Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Ketiadaan tempat fisik juga membuat adanya kerugian lain, yaitu pembeli tidak mampu melihat dan menyentuh barang dagangan secara langsung. Penjual
melalui tempat perdagangan online mungkin dapat menyediakan gambar dan video bagi pembeli, namun memegang langsung barang dapat memberikan
sensasi berbeda yang tidak dapat diperoleh hanya melalui internet.
398
Hal ini terutama berlaku untuk barang-barang yang bersifat personal seperti baju,
kacamata, dan perhiasan.
399
Contohnya dalam hal membeli jam, pembeli dapat mengetahui nilai jam tersebut dari kehalusan besi serta beratnya. Selain barang-
barang yang sifatnya personal, barang-barang seperti bahan makanan sehari-hari juga tidak terlalu cocok untuk dibeli secara online.
400
Kekurangan lain yang dimiliki oleh tempat perdagangan online adalah tidak adanya kepuasan instan instant gratification yaitu langsung mendapatkan
benda saat itu juga layaknya membeli di tempat fisik karena harus menunggu pengiriman terlebih dahulu yang dapat memakan waktu 1-7 hari. Pembeli juga
harus membayar biaya pengiriman, hal ini merugikan pembeli apalagi bila barang yang dibeli harganya murah.
401
Dengan demikian, tempat perdagangan online dan tempat perdagangan fisik memiliki perbedaan karakteristik dan kelebihan-kekurangannya masing-
masing, termasuk perbedaan dalam hal cara pembelian. Perbedaan dalam cara pembelian di tempat perdagangan fisik dan tempat perdagangan online akan
dijelaskan dalam subbab selanjutnya.
3.1.4 Cara Jual Beli pada Tempat Perdagangan Offline dan Online
Jual-beli koop en verkoop adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan sesuatu kebendaan, dan pihak yang
lain untuk membayar harga yang dijanjikan Pasal 1457 KUHPerdata. Unsur pokok dalam jual-beli adalah barang dan harga.
Subekti selanjutnya menjelaskan bahwa perkataan jual beli menunjukkan terdapat istilah yang mencakup dua perbuatan yang bertimbal balik. Istilah
398
Scott Fitterman, loc.cit.
399
Mark Walsh, loc.cit.
400
Matt Brownell, 5 Products You Shouldn’t Buy Online, https:www.mainstreet.com
article5-products-you-shouldn-t-buy-online , diunduh pada 10 September 2016 pukul 09.00
401
Scott Fitterman, loc.cit.
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
tersebut
sesuai dengan istilah Belanda “koop en verkoop”
yang mengandung pengertian bahwa pihak yang satu
“verkoopt”
menjual sedang yang lainnya
“koopt”
membeli. Dalam bahasa inggris jual-beli disebut dengan hanya
“sale” saja yang berarti “penjualan” hanya dilihat dari sudutnya si penjual, begitu pula
dalam bahasa Perancis disebut hanya dengan
“vente”
yang juga berarti
“penjualan”, sedangkan dalam bahasa Jerman dipakainya perkataan “Kauf”
yang
berarti “pembelian
.
402
Berdasarkan definisi dari Pasal 1457 diatas, penjanjian jual beli sekaligus memberikan dua kewajiban yaitu:
403
1 Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli
2 Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual
Salim HS mendefinisikan jual-beli dengan pengertian yang mirip yaitu penjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli. Dalam perjanjian
jual beli, pihak penjual berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan pembeli berkewajiban untuk membayar
harga dan berhak menerima objek tersebut.
404
Selanjutnya menurut Wirjono Prodjodikoro, jual beli merupakan suatu persetujuan dimana suatu pihak mengikat
diri untuk wajib menyerahkan suatu barang dan pihak lain wajib membayar harga, yang dimufakati mereka berdua.
405
Unsur pokok dalam perjanjian jual beli adalah barang dan harga, dimana antara penjual dan pembeli harus ada kata sepakat tentang harga dan benda yang
menjadi objek jual beli. Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjian
jual beli tersebut ditegaskan d
alam pasal 1458 yang berbunyi “
jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata
402
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal 1.
403
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986, hal 181.
404
Salim HS, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hal 49
405
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Jakarta: Sumur Bandung, 1991, hal 17
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan maupun harganya belum dibayar
.
406
Apabila terjadi kesepakatan mengenai harga dan barang namun terdapat hal lain yang tidak disepakati yang terkait dengan perjanjian jual beli tersebut,
maka jual beli tetap tidak terjadi karena tidak terjadi kesepakatan. Akan tetapi, jika para pihak telah menyepakati unsur esensial dari perjanjian jual beli tersebut,
dan para pihak tidak mempersoalkan hal lainnya, maka klausul-klausul dianggap berlaku.
