal 79 ayat 2 huruf b Information Technology Act 2008 of India 333 Pasal 79 ayat 2 huruf c Information Technology Act 2008 of India 334 Pasal 79 ayat 1 Information Technology Act 2008 of India 335 Pasal 79 ayat 3 huruf a Information Technology Act 2008 of India 336 Pasal 79 ayat 3 huruf b Information Technology Act 2008 of India Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia Terkait uji kelayakan due dilligence yang harus dilakukan oleh intermediary , prosedur tersebut diatur dalam The Information Technology Intermediary Guidelines Rules 2011 yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi India. Ketentuan Pasal 3 The Information Technology Intermediary Guidelines Rules 2011 mengatur langkah-langkah uji kelayakan sebagai berikut: 1 The intermediary shall publish the rules and regulations, privacy policy and user agreement for access-or usage of the intermediarys computer resource by any person 2 Such rules and regulations, terms and conditions or user agreement shall inform the users of computer resource not to host, display, upload, modify, publish, transmit, update or share any information that […] d infringes any patent, trademark, copyright or other proprietary rights 3 The intermediary shall not knowingly host or publish any information or shall not initiate the transmission, select the receiver of transmission, and select or modify the information contained in the transmission as specified in sub-rule 2 4 The intermediary, on whose computer system the information is stored or hosted or published, upon obtaining knowledge by itself or been brought to actual knowledge by an affected person in writing or through email signed with electronic signature about any such information as mentioned in sub-rule 2 above, shall act within thirty six hours and where applicable, work with user or owner of such information to disable such information that is in contravention of sub-rule 2. Further the intermediary shall preserve such information and associated records for at least ninety days for investigation purposes 5 The Intermediary shall inform its users that in case of non- compliance with rules and regulations, user agreement and privacy policy for access or usage of intermediary computer resource, the Intermediary has the right to immediately terminate the access or usage lights of the users to the computer resource of Intermediary and remove noncompliant information 6 The intermediary shall strictly follow the provisions of the Act or any other laws for the time being in force. 7 When required by lawful order, the intermediary shall provide information or any such assistance to Government Agencies who are lawfully authorised for investigative, protective, cyber security activity. The information or any such assistance shall be provided for the purpose of verification of identity, or for prevention, detection, investigation, prosecution, cyber security incidents and punishment of offences under any law for the time being in force, on a request in writing staling clearly the purpose of seeking such information or any such assistance. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia 8 The intermediary shall take all reasonable measures to secure its computer resource and information contained therein following the reasonable security practices and procedures as prescribed in the Information Technology Reasonable security practices and procedures and sensitive personal Information Rules, 2011. 9 The intermediary shall report cyber security incidents and also share cyber security incidents related information with the Indian Computer Emergency Response Team. 10 The intermediary shall not knowingly deploy or install or modify the technical configuration of computer resource or become party to any such act which may change or has the potential to change the normal course of operation of the computer resource than what it is supposed to perform thereby circumventing any law for the time being in force: provided that the intermediary may develop, produce, distribute or employ technological means for the sole purpose of performing the acts of securing the computer resource and information contained therein. 11 The intermediary shall publish on its website the name of the Grievance Officer and his contact details as well as mechanism by which users or any victim who suffers as a result of access or usage of computer resource by any person in violation of rule 3 can notify their complaints against such access or usage of computer resource of the intermediary or other matters pertaining to the computer resources made available by it. The Grievance Officer shall redress the complaints within one month from the date of receipt of complaint. The Information Technology Intermediary Guidelines Rules 2011 diterbitkan dengan tujuan memberikan instruksi rinci bagi intermediary dalam menjalankan tugas mereka serta pengecualian tanggungjawab intermediary dalam hal terdapat data yang melanggar hukum seperti hak cipta. Lebih lanjut, Pasal 3 memberikan kewajiban bagi intermediary untuk melakukan uji kelayakan due diligence yang antara lain mengharuskan intermediary menyatakan syarat dan ketentuan, kebijakan privasi privacy policy and persetujuan pengguna user agreement yang memuat larangan bagi pengguna untuk menyimpan, menunjukkan, mengunggah, memodifikasi, mempublikasikan, mentransmisikan, melakukan pembaruan, atau membagi informasi yang melanggar hak cipta. Pasal 3 Intermediary Guidelines juga memberi petunjuk langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh intermediary apabila terdapat pengguna yang melanggar ketentuan pasal tersebut. Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016 Universitas Indonesia

2.10. Definisi Tempat Perdagangan di masing-masing peraturan