Hakekat IPA Urgensi Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

kondisi eksternal meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dll. Berdasarkan 2 pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari dalam diri siswa faktor intern dan dari luar diri siswa faktor ekstern. Faktor intern meliputi fisik, psikologis, dan sosial siswa sedangkan faktor ekstern dapat berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat lingkungan. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang akan diamati dalam penelitian ini meliputi faktor intern berupa psikis kemampuan intelektual, dan emosional dan faktor ekstern yaitu sekolah.

2.1.4 Urgensi Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

2.1.4.1 Hakekat IPA

Dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar SDMI yang tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengalaman langsung untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua segala sesuatu yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di dalamnya. IPA sebagai pengetahuan yang menyangkut alam, sudah seyogyanya mata pelajaran IPA harus dikuasi siswa menurut ketuntasan belajarnya. Pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses, dan sikap ilmiah serta teknologi. a. IPA sebagai produk IPA sebagai produk dapat dijelaskan bahwa pengetahuan tentang alam dikemas dalam suatu fakta-fakta, hukum-hukum,prinsip-prinsip, klasifikasi, struktur dan lain sebagainya. Produk tersebut menuntun siswa untuk mamahami segala tentang alam, menghayatinya, atau menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari. b. IPA sebagai proses Sebagai suatu proses, IPA merupakan prosescara kerja yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk- produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teoriIPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. c. IPA sebagai sikap ilmiah Segala sesuatu yang terjadi di alam, bukan tanpa sebab terjadi begitu saja. Oleh karena itu, IPA sebagai sikap ilmiah menuntun siswa agar mampu menanggapi gejala alam dengan bijaksana. d. IPA sebagai teknologi Perkembangan zaman yang semakin pesat membawa era baru dalam lingkup dunia modern. Modernisasi tersebut terkait erat dengan sains yang menghasilkan teknologi-teknologi canggih yang sangat berguna dalam kehidupan mahluk hidup terutama manusia. Oleh karena itu, pemahaman terhadap sains sangat vital untuk dipelajari oleh peserta didik muda SD sebagai pemahaman dasarnya. Dengan begitu vitalnya mata pelajaran IPA, maka menjadi hal esensial untuk siswa mampu memahami dan menghayati materi yang ada kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, IPA erat hubungannya dengan alam, maka akan lebih bermanfaat bagi siswa untuk mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bekal kehidupannya mendatang.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA SD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang

3 64 24

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE “TWO STAY TWO STRAY” (TSTS) Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode “Two Stay Two Stray” (Tsts) Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE “TWO STAY TWO STRAY” (TSTS) Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode “Two Stay Two Stray” (Tsts) Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 11

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5