Pencegahan Bank Gagal TINDAKAN REPRESIF BANK GAGAL

kepolisian atau kejaksaan gugus tugas DIC berkordinasi dengan Interpol melakukan pengejaran terhadap para pelaku kejahatan perbankan, dilakukan tindakan represif untuk menuntut pertanggung- jawaban perdata dan pidana, DIC mengupayakan penyitaan aset dan memblokir akses perbankan, sehingga dengan demikian pelaku yang melarikan diri kabur keluar negeri, tidak akan bisa mengakses perbankan karena sumber-sumber keuangannya ditutup. Para obligor BLBI yang akhirnya kembali dari pelarian sebagian besar adalah karena dilakukan dengan upaya negosiasi dan tidak jarang dengan inisiatif sendiri dengan suka rela pulang ke Indonesia mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

BAB V TINDAKAN REPRESIF BANK GAGAL

A. Pencegahan Bank Gagal

Pencegahan bank gagal adalah tindakan secara terus menerus menjaga agar bank tidak kehilangan kepercayaan publik dan terjaga dari penyelewengan atau moral hazard 38 . Tindakan ini 38 Menurut Kant ketentuan umum mengenai pertimbangan moral adalah jika kita dapat melakukan berdasarkan maksim yang dimiliki,tetapi maksim itu bersifat universal. Maksim Penerbit Jawara 239 dapat dilakukan melalui tiga upaya yang harus saling mendukung, yakni adanya manajemen risiko dan tata kelola yang baik atau good corporate governance, disiplin pengaturan atau regulatory discipline dan disiplin pasar atau market discipline. Adanya penerapan manajemen risiko dan tata kelola yang baik dapat membantu bank dapat memastikan arah dan strateginya telah sesuai dan konsistensi dengan yang direncanakan. Hal tersebut dapat mencegah pengelola bank melakukan tindakan yang melampaui derajat risiko yang telah digariskan. Dalam Memorandum of Understanding on operation between the Financial Supervision Authority, central banks, and finance ministry of the European Union on Cross border financial stability sebuah protokol yang mengatur mengenai “cross border banking” di Uni Eropa pada bagian akhir dokumen tersebut, disebutkan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan otoritas keuangan Uni Eropa bila terjadi krisis adalah sebagai berikut:

a. Latar belakang kebijakan policy background

b. Cakupan penilaian

scope of the assessment

c. Prioritas penilaian prioritisation on the

assessment

d. Faktor-faktor yang memengaruhi

factors influencing the assessment

e. Skor dampak sistemik systemic impact score

f. Rentang skor

range of the score

g. Dampak penularan contagion channel

Semua ini berarti bahwa bilamana terjadi dalam krisis, maka segala macam dipertimbangkan akan diberikan skor, lalu diringkas ke dalam grafik yang disebut sebagai “ heat map”. Peran lainnya adalah diperlukan lembaga penjaminan simpanan. merupakan suatu prinsip yang mendasari kita bertindak, dan prinsip itu bersifat universal jika orang lain umumnya dapat menerima prinsip itu. Disinilah letaknya moral hazard, yakni orang bertindak berdasarkan prinsipnya sendiri yang dapat diterima oleh orang lain umumnya. Lihat Hendy Herijanto op.cit., hlm. 120 Penerbit Jawara 240

B. Kebijakan Program Penjaminan Pemerintah