Dalam program ini, DIC bekerja sama dengan badan-badan lain seperti
Bank of Japan, Financial Services Agency dan Minister of Finance yang
mempunyai peran penting dalam mengatasi krisis ekonomi di Jepang. Pada tahun 1996, Pemerintah
Jepang telah mengamandemen UU Asuransi Deposito, yaitu dengan adanya pemberian
blanked guarantee dan pelaksanakan penagihan
non performance loan,serta diikuti oleh pendirian The Housting Loan
Administration Corporation HLAC dan The Resolution an Collection Bank RCB, yang membantu penagihan
aset lembaga keuangan yangditutup. Amandemen ini memberikan kewenangan dan petunjuk baru bagi DIC
dalam melakukan penagihan kredit bermasalah Non
Performing Loan NPL. Kewenangan ini nampak dari adanya wewenang untuk melakukan
criminal investigation investigasi kriminal.
Dalam struktural DIC terdapat tiga organisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Policy Board yang berfungsi memberikan
keputusan dalam penyelesaian permasalahan penting yang ditangani DIC, antara lain
memutuskan pembayaran asuransi deposito dan pembayaran lain yang terkait, memutuskan
pemberian bantuan keuangan dan lain-lain.
b. Liability Investigation Committee LIC yang
berfungsi mengintensifkan tuntutan hukum terhadap pertanggung-jawaban pengurus yang
menyebabkan kerugian dan kehancuran suatu lembaga keuangan. LIC diketuai oleh Gubernur
DIC dan anggotanya terdiri dari pejabatstaf DIC
. Committee ini sangat penting mengingat banyaknya pengurus lembaga keuangan yang
melakukan pelanggaran hukum dalam mengelola lembaga keuangannya.
c. Purchase Price Examinition Board PPEB
PPEB Dewan Penaksir Harga Pembelian dibentuk sesuai dengan ketentuan Pasal 53 UU
Penerbit Jawara
229
Penyehatan Lembaga Keuangan The Financial
Revitalization Law yang bertugas memberikan pedoman untuk kegiatan sistem pembelian aset
dari lembaga keuangan yang bangkrut. Semua harga aset harus dinilai sesuai dengan prosedur
yang benar.
d. Resolution and Collection Corporation
RCC
RCC didirikan setelah dilakukan amandemen UU Asuransi Deposito dan UU Jusen pada bulan
Oktober 1998. RCC merupakan perusahaan terbatas dimana 100 modalnya berasal dari
DIC 212 milyar Yen hasil bulan Oktober 1998 yang merupakan hasil merger HLAC dan RCB
pada tanggal 01 April 1999. Tujuan pendirian RCC adalah untuk mempercepat dan
mengefisienkan penagihan NPL dengan lebih transparan dan wajar, serta meminimalisir
suntikan dana-dana masyarakat. DIC melakukan
capital infusion penambahan modal terhadap lembaga keuanganbank-bank yang
mengalami masalah permodalan dan merancang suatu sistem penambahan modal dalam bentuk
government bonds. DIC tidak terlibat langsung dalam proses
capital injection, tetapi mendelegasikan pelaksanaannya melalui saham
subcribtion of shares kepada RCC. Keterlibatan DIC adalah dalam hal
meminjamkan dana untuk RCC dan dengan dana tersebut RCC melakukan penyertaan modal melalui
saham-saham kepada lembaga keuanganbank. Untuk memastikan bahwa bank yang menerima tambahan
modal akan mengembalikan dana tersebut
36
.
a. Pemerintah membentuk Financial