407
Walaupun telah terjadi persesuaian antara kehendak dan pernyataan, namun belum tentu barang itu menjadi milik pembeli. Hal tersebut disebabkan
karena persesuaian kehendak harus diikuti proses penyerahan levering benda yang tergantung kepada jenis bendanya yaitu:
408
1 Benda bergerak Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata dan
kunci atas benda tersebut apabila ada kunci 2 Piutang atas nama dan benda tak berwujud
Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya dilakukan dengan sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan
3 Benda tidak bergerak Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan
pengumuman akan akta yang bersangkutan Hak dari penjual menerima harga barang yang telah dijualnya dari pihak
pembeli sesuai dengan kesepakatan harga antara kedua belah pihak. Sedangkan kewajiban penjual adalah sebagai berikut:
1 Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
409
Benda dalam KUHPer dibagi menjadi benda bergerak, benda tidak bergerak, dan benda tidak bertubuh yang masing-masing cara
penyerahannya telah dijabarkan diatas. Terdapat dua jenis penyerahan
406
R. Subekti, op.cit., hal 2
407
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, hal 127
408
Salim HS, loc.cit.
409
Ahmad Miru, op.cit., hal 128
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
menurut yaitu penyerahan yuridis dan penyerahan nyata feitelijk dalam hal benda bergerak.
Sedangkan dalam Pasal 612 dan 613 KUHPer, terdapat beberapa jenis penyerahan yaitu penyerahan fisik, penyerahan kunci gudang,
penyerahan akta sesi, serta penyerahan dokumen dalam hal jual-beli perusahaan
2 Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat tersembunyi
Sedangkan kewajiban dari pembeli adalah menerima barang yang telah dibelinya, baik secara nyata maupun secara yuridis. Terdapat tiga kewajiban
pokok dari pembeli yaitu:
410
1 Memeriksa barang-barang yang dikirim oleh penjual 2 Membayar harga barang sesuai kontrak
Kewajiban pembeli untuk membayar harga barang termasuk tindakan mengambil langkah-langkah dan melengkapi dengan formalitas yang
mungkin dituntut dalam kontrak atau oleh hukum dan peraturan untuk memungkinkan pelaksanaan pembayaran
3 Menerima penyerahan barang seperti yang disebut dalam kontrak Tempat penyerahan menurut ketentuan Pasal 1393 KUHPer yaitu di
tempat yang ditetapkan dalam perjanjian, tempat barang itu berada pada saat perjanjian, tempat tinggal pembeli, dan tempat tinggal
penjual. Selanjutnya waktu penyerahan tidak diatur dalam undang- undang, biasanya hal demikian diatur dalam perjanjian yang
bersangkutan Pada dasarnya perjanjian jual beli tidak terikat kepada suatu bentuk
tertentu, dapat dibuat secara lisan dan tulisan yang dapat bersifat sebagai alat bukti apabila terjadi perselisihan. Untuk beberapa perjanjian tertentu undang-
undang menentukan suatu bentuk tertentu, sehingga apabila bentuk itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak sah. Dengan demikian, bentuk tertulis tidak
semata-mata merupakan alat pembuktian saja, tetapi juga merupakan syarat untuk
410
Salim HS, op.cit., hal 58
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
adanya perjanjian tersebut. Misalnya perjanjian mendirikan PT harus dilakukan dengan akta notaris. Dengan demikian terdapat dua perjanjian jual-beli, yaitu
1 Lisan Perjanjian dilakukan secara lisan dimana kedua belah pihak bersepakat
untuk mengikatkan dirinya melakukan perjanjian jual beli yang dilakukan secara lisan.
2 Tertulis Perjanjian jual beli dilakukan secara tertulis biasanya dilakukan
dengan akta autentik maupun dengan akta di bawah tangan. Akta autentik sendiri merupakan suatu akta yang dibuat di dalam bentuk
yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana
akta dibuatnya. Sedangkan akta di bawah tangan adalah akta yang dibuat untuk tujuan
pembuktian namun tidak dibuat di hadapan pejabat yang berwenang.
411
Akta di bawah tangan mempunyai kekuatan pembuktian berdasarkan pengakuan dari para pihak yang membuatnya. Hal ini bermakna
kekuatan pembuktian akta di bawah tangan dapat dipersamakan dengan akta autentik sepanjang para pembuat akta dibawah tangan
mengakui dan membenarkan apa yang telah ditandatanganinya. Dengan kata lain akta di bawah tangan merupakan akta perjanjian yang
baru memiliki kekuatan hukum pembuktian apabila diakui oleh pihak- pihak yang menandatanganinya.
Perbedaan prinsip antara akta di bawah tangan dengan akta otentik adalah karena jika pihak lawan mengingkari akta tersebut, akta di
bawah tangan selalu dianggap palsu sepanjang tidak dibuktikan keasliannya, sedangkan akta otentik selalu dianggap asli, kecuali
terbukti kepalsuannya.
412
Setelah mengetahui syarat sahnya perjanjian, selanjutnya akan diuraikan mengenai cara perdagangan fisik dan melalui tempat perdagangan online. Pada
411
Handri Rahardjo, Cara Pintar Memilih dan Mengajukan Kredit, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2003, hal 10
412
Ahmadi Miru, op.cit., hal 103
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
tempat perdagangan fisik, penjual biasanya menyewa suatu tempatlapak dari suatu tempat perdagangan dan menggunakannya untuk berjualan. Penjual
menawarkan barang dagangannya dengan harapan dapat laku terjual dan memperoleh uang sebagai gantinya.
