72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di SDN Bendan Ngisor Jl. Lamongan Raya No. 60 RTRW 004002, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang dengan NSS 101030104018 dan No. Telp. sekolah 024 8317203. Sekolah ini mempunyai luas wilayah 2140
dan luas bangunan sekolah 574
dengan status terakreditasi A. Secara umum kondisi fisik SDN Bendan Ngisor sudah baik karena semua ruangan sudah memenuhi standar
bangunan yang baik, diantaranya mempunyai penerangan yang cukup, fentilasi udara baik, mempunyai meja dan kursi yang memadai, terdapat media
pembelajaran di kelas, dll. SD Negeri Bendan Ngisor memiliki karyawan sebanyak 21 orang yang terdiri
dari 1 kepala sekolah, 12 guru kelas, 3 guru agama 2 guru agama islam dan 1 guru agama katolik, 1 guru Bahasa Inggris, 2 guru penjaskes, 1 TU dan 1 penjaga
sekolah. Di SD ini terdapat 1 ruang kepala sekolah yang menjadi satu dengan ruang TU, 1 ruang guru, 10 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 musholla, 1 ruang UKS,
1 ruang laboratorium, 1 dapur, 2 kantin yang terbagi menjadi kantin sekolah dan kantin warga, serta kamar mandi yang diperuntukkan bagi guru dan siswa secara
terpisah.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Bendan Ngisor yang secara paralel terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Kelas
IVA sebagai kelas kontrol menerima perlakuan menggunakan metode ceramah bervariasi sedangkan kelas IVB sebagai kelas eksperimen menerima perlakuan
menggunakan metode TSTS. Jumlah siswa di kedua kelas adalah sama banyak yaitu 40 siswa. Kelas IVA terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan
sedangkan di kelas IVB terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Tabel 4.1. Data Subjek Penelitian
Jenis kelamin SD Negeri Bendan Ngisor
Kelas IVA kelas kontrol
Kelas IVB kelas eksperimen
Laki-laki 22 siswa
20 siswa Perempuan
18 siswa 20 siswa
Jumlah 40 siswa
40 siswa
Berdasarkan data homogenitas populasi, kedua kelas tersebut bersifat homogen sehingga tidak ada ketimpangan sosial diantara keduanya. Artinya, data
berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama. Siswa yang berprestasi maupun yang kurang berprestasi menyebar diantara kedua kelas tersebut sehingga
tidak terdapat kelas unggulan dan non unggulan. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua kelas tersebut terbiasa dengan
metode ceramah yang dipadukan dengan penugasan, tanya jawab, diskusi, dan terkadang menggunakan model pembelajaran kooperatif seperti TPS dan NHT.
Pada hakikatnya, metode ceramah mempunyai banyak kelemahan, diantaranya adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran rendah, materi kurang terfokus,
keberhasilan siswa tidak terukur, dan cepat menimbulkan kejenuhan pada diri siswa. Dengan ini, peneliti menerapkan metode Two Stay Two Stray pada materi
daur hidup hewan agar partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat terlihat sehingga iklim belajar dapat terbangun dengan melibatkan siswa secara edukatif.
4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian