Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
2.10. Definisi Tempat Perdagangan di masing-masing peraturan
Di India, dalam ketentuan IT Act 2008 Pasal 2 huruf w tidak menyebutkan mengenai tempat perdagangan online, namun menggunakan istilah
online intermediaries yang cakupannya sangat luas. Cakupan online
intermediaries dengan jelas mencakup penyedia jasa telekomunikasi, penyedia
jasa jaringan, penyedia jasa internet Internet Service ProviderISP, jasa layanan web hosting, mesin pencari search engine, situs pembayaran online, situs lelang
online, warnet cyber cafes, serta tempat perdagangan online online market places
. Sementara itu dalam undang-undang tersebut tidak dijelaskan lagi apa yang dimaksud dengan online market places karena dianggap sudah jelas. Tempat
perdagangan yang dimaksud dalam Pasal 2 huruf w IT Act 2008 bukanlah tempat perdagangan fisik brick and mortar, melainkan tempat perdagangan yang
difasilitasi oleh teknologi internet. Dengan demikian, tanggung jawab intermediaryperantara di India secara
eksplisit dalam Pasal 2 huruf w IT Act 2008 dinyatakan termasuk dengan tempat perdagangan online. Walaupun demikian, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai
definisi tempat perdagangan online online market places. Hal ini berbeda dengan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
yang hanya menyebutkan kata tempat perdagangan tanpa ada penjelasan sama sekali mengenai lingkup tempat tersebut dan apakah tempat perdagangan
termasuk tempat perdagangan online atau tidak. Apabila mengacu pada Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Pasal 1 menyebutkan bahwa
perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang danatau jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan
pengalihan hak atas barang danatau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. Maka dapat disimpulkan bahwa tempat perdagangan adalah tempat
dimana dilakukannya transaksi barang danatau jasa di dalamluar negeri. Kata tempat perdagangan online sendiri tidak ditemukan dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. Walaupun demikian, UU tersebut menggunakan istilah perdagangan melalui sistem elektronik untuk
mendefinisikan perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
bahwa tempat perdagangan dalam Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta berarti tempat dimana dilakukannya transaksi barang danatau jasa di dalamluar negeri
dengan tujuan pengalihan hak atas barang danatau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. Sedangkan untuk menentukan apakah tempat
perdagangan yang dimaksud dalam Pasal 10 termasuk tempat perdagangan online atau tidak masih diperlukan penemuan hukum.
2.11. Analisis Perbandingan dengan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28