Pembeli kemudian datang ke tempat perdagangan fisik dengan membawa uang untuk membayar barang yang dibelinya. Apabila dilakukan di tempat
perdagangan tradisional seperti pasar, maka penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar harga hingga terjadi kesepakatan harga. Setelah kesepakatan
harga dapat dilakukan, barang akan berpindah dari penjual ke pembeli. Pembeli akan menerima barang dan penjual akan menerima uang. Transaksi jual beli tidak
lagi hanya dilakukan di pasar tetapi bisa di toko, kios, pusat perbelanjaan, supermarket, mall, dan lain sebagainya. Berbelanja di pasar tradisional
memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak
mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas.
Sedangkan cara jual beli online, tepatnya dalam tempat perdagangan online, tidaklah jauh berbeda dengan jual beli di tempat perdagangan fisik.
Langkah-langkah jual beli pada pempat perdagangan online dapat dijabarkan sebagai berikut:
1 Pembeli mencari barang Pembeli mengetikkan nama barang yang dicari pada kolom pencarian
search bar yang terletak di pojok atas
413
tempat perdagangan online. Pembeli juga dapat menelusuri berbagai kategori yang disediakan pada
tempat perdagangan online. Selanjutnya akan muncul gambar barang- barang beserta informasi singkat misalnya harga dan rating. Dalam
tempat perdagangan online, pembeli seperti berjalan-jalan di depan toko dan melihat barang-barang dalam sebuah etalase.
2 Pembeli memilih barang
413
Pengamatan penulis pada berbagai tempat perdagangan online baik dari dalam maupun luar negeri seperti Ebay, Etsy, Taobao, Toranoana, Tokopedia, Bukalapak, OLX, Forum
Jual-Beli Kaskus, Qlapa, Prelo, dan lain-lain
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Setelah melihat-lihat informasi singkat mengenai barang, pembeli akan mengunjungi laman berisi deskripsi barang tersebut. Pada laman
tersebut akan muncul deskripsi lebih lengkap dari penjual misalnya lokasi barang, spesifikasi barang, lokasi penjual, dan lain-lain. Pembeli
kemudian menentukan barang apa yang akan dibeli. 3 Menanyakan informasi lebih lanjut
Langkah ini merupakan langkah pilihanoptional. Apabila pembeli merasa terdapat kekurangan informasi yang disediakan pada situs, atau
pembeli sekedar ingin mengetahui status ketersediaan barang tersebut, pembeli dapat menanyakan langsung pada penjual. Pertanyaan dapat
diajukan melalui fitur pesan pribadi private message yang disediakan oleh tempat perdagangan online atau langsung menghubungi nomor
telepon penjual, apabila disediakan. 4 Memasukkan barang dalam shopping cart
414
Pembeli kemudian memasukkan barang yang diinginkan dalam fitur shopping cart
. Selanjutnya shopping cart menyimpan terlebih dahulu barang yang pembeli inginkan sampai pembeli benar-benar yakin akan
pilihannya dan berniat membayar barang tersebut 5 Memilih jasa pengiriman
Pembeli memilih perusahaan jasa pengiriman dan paket pengiriman. Perusahaan yang biasa dijadikan pilihan pada berbagai tempat
perdagangan online misalnya JNE, TIKI, dan Pos Indonesia. 6 Memilih metode pembayaran
Pembeli memilih metode pembayaran dengan pilihan yang tersedia pada tempat perdagangan online. Metode pembayaran dapat berbeda-
beda antar satu tempat perdagangan online dengan tempat perdagangan online lainnya. Metode pembayaran yang lazim digunakan adalah
414
Disebut juga shopping trolley atau keranjang belanja. Analogi tersebut muncul dari keranjang belanja yang didorong-dorong oleh pembeli pada saat menyusuri sebuah toko. Shopping
cart merupakan perangkat lunak yang membuat pembeli dapat memilih lebih dari satu barang yang
akan dibeli dan menyimpan detail dari barang-barang tersebut. Shopping cart secara otomatis menghitung total harga pesanan beserta ongkos kirim yang harus dibayar oleh pembeli. Setelah itu
pembeli akan sampai pada halaman checkout checkout page yang akan menunjukkan isi shopping cart dan memungkinkan pembeli untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu pembayaran.
Lihat National Open University of Nigeria, op.cit., hal 132 dan 168
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
CODbayar di tempat,
415
transfer antar rekening bank,
416
rekening bersama,
417
kartu kredit, e-currency,
418
vouchergift cardkupon, serta poindeposit pada tempat perdagangan online tersebut.
