Institusi dan Kinerja Institusi

produksi dan efisiensi pilihan untuk mengoptimalkan pengeluaran dan pemasukan. Uphoff 1997 menyatakan bahwa kinerja suatu institusi diukur dari bagaimana institusi menyelesaikan empat tugas pokoknya. Keempat tugas pokok tersebut adalah: pengambilan keputusan termasuk perencanaan dan evaluasi, mobilisasi dan manajemen sumberdaya, komunikasi dan koordinasi, dan penyelesaian konflik. Hanna et al 1995 menyatakan bahwa kinerja institusi dapat diukur melalui satu atau kombinasi dari tiga dimensi: ekonomi, sosial dan ekologi. Seluruh dimensi adalah saling berhubungan, saling mempengaruhi dan memiliki keterkaitan keterlekatan: embedded dalam sebuah sistem. Ukuran kinerja institusi pada aspek ekonomi adalah efisiensi ekonomi, yaitu tingkat produksi dengan keluaran ekonomi terbaik the best economic outcomes melalui produksi dengan kombinasi input biaya rendah. Ukuran kinerja institusi pada aspek sosial adalah terwujudnya keadilan distribusi fairness distribution manfaat dan biaya. Adapun ukuran kinerja institusi pada aspek ekologi adalah terjaminnya persediaan modal alam stock of natural capital yang dikelola. Adapun Pratiwi 2008 menyatakan bahwa ukuran kinerja institusi adalah sejauh mana tujuan kolektif dapat dicapai melalui berjalan atau tidaknya fungsi dan tugas institusi dalam suatu organisasi formal danatau informal.

2.5 Pengembangan, Penguatan dan Perubahan Institusi

Berdasarkan fungsi dan tujuannya, institusi sangat diperlukan. Namun ketika institusi tidak berjalan atau kinerjanya dipertanyakan maka diperlukan suatu langkah perbaikan. Beberapa literatur menyebutkan ada tiga solusi untuk memperbaiki kinerja institusi yaitu melalui : pengembangan institusi institutional development, penguatan institusi institutional strengthening atau perubahan institusi institutional change Pratiwi 2008. Menurut Nasution 1999 dalam Karyana 2007 pengembangan institusi institusi merupakan suatu proses menuju kearah perbaikan aturan hubungan antar individu dalam masyarakat, sehingga menjadi institusi yang dikehendaki. Tujuan pengembangan institusi institusi secara umum adalah untuk mencapai derajat pemenuhan kebutuhan manusia secara lebih baik dengan alokasi sumberdaya yang efisien dan efektif serta dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat secara adil. Secara spesifik tujuan pengembangan institusi institusi adalah: 1 sebagai wahana akses adil terhadap input faktor; 2 mampu memberikan aturan main dan acuan secara adil bagi setiap pelaku dalam institusi tersebut guna mencapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi dalam alokasi sumberdaya kepada semua unsur yang terlibat; 3 mampu mendistribusikan hasil proses pemamfaatan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Pengembangan institusi didefinisikan sebagai proses di mana individu, organisasi dan norma-norma sosial meningkatkan kemampuan dan kinerjanya yang berkaitan dengan pencapaian tujuan, sumberdaya dan lingkungan Alikodra 2005. Pengembangan institusi merupakan suatu proses kesepakatan dan fasilitasi dari suatu organisasi untuk membangun dan meningkatkan kapasitas serta kemampuannya sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan Pratiwi 2008. Penguatan institusi institutional strengthening merupakan suatu usaha untuk mengorganisasi ulang reorganize atau melakukan orientasi ulang institusi agar dapat berfungsi kembali secara efektif Hammergren 1998 dalam Pratiwi 2008. Selanjutnya menurut Pratiwi 2008 prasyarat dari penguatan institusi ialah adanya keputusan bersama mengenai apa yang seharusnya institusi lakukan should do. Prasyarat ini dapat diawali dengan menyusun prakondisi untuk perubahan sebagai tolok ukur yang dijabarkan dalam strategi. Ada tiga pilihan pendekatan fundamental untuk melakukan penguatan institusi yaitu: 1 perubahan institusi yang ditentukan dari atas, 2 perubahan yang dilakukan dari bawah untuk lingkup tugas institusi yang lebih kecil, dan 3 pendekatan mass based reorientation dari setiap individu anggota. Perubahan institusi institutional change diperlukan karena lingkungan yang mempengaruhinya juga terus berubah. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik institusi harus berada dalam kondisi stabil Ruttan 1999. Kondisi stabil dapat diperoleh jika institusi dapat melakukan perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada faktor-faktor yang mempengaruhi institusi. Faktor-faktor tersebut diantaranya dukungan endowments, produk yang dibutuhkan product demand,