Subjek hukum publik itu melakukan perbuatan hukum atas dasar kewenangan
bevoegdheid, sedangkan subjek hukum privat bertindak atas dasar kecakapan
bekwaam. Dengan kata lain, validitas atau keabsahan perbuatan hukum
publik publiekrechtelijke handelingen ditentukan
oleh ada atau tidaknya kewenangan yang secara teoretik dapat diperoleh melalui atribusi, delegasi, dan
mandat. Validitas perbuatan hukum perdata privaatrechtelijke handelingen ditentukan oleh ada
atau tidaknya kecakapan yang dimiliki subyek hukum. Sebagai suatu abstraksi, jabatan hanya dapat
melakukan perbuatan hukum melalui suatu perwakilan. Perwakilan tersebut yaitu pejabat
ambtsdrager atau organ, yakni orang atau sekelompok orang yang berdasarkan undang-undang
atau anggaran dasar yang berwenang mewakili badan hukum atau jabatan untuk terlibat dalam hukum.
Selain itu yaitu setiap orang yang dilekati kewenangan itu berkuasa untuk melakukan perbuatan hukum atau
sesuatu yang sejenis dengan itu.
b. Prinsip Prompter Treatment penyelesaian
sesingkat-singkatnya
Pola penanganan piutang negara yang sesingkat-singkatnya
prompter treatment adalah digunakan untuk penagihan piutang negara itu pada
satu pihak berlaku secara cepat dan efisien. Apabila kreditur menyerahkan penangananya pada suatu
badan khusus yang dibentuk oleh pemerintah maka hubungan hukumnya bersifat sub-ordinasi. Artinya
kedudukan para pihak tidak mempunyai kewenangan atau hak yang sama dalam penanganan piutang
Negara. Kedudukan kreditur melalui badan khusus akan mempunyai kewenangan yang lebih tinggi dari
debitur. Berbeda dengan penyelesaian biasa pada perbankan swasta yang mengenal asas keseimbangan
atau kedudukan yang sama antara kreditur dengan debitur. Apabila penyelesian ini dilakukan maka sudah
Penerbit Jawara
96
tentu memakan waktu yang lama, karena menggunakan landasan hukum acara perdata dan
keputusanya tidak mudah untuk dieksekusi. Prinsip hukum
prompter treatment menegaskan bahwa badan khusus diberi tugas untuk
mengurus dan menagih piutang negara dengan prosedur hukum tanpa mencabut kekuasaan
pengadilan umum untuk mengadili utang-piutang pada umumnya. Menurut Sutan Remy Sjahdeini,
menyatakan bahwa kedudukan badan khusus
merupakan peradilan semu quasi rechtspraak karena badan khusus merupakan badan peradilan
yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memihak atau kepentingan dalam menyelesaikan sengketa
utang piutang negara. Tindakan badan khusus ini adalah yang dianggap sama dengan pengadilan
karena memiliki ciri yang hampir sama dengan penagihan
grosse akta, yaitu dapat menagih langsung tanpa proses dan campur tangan pihak pengadilan.
Menurut pendapat Arifin P Soeriatmadja, menyatakan bahwa
prinsip penyelesaian sesingkat- singkatnya dimungkinkan karena keperluan yang
khusus, yaitu penyelamatan keuangan negara. Keuangan negara dalam arti makro ekonomis, yaitu
keuangan negara secara keseluruhan, maka dari aspek hukum terjadinya perubahan dari hak perdata
menjadi publik. Kondisi ini bisa dibenarkan dengan suatu alasan yang kuat, yaitu adanya undang-undang
yang mengatur permasalahan perubahan aspek hukumnya dan dibuat untuk suatu kondisi khusus
pada masa negara dalam keadaan tertentu krisis atau gawat darurat. Oleh karena itu, permasalahan
perdata yang menyangkut permasalahan keuangan negara diperlukan penyelesaian yang sesingkat-
singkatnya. Hal tersebut dikarenakan menunjukkan kondisi khusus diperlukan perubahan demensi
terhadap penegakan hukumnya dari dimensi perdata menjadi dimensi public. Terutama sebatas mana
Penerbit Jawara
97
otoritas publik dapat menangani piutang negara secara efektif dan efisien dengan tetap menganut
prinsip hukum ini.
c. Prinsip hak eksekusi atas piutang negara