7 Pembeli membayar Setelah pembeli memilih metode pembayaran, maka pembeli akan
membayar barang sesuai dengan harga yang tercantum. Biasanya tempat perdagangan online memberi tengat waktu pembayaran bagi
pembeli. Apabila sampai dengan tengat waktu tersebut pembeli belum membayar, maka pemesanan barang akan dianggap batal. Dalam hal
pembeli membayar tepat waktu, maka pembeli telah melakukan penerimaan jual beli sehingga terciptalah kontrak online.
419
8 Penjual mengirim barang Setelah pembeli melengkapi semua pilihan, maka tempat perdagangan
online akan memberitahukan detail pesanan beserta pilihan jasa pengiriman yang dipilih oleh pembeli. Penjual kemudian mengepak
barang dan mengirimnya seusai dengan pilihan jasa pengiriman pembeli. Biaya pengiriman biasanya telah dihitung dalam total harga
yang dibayar oleh pembeli. Selanjutnya penjual menerima resi
415
COD merupakan kependekan dari Cash On Delivery. Dalam arti sempit, COD dapat diartikan sebagai bayar di tempat atau bertemu langsung. COD merupakan salah satu bentuk
transaksi jual beli dimana pihak penjual barang dan pembeli bertemu secara langung ditempat yang telah mereka sepakati sebelumnya. Metode COD digunakan karena praktis dan pembeli dapat
melihat langsung kondisi barang sebelum akhirnya membayar barang tersebut. Lihat Aditya Nugroho, Macam-Macam Metode Transaksi Jual-Beli Online di Indonesia,
http:www.aditya- web.com201406macam-macam-transaksi-jual-beli-online-di-indonesia.html
, diunduh pada 17 September 2016 pukul 15.30.
416
Dapat dilakukan melalui perantara akun bank tempat perdagangan online maupun langsung ke rekening penjual
417
Rekening bersama, atau yang biasa disingkat dengan rekber, adalah jasa pembayaran yang independen dan netral antara penjual dan pembeli. Tahapannya adalah pembeli melakukan
pemesanan pada penjual, kemudian pembeli melakukan pembayaran pada penyedia rekening bersama dan penjual mengirim barang. Setelah barang sampai, jasa rekber mengirim uangnya ke
penjual. Cara ini muncul karena muncul banyak penipuan dalam bertransaksi online. Lihat Syaiful Imran, Berbagai Macam Metode dan Media Pembayaran dalam Transaksi Online,
http:ipankint.cominternetbisnis-onlineberbagai-macam-metode-dan-media-pembayaran-dalam- transaksi-online
, diunduh pada 17 September 2016 pukul 15.45.
418
Paypal, Kaspay, Payza, dan Liberty Reserve merupakan beberapa website penyedia e- Currency
atau e-Payment. Prinsip kerja e-currency sebenarnya sama dengan internet banking yang disediakan oleh bank pada umumnya. Transfer nominal bisa dilakukan secara instant dan realtime
langsung terproses. Ibid.
419
Edmon Makarim, 2005, op.cit., 262
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
pengiriman dan menginformasikan nomor resi pengiriman pada pembeli.
9 Pembeli melacak nomor resi Selanjutnya pembeli melacak nomor resi yang telah diberikan oleh
penjual di situs jasa pengiriman barang. Dengan melacak nomor resi, pembeli dapat memantau sendiri status pengiriman barang yang dibeli
dan dimana letak barang tersebut secara real time. 10 Menerima barang
Pembeli menerima barang dan memeriksa apakah barang sesuai dengan barang yang dipesan dan apakah terdapat cacatkerusakan pada
barang tersebut. 11 Konfirmasi
Setelah menerima barang, pembeli selanjutnya melakukan konfirmasi penerimaan pada penjual. Pembeli juga dapat melakukan komplain
pada penjual apabila terdapat ketidakcocokan antara barang yang diterima dengan barang yang dipesan serta apabila terdapat kerusakan.
Komplain harus dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan oleh masing-masing tempat perdagangan online. Pembeli juga dapat
memberikan ulasanreview bagi barang tersebut dan penjual, yang selanjutnya dapat membantu calon pembeli lainnya untuk melihat
kualitas serta reputasi barang dan penjual.
Apabila tempat perdagangan online berbentuk forum, maka proses pembelian hampir mirip dengan beberapa pengurangan fasilitas. Pada tempaat
perdagangan online yang berbentuk forum, tidak terdapat fasilitas shopping cart. Dalam melakukan pemilihan jasa pengiriman dan metode pembayaran, pembeli
juga harus mendiskusikannya terlebih dahulu dengan penjual dan bukan tinggal mencentang pilihan.
Semua kegiatan jual-beli, baik jual beli dengan tatap muka maupun jual beli melalui tempat perdagangan online, harus memenuhi syarat sahnya jual beli.
