Penyehatan Lembaga Keuangan The Financial
Revitalization Law yang bertugas memberikan pedoman untuk kegiatan sistem pembelian aset
dari lembaga keuangan yang bangkrut. Semua harga aset harus dinilai sesuai dengan prosedur
yang benar.
d. Resolution and Collection Corporation
RCC
RCC didirikan setelah dilakukan amandemen UU Asuransi Deposito dan UU Jusen pada bulan
Oktober 1998. RCC merupakan perusahaan terbatas dimana 100 modalnya berasal dari
DIC 212 milyar Yen hasil bulan Oktober 1998 yang merupakan hasil merger HLAC dan RCB
pada tanggal 01 April 1999. Tujuan pendirian RCC adalah untuk mempercepat dan
mengefisienkan penagihan NPL dengan lebih transparan dan wajar, serta meminimalisir
suntikan dana-dana masyarakat. DIC melakukan
capital infusion penambahan modal terhadap lembaga keuanganbank-bank yang
mengalami masalah permodalan dan merancang suatu sistem penambahan modal dalam bentuk
government bonds. DIC tidak terlibat langsung dalam proses
capital injection, tetapi mendelegasikan pelaksanaannya melalui saham
subcribtion of shares kepada RCC. Keterlibatan DIC adalah dalam hal
meminjamkan dana untuk RCC dan dengan dana tersebut RCC melakukan penyertaan modal melalui
saham-saham kepada lembaga keuanganbank. Untuk memastikan bahwa bank yang menerima tambahan
modal akan mengembalikan dana tersebut
36
.
a. Pemerintah membentuk Financial
Restruction Commission FRC
Untuk memastikan bahwa bank yang menerima tambahan akan mengembalikan dana
tersebut, maka FRC berdasarkan The Financial
36
Bank Indonesia op.cit., hlm. 164
Penerbit Jawara
230
Function Early Strengthening Law yang berfungsi sebagai pengawas rencana pengembangan
manajemen The Management Improvement Plan
bank-bank yang diberi dana. FRC meneliti secara teratur rencana manajemen tersebut untuk
mengetahui apakah bank-bank yang diberi dana tersebut tetap konsisten dengan program yang telah
direncanakan. Untuk mengatasi krisis lebih lanjut,
Pemerintah Jepang mengeluarkan beberapa kebijaksanaan yang pada intinya menyempurnakan
kebijaksanaan sebelumnya, antara lain pendirian Bridge Bank bank pendamping, beserta perangkat
administrasinya dan pembentukan Purchase Price
Examination Board Dewan Penaksir Harga Pembelian yang merupakan bagian dari DIC.
b. Investigasi dan Pertanggung-jawaban Pursuit of Liability
Dalam melakukan pengejaran tanggung jawab terhadap pengurus dan pemilik lembaga
keuangan atau para debitur, DIC mempunyai gugus tugas khusus
Special Task Force yang bekerja untuk mengungkap semua aset yang disembunyikan oleh
debitur atau pemilik lembaga keuangan tersebut. DIC juga melakukan investigasi bekerjasama dengan RCC
yang juga memiliki gugus tugas tersendiri dalam struktur organisasinya. Selanjutnya RCC membawa
debitur atau pengurus lembaga keuangan berdasarkan hasil investigasinya ke lembaga
penyidikan polisikejaksaan untuk perkara-perkara pidana
criminal dan ke pengadilan umum court of justice untuk klaim perkara-perkara perdata claim
for damages civil lawsuit.
c. Pengejaran Tanggung Jawab yang mengandung unsur Pidana
Pursuit of Criminal Liability
Untuk pengejaran tanggung jawab yang mengandung unsur pidana DIC dan RCC telah berhasil
Penerbit Jawara
231
menyelesaikan 29 tuduhan Accusation dan
pengaduan Claim dalam perkara pidana terhadap 64
tersangka di tahun fiskal 2000. Kalau dihitung secara kumulatif sejak Juni 1996 telah berjumlah 174.
Perbuatan-perbuatan yang dituduhkan terhadap pengurus atau pemilik lembaga keuangan
yang bangkrut, antara lain sebagai administratur keuangan di bawah UU Penyehatan Keuangan
Financial Revitalization DIC telah mengajukan dakwaan atas pemberian laporandata
elektromagnetik autentik yang tidak benar the
accusation of untrue entry in the original of an officialy autenticated electromagnetic record
terhadap 6 berkas eksekutif Tokyo Sowa Bank Mei 2000, tuduhan atas pelanggaran kepercayaan
breach of true terhadap 3 berkas eksekutif Nichinan Shikin Bank Januari 2001, tuduhan atas pelanggaran
kepercayaan atas 2 berkas eksekutif Niigata Chuo
Bank Februari 2001. Sedangkan bersama RCC, DIC membawa tuduhan atas pelanggaran kepercayaan
breach of trust terhadap 7 berkas eksekutif Shonan Credit Coorperatif.
Perbuatan yang dituduhkan kepada para debitur dalam rangka pengejaran tanggung jawab
yang mengandung unsur pidana 11 kasus menghambat pelelangan, 6 kasus menghambat
eksekusi, 5 kasus penipuan dan beberapa kasus yang lebih khusus seperti membuat keterangan palsu
kepada pejabat pengadilan dalam pelelangan resmi, kecurangan pengalihan aset, membatalkan jaminan
dengan membuat keterangan harga aset di bawah harga sebenarnya, serta satu kasus unik dimana suatu
perusahaan yang hendak menyembunyikan asetnya dengan cara mengalihkan deposit sebesar 6,5 juta Yen
ke rekening Bogus Bank.
d. Pengejaran tanggung jawab yang mengandung unsur Perdata