Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
4 Suatu sebab yang halal Lebih lanjut, seseorang juga harus melihat kategori orang yang tidak cakap
dalam Pasal 1330 KUHPer serta merujuk pada Pasal 1321 KUHPer untuk melihat syarat tidak sahnya perikatan yaitu bukan kesepakatan yang sah apabila
kesepakatan itu terjadi karena kekhilafan, paksaan, atau penipuan .
536
3.2.5. Interpretasi Komparatif
Interpretasi komparatif adalah metode penafsiran undang- undang dengan memperbandingkan antara berbagai sistem hukum. Penafsiran model ini paling
banyak dipergunakan dalam bidang hukum perjanjian internasionaI. Pada interpretasi komparatif, penafsiran dilakukan dengan mencari titik temu pada
penyelesaian yang dilakukan pada berbagai negara. Di luar hukum internasional, penafsiran komperatif sangat jarang dipakai.
537
Contoh interpretasi komparatif adalah membandingkan pengaturan mengenai warisan yang ada pada sistem hukum adat, hukum Islam, maupun
hukum perdata barat. Masing-masing sistem hukum memberikan pengaturan yang berbeda dengan dasar yang berbeda mengenai warisan. Contoh penggunaan
interpretasi komparatif yang lain berkaitan dengan istilah penyalahgunaan keadaan misbruik van omstandigheden atau undue influence yang tidak
dijumpai dalam KUHPer namun muncul dalam praktek hukum. Penyalahgunaan keadaan adalah faktor yang menyebabkan cacat kehendak, selain faktor lain yang
dinyatakan dalam KUHPer seperti kekhilafan, paksaan, dan penipuan. Dalam ketentuan KUHPer Belanda yang baru, penyalahgunaan keadaan sudah
dimasukkan dalam salah satu faktor yang membuat cacat kehendak.
538
3.2.6. Interpretasi Antisipatif atau Futuristis
Interprestasi futuristis adalah penafsiran undang-undang yang bersifat antisipasi dengan berpedoman kepada undang-undang yang belum mempunyai
kekuatan hukum ius constituendum. Misalnya suatu rancangan undang-undang yang masih dalam proses perundangan, tetapi pasti akan diundangkan. Dengan
536
Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, Alumni: Bandung, 1992, hal 22
537
Sudikno Mertokusumo, 2009, op.cit., hal 62
538
Bambang Sutiyoso, op.cit., hal 117
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
kata lain, intepretasi antisipatif adalah penafsiran dengan menggunakan sumber hukum yang belum resmi berlaku namun hakim memiliki keyakinan politis
bahwa RUU itu akan diundangkan. Contoh interpretasi antisipatif atau futuristis juga dapat dilihat dalam
penafsiran listrik yang termasuk dalam kategori barang dalam Pasal pencurian KUHP yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya.
539
Karena KUHP melarang analogi, maka digunakan interpretasi antisipatif dalam kasus tersebut. Contoh
lainnya adalah mengenai perbuatan santet yang tidak diatur dalam KUHP, namun telah dicantumkan dalam RUU KUHP yang baru. Dengan dicantumkannya santet
sebagai tindak pidana, hakim dapat menggunakan interpretasi futuristis dan memutuskan santet dapat dipidana dengan mengacu pada ketentuan RUU KUHP
yang sedang disusun.
540
3.2.7. Interpretasi Restriktif