Perjanjian jual beli dapat dianggap sah apabila memenuhi syarat dalam Pasal 1320 KUHPer yaitu:
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
1 Sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya Syarat pertama untuk sahnya suatu perjanjian adalah adanya suatu
kesepakatan atau konsensus atau perizinan pada para pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian kehendak antara para pihak
dalam perjanjian. Jadi dalam hal ini tidak boleh adanya unsur pemaksaan kehendak dari salah satu pihak pada pihak lainnya. Sepakat
juga dinamakan suatu perizinan, terjadi oleh karena kedua belah pihak sama-sama setuju mengenai hal-hal yang pokok dari suatu perjanjian
yang diadakan. Dalam hal ini, kedua belah pihak menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik, misalnya penjual yang menginginkan
sejumlah uang dan seorang pembeli yang menginginkan sesuatu dari penjual.
420
Terdapat lima cara terjadinya persesuaian kehendak, yaitu dengan:
421
a. Bahasa yang sempurna dan tertulis b. Bahasa yang sempurna secara lisan
c. Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima Dalam
prakteknya, seringkali
seseorang menyampaikan
persetujuan dengan bahasa yang tidak sempurna namun tetap dimengerti oleh pihak lain
d. Bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lain e. Diam atau membisu, namun dipahami oleh pihak lain
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya kesepakatan dapat terjadi secara tertulis dan tidak tertulis.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 1321 KUHPer, kesepakatan tidak terjadi apabila terdapat:
422
a. Kekhilafan dwaling Kekhilafan atau kekeliruan terjadi apabila salah satu pihak khilaf
tentang hal-hal pokok dari apa yang diperjanjikan atau tentang sifat-sifat penting dari barang yang menjadi objek perjanjian,
ataupun mengenai orang yang mengadakan perjanjian. Seandainya
420
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 2005, hal 17.
421
Salim HS, op.cit., hal 33
422
Subekti, op.cit., hal 23-24
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
orang tersebut tidak khilaf, maka ia tidak akan memberikan persetujuannya.
Kekhilafan terjadi misalnya saat seseorang membeli lukisan yang dikiranya lukisan Basuki Abdullah, namun ternyata hanya
turunannya saja. Kekhilafan juga merupakan alasan untuk meminta pembatalan perjanjian.
b. Paksaan geveld Paksaan disini berarti paksaan pada jiwa, dan bukan paksaan secara
fisik. Misalnya salah satu pihak diancam atau ditakut-takuti untuk menyetujui suatu perjanjian. Orang yang dipegangi tangannya
untuk menandatangani suatu perjanjian bukan termasuk paksaan dalam Pasal 1321 KUHPer karena ia tidak pernah memberikan
persetujuan. Dengan kata lain pemaksaan yang dimaksudkan dalam pasal ini adalah orang yang memberikan persetujuannya namun
tidak dengan bebas. c. Penipuan bedrog
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak dengan sengaja memberikan keterangan palsu atau tidak benar disertai dengan tipu
muslihat untuk membujuk pihak lain untuk memberikan persetujuan. Pihak yang menipu harus secara aktif menjerumuskan
lawannya. Penipuan misalnya memalsukan mesin mobil dan sebagainya.
2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan Cakap merupakan kemampuan untuk melakukan suatu perbuatan
hukum yang dalam hal ini adalah membuat suatu perjanjian. Perbuatan hukum adalah segala perbuatan yang dapat menimbulkan akibat
hukum. Orang yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa. Ukuran kedewasaan adalah berumur 21
tahun sesuai dengan pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Dalam pasal 1330 disebutkan bahwa orang yang tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah:
423424
a. Orang yang belum dewasa Apabila seorang anak belum dewasa maka perbuatan hukum harus
diwakili oleh orang tua atau wali. b. Orang yang dibawah pengampuan
Orang-orang yang diletakkan dibawah pengampunan adalah setiap orang dewasa yang selalu berada dalam keadaan kurang akal, sakit
ingatan atau boros. Pembuat undang-undang memandang bahwa orang yang berada dibawah pengampuan tidak mampu menginsyafi
tanggungjawab yang dipikul oleh orang yang mengadakan perjanjian. Orang yang dibawah pengampuan, menurut hukum tidak
dapat berbuat bebas dengan harta kekayaannya karena berada di bawah kekuasaan pengampu. Dengan demikian, kedudukan orang
yang dibawah pengampuan adalah sama dengan orang yang belum dewasa.
3 Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu disebut juga dengan objek perjanjian. Objek
perjanjian harus jelas dan ditentukan oleh para pihak yang dapat berupa barang maupun jasa namun juga dapat berupa tidak berbuat
sesuatu. Suatu perjanjian mengenai panen tembakau dari suatu ladang dalam tahun yang akan datang adalah sah, namun perjanjian jual beli
teh untuk seratus ribu rupiah tanpa penjelasan lebih lanjut lagi harus dianggap tidak jelas.
