Teori Hak Kepemilikan dan Rezim Hak Kepemilikan
Lebih lanjut dikemukakan oleh Schlager dan Ostrom 1992 pengelompokan hak pemilikan tersebut menjadi lima kelas kelompok pengguna, sebagaimana
disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hak-hak yang terikat berdasarkan posisi kelompok masyarakat
Tipe Hak Pemilik
owner Pemilik
Terikat Proprietor
Penyewa Authorized
Claimant Pengguna
Autorized User
Pengikut Authorized
entrant Akses dan
pemanfaatan X
X X
X X
Pengelolaan X
X X
Eksklusi X
X Pengalihan
X Sumber: Schlager dan Ostrom 1992
Magrat 1989 dan Stevenson 1991 dalam Suhaeri 2005 menyatakan bahwa apabila hak kepemilikan terdefenisikan dengan jelas, maka tindakan
pengurasan sumber daya alam menjadi tidak ekonomis sehingga mendorong ke arah pemanfaatan secara berkelanjutan. Schmid 1988 menyatakan bahwa kepastian hak
menjadi sangat penting karena mempengaruhi kinerja ekonomi. Menurut Stevenson 1991 dalam Suhaeri 2005 hak kepemilikan belum
bermakna apabila belum dihubungkan dengan bentuk fisik kongkrit dari sumber daya alam. Hak kongkrit menurut Harsono 1999 adalah apabila hak penguasaan
tanah sudah dihubungkan dengan obyek dan subyeknya individu atau badan hukum sebagai pemegang haknya. Unsur hak kongkrit adalah sebagai berikut :
penciptaan hak, pembebanan dengan hak lainnya, peralihan hak, hapusnya hak, dan pembuktian hak.
Beberapa studi menunjukkan bahwa hak kepemilikan yang tidak jelas cenderung mengakibatkan terjadinya penebangan hutan sebagai cara strategis untuk
mengklaim hak kepemilikan lahan Anderson dan Hill 1999; Mendelson 1994; Angelsen 1999 dalam Yustika 2008. Hak kepemilikan yang tidak jelas poorly
defined property rights dianggap sebagai penyebab utama terjadinya kegagalan pasar Byron 1999. Ada hubungan yang kuat antara hak kepemilikan yang jelas dan
kualitas lingkungan Dasqupta et al 1995, misalnya para petani dengan hak atas tanah yang aman lebih besar kecenderungannya untuk mau melakukan investasi
dalam konservasi tanah, teknik-teknik pembudidayaan yang berkesinambungan, dan praktik perlindungan lingkungan lain Feder 1987 dalam Yustika 2008.
Menurut Yustika 2008, kejelasankepastian atas hak kepemilikan adalah hal yang paling penting untuk dipertegas sehingga setiap pengelolapemiliknya
mempunyai insentif untuk memakai dan melindungi hak kepemilikannya. Hak milik privat, dianggap akan memberi insentif yang besar bagi pemiliknya untuk
memanfaatkan agar diperoleh keuntungan yang besar. Sebaliknya, hak milik negara atau komunitas juga bisa mendonorkan kemampuan yang besar bagi pemiliknya
melalui proses negosiasi dan partisipasi yang utuh. Model-model hak kepemilikan tersebut bisa diaplikasikan sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga sesungguhnya
tidak dapat disimpulkan mana yang lebih baik diantara bentuk hak-hak kepemilikan tersebut. Lebih relevan dari itu, jika setiap pemiliknya diketahui dengan jelas,
apapun tipe dari hak kepemilikan tersebut, maka tidak hanya mewartakan para pemiliknya untuk memanfaatkan dan mengeksploitasi hak milik, tetapi juga
meletarikan dan melindunginya sehingga tetap terjaga untuk kepentingan jangka panjang. Inilah yang menjadi kunci efisiensi ekonomi khususnya untuk kasus
sumberdaya alam, yakni adanya kepastian hak kepemilikan yang dijamin melalui produk dan penegakan hukum.
Dalam hubungannya dengan sumber daya, Hanna
et al. 1996
mengemukakan empat tipe rejim kepemilikan, yaitu: 1 pemilikan individual private property; 2 pemilikan bersama common property; pemilikan Negara
state property; dan 4 akses terbuka open acces. Karakteristik masing-masing rejim tersebut berdasarkan pemegang pemilikan, hak pemilik dan tugas pemilik
oleh Hanna et al 1996 diringkas sebagaimana tersaji pada Tabel 4. Tabel 4 Tipe rezim hak pemilikan dengan pemilik, hak pemilik dan kewajiban
pemilik
Tipe Rejim Pemilik
Hak Pemilik Kewajiban Pemilik
Pemilikan individual Individual
Penggunaan diterima secara sosial;
mengendalikan akses Menghindari penggunaan
yang tidak dapat diterima secara sosial
Pemilikan bersama Kolektif
Mengeluarkan yang bukan pemilik
Pemeliharaan; membatasi tingkat
penggunaan Pemilikan negara
Warga Negara Menentukan aturan
Memelihara tujuan sosial Akses terbuka
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Sumber: Hanna et al 1996