daur hidup hewan agar partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat terlihat sehingga iklim belajar dapat terbangun dengan melibatkan siswa secara edukatif.
4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa di SDN Bendan Ngisor kelas IV. Dalam mencari pengaruh tersebut diperlukan kelompok kontrol yang digunakan sebagai pembanding dengan
menerapkan metode pembelajaran ceramah bervariasi. Pelaksana kegiatan penelitian adalah peneliti. Alasan peneliti sebagai pelaksana karena dalam
penelitian ini yang ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajarna TSTS adalah peneliti. Sedangkan untuk guru kelas IVA dan guru kelas IVB
berkedudukan sebagai observerpengamat pada kelasnya masing-masing ketika peneliti melaksanakan perlakuan. Walaupun guru kelas tidak melakukan secara
langsung, diharapkan mereka dapat mengambil manfaat dalam pelaksanaan penelitian ini, khususnya bagi guru kelas IVB yang kelasnya digunakan sebagai
kelas eksperimen. Sebagai pelaksana, peneliti mengatur penelitian bersama kedua guru kelas
agar terjalin kolaborasi yang baik. Guna menghindari faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dengan kedua kolaborator menetapkan
jadwal kegiatan dengan waktu jeda yang singkat antara pelaksanaan di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga waktu pelaksanaan penelititan dilakukan
secara bergantian setelah jam istirahat.
Berikut jadwal pelaksanaan penelitian yang telah terlaksana. Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Tanggal
Penelitian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen 1.
7 Agustus 2015 Pretest
Pukul 07.30-08.15 WIB Pukul 09.30-10.15 WIB
2. 11 Agustus 2015
Pertemuan 1
Pukul 09.35-10.45 WIB Pukul 11.00- 12.10 WIB
3. 14 Agustus 2015
Pertemuan 2
Pukul 09.00-10.10 WIB Pukul 07.00-08.10 WIB
4. 15 Agustus 2015
Pertemuan 3
Pukul 09.35-10.45 WIB Pukul 11.00- 12.10 WIB
5. 18 Agustus 2015
Posttest Pukul 07.30-08.15 WIB
Pukul 09.30-10.15 WIB
Berdasarkan data tersebut, Pretest dan Posttest dilaksanakan diluar waktu penelitian. Hal ini bertujuan agar alokasi waktu penelitian tidak terganggu dengan
pengerjaan soal Pretest maupun Posttest. Pada pertemuan pertama, pelaksanaan kegiatan dimulai di kelas kontrol
terlebih dahulu dan dilaksanakan pada jam pelajaran ke-5 dan ke-6. Setelah jam istirahat selama 15 menit, kegiatan penelitian dilanjutkan di kelas eksperimen
sampai jam pulang sekolah. Pertemuan kedua, kegiatan penelitian dimulai di kelas IVB kelas eksperimen pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi
waktu 35 menitJP. Setelah 2 JP di kelas eksperimen, peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada guru kelas. Pada pukul 09.00 WIB yaitu setelah jam istirahat
selesai, peneliti melanjutkan kegiatan penelitian di kelas kontrol selama 2 JP. Pada pertemuan ketiga, pelaksanaan penelitian diawali di kelas kontrol pada jam
pelajaran ke-5 dan ke-6 kemudian dilanjutkan ke kelas eksperimen setelah jeda istirahat pada jam pelajran ke-7 dan ke-8.
Pada perlakuan pertama, di kelas kontrol siswa tidak merasa kebingungan karena metode yang diterapkan sering mereka terima. Namun, partisipasi siswa
dalam pembelajaran tidak begitu terlihat dan mereka cenderung jenuh dalam mengikuti pelajaran. Siswa di kelas ini kondusif ketika penayangan video.
Sedangkan di kelas eksperimen terjadi banyak kendala. Siswa masih merasa kebingungan dengan tahapan yang telah dijelaskan sehingga kelas menjadi gaduh.
Namun, siswa tetap bersemangat menyelesaikan tugasnya secara berkelompok dengan adanya lembar panduan yang diberikan. Seperti halnya di kelas kontrol,
siswa di kelas eksperimen juga lebih kondusif ketika penayangan video. Perlakuan kedua menunjukkan adanya perbedaan. Kelas eksperimen lebih
mudah menerima dengan sintaks TSTS yang dijelaskan ulang seperti perlakuan pertama. Setelah selesai penayangan video, siswa lebih bersemangat dalam
pembagian tugas dan mencari informasi dengan bertamu ke kelompok lain sesuai lembar panduan yang diberikan. Sedangkan di kelas kontrol, kondisi yang sama
masih terlihat seperti pada perlakuan pertama. Siswa hanya bersemangat ketika ditayangkan video sebagai media pembelajaran. Namun, terjadi peningkatan
terhadap partisipasi siswa. Siswa mampu mengungkapkan pendapat terkait materi. Pada perlakuan ketiga, kelas eksperimen lebih faham terhadap langkah TSTS
yang dijelaskan. Setelah ditayangkan video, siswa lebih bersemangat yang terlihat dari sikap siswa yang segera berdiskusi terhadap permasalahan yang diberikan
untuk kemudian mencari informasi dari kelompok lain dan kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan apa yang diperoleh dari kelompok lain. Pada
kelompok kontrol, perbedaan aktivitas tidak terlihat. Kejenuhan sering terjadi
ketika diberikan penjelasan materi. Walaupun demikian, semangat siswa meningkat ketika ditayangkan video kemudian tanya jawab seputar video tersebut.
4.2 Data Hasil Penelitian