425
423
Pada zaman dahulu terdapat satu lagi golongan orang yang tidak cakap yaitu seorang istri. Ketidakcakapan ini berhubungan dengan sistem hukum perdata barat di Belanda yang
menyerahkan kepemimpinan dalam keluarga kepada suami maritale macht. Ketentuan ini sudah dihapus dalam peraturan perundang-undangan di Belanda karena tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Demikian halnya dengan di Indonesia, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No.3 tahun 1963 tanggal 5 September 1963, seorang istri tidak lagi
digolongkan sebagai yang tidak cakap. Dengan adanya Surat Edaran tersebut, istri berwenang melakukan perbuatan hukum tanpa bantuan atau izin suaminya. Lihat Ibid., hal 19
424
Ibid ., hal 18
425
Ibid ., hal 19
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Objek Perjanjian juga biasa disebut dengan prestasi. Prestasi terdiri atas:
426
a. Memberikan sesuatu misalnya membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang
b. Berbuat sesuatu misalnya memperbaiki barang yang rusak, membangun rumah, atau melukis lukisan yang telah dipesan
c. Tidak berbuat sesuatu misalnya dalam hal perjanjian untuk tidak mendirikan suatu bangunan dan perjanjian untuk tidak
menggunakan merek dagang tertentu Prestasi dalam suatu perikatan juga harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
427
a. Suatu prestasi tertentu atau dapat ditentukan jenisnya b. Prestasi harus dihubungkan dengan suatu kepentingan
Tanpa adanya suatu kepentingan,
seseorang tidak dapat
mengadakan tuntutan. Misalnya dalam hal concurrentie beding syarat untuk tidak bersaingan. Misalnya A membeli pabrik sepatu
dari B dengan syarat bahwa B tidak boleh mendirikan pabrik yang memproduksi sepatu pula. Karena A menderita kerugian, maka
pabrik sepatu diganti dengan produk lain. Dalam hal ini B boleh mendirikan pabrik sepatu lagi, karena antara A dan B sekarang
tidak ada kepentingan lagi. c. Prestasi harus diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan,
kesusilaan, dan ketertiban umum d. Prestasi harus mungkin dilaksanakan
4 Suatu sebab yang halal Syarat keempat sahnya suatu perjanjian adalah suatu sebab yang halal.
Sebab oorzak dalam Bahasa Belanda dan causa dalam Bahasa Latin berkaitan dengan isi perjanjian. Pasal 1320 KUHPer tidak menjelaskan
pengertian sebab yang halal. Yang dimaksud dengan sebab yang halal
426
Ahmadi Miru, op.cit., hal 69
427
Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2008, hal 148
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
adalah bahwa isi perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum.
Dalam sahnya perjanjian, syarat pertama dan kedua merupakan syarat subjektif karena berkaitan dengan subjek perjanjian sedangkan syarat ketiga dan
keempat merupakan syarat objektif karena berkaitan dengan objek perjanjian. Apabila syarat pertama dan syarat kedua tidak terpenuhi, maka perjanjian itu
dapat diminta pembatalannya. Pihak yang dapat meminta pembatalan itu adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan ijinnya secara tidak bebas.
428
Sedangkan apabila syarat objektif ketiga dan keempat tidak terpenuhi, maka akibatnya adalah perjanjian tersebut batal demi null and void hukum artinya
perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada sama sekali sehingga para pihak tidak dapat menuntut apapun apabila terjadi masalah di kemudian hari.
429
Secara umum terdapat lima asas dalam perjanjian, termasuk jual-beli, yaitu sebagai berikut:
430
1 Asas kebebasan berkontrak Pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur
bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Asas kebebasan
berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya d. Menentukan bentuk perjanjian lisan atau tertulis
Asas kebebasan berkontrak merupakan asas yang paling penting di dalam perjanjian karena di dalam asas ini tampak adanya ungkapan
hak asasi manusia dalam membuat suatu perjanjian serta memberi peluang bagi perkembangan hukum perjanjian.
2 Asas konsensualisme
428
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung: Alumni, 1982, hal 20
429
Subekti, op.cit., hal 20
430
Salim HS, op.cit., hal 49
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Asas konsensualisme tampak dari Pasal 1320 KUHPer. Asas konsensualisme mengandung pengertian bahwa suatu perjanjian pada
umumnya tidak diadakan secara formal melainkan cukup dengan kesepakatan antara kedua belah pihak saja. Kesepakatan merupakan
persesuaian antara kehendak dan pernyataan dari kedua belah pihak. 3 Asas mengikatnya suatu perjanjian
Asas ini terdapat dalam pasal 1338 ayat 1 KUHPer yang menyatakan bahwa suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi pembuatnya. Setiap orang yang membuat kontrak, dia terikat untuk memenuhi kontrak tersebut karena kontrak tersebut
mengandung janji-janji yang harus dipenuhi dan janji tersebut mengikat para pihak sebagaimana mengikatnya undang-undang.
4 Asas itikad baik goede trouw Berdasarkan Pasal 1338 KUHPer ayat 3, penjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik. Terdapat dua itikad baik, yaitu:
431
a. Bersifat objektif, yang berarti mengindahkan kepatutan dan kesusilaan.
b. Bersifat subjektif, artinya ditentukan sikap batin seseorang. 5 Asas kepribadian
Pada umumnya tidak seorangpun dapat mengadakan perjanjian kecuali untuk dirinya sendiri. Pengecualian terhadap asas kepribadian terdapat
dalam pasal 1317 KUHPer tentang janji untuk pihak ketiga. Apabila dikaitkan dengan syarat sahnya suatu perjanjian dan asas-asas
perjanjian, maka perdagangan online yang sah adalah perdagangan online yang memenuhi semua syarat dan asas sebagaimana telah dijelaskan diatas. Pada
dasarnya pembeli dalam perdagangan online sepakat dengan apa yang diperdagangkan penjual baik dari harga maupun objek karena pihak pembelilah
yang aktif mencari dalam tempat perdagangan online. Semua orang dapat masuk tempat perdagangan online dan melihat-lihat barang yang ditawarkan oleh
bermacam-macam penjual. Apabila pembeli tidak sepakat dengan, misalnya harga
431
Handri Rahardjo, op.cit., hal 45
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
yang dicantumkan oleh penjual, maka pembeli tidak akan memasukkan barang dalam shopping cart atau mengontak penjual.
Untuk mempertegas kesepakatan antara pembeli dan penjual, negara- negara Eropa yang tergabung dalam masyarakat ekonomi Eropa mengeluarkan
petunjuk dengan memberlakukan sistem 3 klik. Cara kerja sistem tersebut adalah sebagai berikut:
432
1 Klik pertama: calon pembeli melihat adanya penawaran dari penjual di layar komputer
2 Klik kedua: calon pembeli memberikan penerimaan terhadap penawaran tersebut
3 Klik ketiga: peneguhan dan persetujuan calon penjual kepada pembeli mengenai diterimanya penerimaan calon pembeli
Indonesia belum menerapkan sistem tiga klik ini, walaupun dianggap lebih aman dari sistem dua klik. Dengan sistem dua klik, penjual dapat mengelak
dengan menyatakan kepada pembeli bahwa ia tidak pernah menerima penerimaan pembeli. Penjual yang seperti ini jelas kaan merugikan pembeli.
Ajaran umum yang diikuti menyatakan bahwa suatu perjanjian dianggap lahir saat tawaran penjual menerima jawaban dari pembeli. Menurut Hikmahanto
Juwana, kontrak pada e-commerce
433
sudah berlaku secara sah dan mengikat pada saat pembeli meng-klik tombol send dan dalam hal ini pembeli dianggap telah
sepakat serta menyetujui syarat dan kondisi yang tercantum dalam penawaran.
434
Dalam hal kesepakatan, pembeli juga dapat melakukan kekhilafan dan menjadi korban penipuan. Kekhilafan misalnya pembeli membeli kaos berukuran
M yang ternyata terlalu kecil baginya. Sedangkan penipuan contohnya dalam hal penjual menawarkan barang palsu seperti tas dan tidak memberitahukan
ketidakaslian barang tersebut pada pembeli.
432
Setiawan sebagaimana dikutip oleh Edmon Makarim, 2005, op.cit., hal 267.
433
Kontrak pada e-commerce disebut kontrak elektronik yang termasuk kategori kontrak tak bernama yaitu perjanjian-perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata tetapi terdapat dalam
masyarakat akibat perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan bisnis. Kontrak elektronik diartikan sebagai perjanjian yang dibuat oleh para pihak melalui siwstem elektronik, dimana para
pihak tidak saling bertemu langsung. Lihat Cita Yustisia Serfiani dkk, Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik
, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 103.
434
Hikmahanto Juwana, Legal Issues on e-Commerce and e-Contract in Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis
, Volume 22, 2003, hal 87.
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
Terkait syarat sahnya perjanjian berupa kecakapan, maka dalam sulit menentukan kecakapan seseorang karena transaksi tidak dilakukan secara fisik,
tetapi melalui media elektronik. Pada prakteknya terdapat beberapa situs e- commerce yang mensyaratkan pembeli telah dinyatakan cukup umur di negara
atau wilayah tempat ia tinggal, misalnya pada situs Seagate.
435
Apabila ternyata yang melakukan transaksi adalah orang yang tidak cakap, maka pihak yang
dirugikan dapat menuntut pembatalan perjanjian.
436
Syarat sah jual beli selanjutnya adalah suatu hal tertentu. Dalam perdagangan online, objek yang dijual sudah diinformasikan dengan jelas.
Apabila pembeli masih merasa informasi yang diberikan kurang, maka pembeli dapat bertanya langsung pada penjual. Perdagangan online juga harus menyangkut
suatu sebab yang halal. Dengan kata lain, perdagangan online tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban
umum. Contohnya adalah penjualan organ tubuh melalui forum kaskus yang sempat marak diberitakan.
437
Penjualan uang palsu juga tidak diperbolehkan.
438
Dengan demikian, perdagangan online merupakan perikatan yang sah apabila memenuhi seluruh syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320
KUHPer. Karena e-commerce merupakan suatu perikatan sebagaimana dimaksud
dalam KUHPer, maka terbuka pula kemungkinan terjadinya wanprestasi. Beberapa bentuk wanprestasi yang mungkin terjadi antara lain:
439
1 Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan Dalam transaksi e-commerce, penjual atau merchant mempunyai
kewajiban untuk menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli dan kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram dan menanggung
435
Seagate, Syarat e-Commerce dan RMA Seagate, http:www.seagate.comidid
supportwarranty-and-replacementsecommerce-terms , diunduh pada 19 September 2016 pukul
07.00
436
Edmon Makarim, 2005, op.cit., hal 268
437
Deny Irawan, Jual Ginjal Rp 50 Juta, Fahmi Kena Delik Hukum, http:metro.sindonews.comread72738431jual-ginjal-rp50-juta-fahmi-kena-delik-hukum-
1363268249 , diunduh pada 17 September 2016 pukul 17.00.
438
Andreas Lukas Altobeli, Seorang Siswa SMK Menjual Uang Palsu via Online, http:regional.kompas.comread2016081520450011Seorang.Siswa.SMK.Menjual.Uang.Palsu.
via.Online , diunduh pada 17 September 2016 pukul 17.15.
439
Edmon Makarim, 2005, op.cit., hal 270-271
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
cacat-cacat tersembunyi. Apabila penjual tidak melaksanakan kedua kewajibannya
tersebut, penjual
dapat dikatakan
melakukan wanprestasi. Untuk menghindari wanprestasi ini, tempat perdagangan
seperi Ebay merinci lamanya pengiriman barang dan biaya yang dikeluarkan.
2 Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan
Contoh dan aplikasi dari wanprestasi ini adalah pembeli memesan satu buah rangkaian bunga pada sebuah tempat perdagangan online. Pada
saat memesan tersebut, yang pembeli lihat di layar monitor adalah sebuah rangkaian bunga mawar merah yang segar. Akan tetapi,
ternyata rangkaian bunga yang sampai ke tempatnya adalah rangkaian bunga mawar yang sudah layu atau tidak segar lagi seperti yang ada
pada layar monitor. Dengan demikian, jelas sekali bahwa merchant telah melakukan wanprestasi karena melaksanakan pretasinya dengan
tidak sebagaimana mestinya. 3 Terlambat melaksanakan apa yang dijanjikan
Apabila barang pesanan datang terlambat tetapi tetap dapat
dipergunakan, hal ini dapat digolongkan sebagai prestasi yang terlambat. Misalnya pembeli memesan buku dari sebuah tempat
perdagangan online. Pesanan yang seharusnya hanya memerlukan waktu pengiriman selama tiga hari ternyata baru tiba pada hari yang
ketujuh. 4 Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan
Contoh wanprestasi ini adalah penjual yang berkewajiban untuk tidak menyebarkan kepada umum identitas dan data diri dari pembeli tetapi
ternyata penjual melakukannya. Akibat dari wanprestasi adalah pembeli mengalami berbagai macam
kerugian, baik berupa personal injury, injury to the product itself, dan pure economy loss
. Pure economy loss seringkali dialami oleh konsumen karena berkaitan dengan aspek ekonomis, seperti saat barang danatau jasa yang diterima
tidak sesuai dengan manfaat kegunaan the product does not conform to its
Tanggung Jawab Pengelola , Kanina Cakreswara, FH UI, 2016
Universitas Indonesia
expected level of performance . Konsumen yang mengalami kerugian jenis ini
biasanya kehilangan nilai dari suatu produk atau kehilangan fungsi persamaan suatu produk. Misalnya serorang konsumen membeli laptop pada suatu website.
Laptop seharusnya mempunyai kemampuan mengeolah data, namun saat diterima ternyata ada salah satu fitur yang tidak dapat digunakan. Hal ini menunjukkan
konsumen kehilangan salah satu fungsi penggunaan suatu produk sehingga nilai dari suatu produk tersebut juga menurun.
440
Konsekuensi atas kehilangan nilai dan fungsi dapat terjadi secara dua cara yaitu langsung direct dan tidak langsung indirect yang dapat diuraikan sebagai
berikut: 1 Langsung direct
Kehilangan nilai ekonomis langsung ukurannya adalah kehilangan nilai tawar loss of bargain dan out of pocket. Ukuran dari kehilangan
daya tawar loss of bargain adalah ketidaksamaan nilai dari produk yang diterima dan nilai dari produk yang dipresentasikan penjual.
Sementara itu, ukuran dari out of pocket adalah perbedaan harga antara barang yang dibeli dengan nilai barang yang diterima. Semua biaya
dibayar meliputi juga ongkos yang harus dibayar pada perbaikan dan atau penggantian atas produk cacat yang dilakukan konsumen.
2 Tidak langsung indirect Selain kerugian langsung, kehilangan ekonomis secara tidak langsung
adalah kehilangan suatu pengharapan nilai suatu produk expectation loss
441
. Contoh kerugian tidak langsung adalah dalam hal konsumen kehilangan nilai keuntungan dimasa depan atas bisnis yang ditawarkan
dan kehilangan ketidak mampuan untuk menggantikan suatu produk
3.1.5 Definisi Pengelola