Prinsip Disain Institusi TINJAUAN PUSTAKA

6 Aturan mekanisme penyelesaian konflik, yaitu adanya mekanisme penyelesaian konflik di antara pengguna dan antara pengguna dan petugas yang dapat diakses secara cepat, biaya rendah dan tersedia secara lokal; 7 Pengorganisasian hak, yaitu adanya pengorganisasian hak yang diakui para pengguna atau institusi yang tidak dapat dicampurtangani oleh pemerintah. Kumpulan faktor kritis sebagai penentu kesuksesan pengaturan sumber daya milik bersama common pool hasil identifikasi Wade, Baland dan Platteu yang disintesis Agrawal 2001 dan dapat diaplikasikan pada commons institutions adalah sebagaimana tersaji pada tabel 5. Menurut Agrawal, daftar faktor-faktor ini dapat diaplikasikan pada seluruh institusi sumber daya milik bersama. Faktor-faktor tersebut akan sangat bermanfaat untuk memusatkan pengkajian pada kondisi hubungan sebab akibat yang menunjang keberlanjutan. Faktor tersebut dapat disintesis diantaranya yaitu ukuran kelompok yang kecil, batas sumber daya dan keanggotaan kelompok pengguna terdefenisi secara jelas, kemudahan dalam monitoring dan penegakan aturan, dan kedekatan lokasi antara pengguna dan sumber daya. Tabel 5 Kumpulan faktor kritis untuk kesuksesan pengaturan sumber daya milik bersama common pool resources. Kumpulan Faktor set of factor 1. Karakteristik sistem sumberdaya a. Ukuran kecil b. Batasan yang didefinisikan dengan baik 2. Karakteristik kelompok a. Ukuran kecil b. Batasan yang didefinisikan dengan jelasgamblang c. Norma berbagi d. Pengalaman sukses di masa lalu - modal sosial e. Kepemimpinan yang tepat - muda, familiar dengan perubahan lingkungan eksternal, mempunyai koneksi dengan elite tradisional lokal f. Saling ketergantungan antar anggota kelompok g. Ragam dukungan, identitas dan kepentingan 3. Saling hubungan antara karakteristik sistem sumberdaya dan karakteristik kelompok a. Tumpang tindih lokasi tempat tinggal kelompok pengguna dan lokasi sumberdaya b. Tingkat ketergantungan anggota kelompok terhadap sumberdaya tinggi c. Kewajaran dalam alokasi manfaat dari “common resource” 4. Pengaturan institusi a. Aturan sederhana dan mudah untuk dipahami b. Memikirkanmerencanakan akses lokal dan aturan pengelolaan c. Mudah dalam penegakan aturan d. Diselesaikannya sanksi e. Tersedianya pengadilan keputusan hakim dengan biaya murah Sumber: Agrawal 2001

2.7 Analisis Pengembangan Institusi

Analisis pengembangan institusi Institutional Analysis DevelopmentIAD adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mempelajari berbagai subyek yang luas dimana manusia berinteraksi secara berulang didalam aturan dan norma yang mengarahkan pilihan strategi dan perilaku mereka. Analisis pengembangan institusi dapat mengarahkan seseorang pada alur ketergantungan dari pola yang ada yang mendampingi cara berpikir yang belum menemukan solusi Oakerson 1992 dalam Bromley 1992. Analisis pengembangan institusi dapat digunakan untuk menganalisis kondisi statis yang dibuat oleh aturan yang ada dan dihubungkan dengan sebuah dunia fisik yang tidak pernah berubah dan komunitas yang relevan. Analisis pengembangan institusi juga dapat digunakan untuk menganalisis situasi dinamis di mana individu- individu membangun norma baru, aturan baru dan teknologi fisik baru. Mempelajari proses pembangunan ini lebih menantang dibandingkan dengan mempelajari struktur yang statis, tetapi adalah suatu hal yang sangat penting untuk memahami informasi commons yang diberikan oleh perubahan cepat yang berkaitan dengan dunia fisik, aturan yang dibuat untuk mengatasi situasi yang baru dan untuk memperbesar komunitas produsen dan penggunanya Hess dan Ostrom 2007. Kerangka kerja analisis pengembangan institusi dibuat untuk memfasilitasi pembangunan sebuah metode komparatif analisis institusi. Pihak-pihak yang terlibat dengan analisis institusi berusaha memahami salah satu pertanyaan politik dan sosial yang mendasar: Bagaimana manusia yang banyak berbuat kesalahan dapat secara bersama menciptakan komunitas dan organisasi dan membuat keputusan dan aturan dalam rangka mempertahankan sumber daya atau mencapai sebuah keluaran yang diharapkan. Analisis pengembangan institusi adalah sebuah alat analisis berjenjang atau bertahap yang berisikan suatu set blok bangunan intelektual yang universal. Sebagai sebuah kerangka kerja, metodologi analisis pengembangan institusi adalah mengalir dan dinamis. Analisis pengembangan institusi juga merupakan sebuah daftar periksa dari variabel-variabel bebas yang menjelaskan perilaku individu dan kelompok. Analisis pengembangan institusi juga menyusun daftar periksa kedalam sebuah ”skema sebab akibat yang sangat luwes”. Rancangan analisis pengembangan institusi memberi kesempatan untuk melakukan analisis yang rinci terhadap sumber daya dan situasi tertentu, sebaliknya juga dapat berlaku umum untuk diaplikasikan pada berbagai jenis penelitian Oakerson 1992 dalam Bromley 1992. Analisis pengembangan institusi, sebagai sebuah kerangka kerja untuk penelitian keputusan manusia dalam situasi yang berulang, telah berhasil digunakan dalam berbagai penelitian dengan cakupan bidang yang luas Hess dan Ostrom 2007, diantaranya: a. Mempelajari pengaruh institusi pada perilaku dan keluaran pada area perkotaan Ostrom dan Ostrom 1963 b. Menyelidiki hak kepemilikan dan pengaturan komunal pada komunitas penghuni apartemen perkotaan di Seoul Choe 1993 c. Memahami peran institusi dalam mempengaruhi penggunaan sumber daya pada masyarakat miskin Agrawal 1999 d. Analisis partisipasi pemerintah dan penduduk asli pada pengelolaan hutan di Kanada Smith 2001 e. Menguji evolusi pada reformasi perbankan di Amerika Serikat Polski 2003 f. Membuat studi komparatif kebijakan untuk pendidikan tinggi di tingkat internasional Richardson 2004 g. Pemahaman peran informasi pada pemerintah terkait dengan sumber daya hutan Andersson dan Hoskins 2004 h. Model pengambilan keputusan operasional pada organisasi publik Heikkila dan Isett 2004 Kerangka kerja analisis pengembangan institusi cocok digunakan untuk menganalisis beragam jenis sumber daya bersama common-pool resources. Sebagai contoh pada kajian rusaknya atau baiknya sebuah kawasan hutan, IAD membantu dalam memahami komunitas pemanfaat, sistem pengelolaan, beragam hak kepemilikan yang terlibat dan penggunaan aturan saat ini yang bertingkat- tingkat multiple rules-in-use dan tidak hanya sekedar kondisi biofisik hutan Gibson, McKean dan Ostrom 2000; Moran dan Ostrom 2005. Merancang institusi untuk meningkatkan produksi dan penggunaan dalam berbagai jenis sumber daya bersama commons, baik yang alamiah maupun buatan, merupakan sebuah tantangan. Disain institusi yang efektif membutuhkan aksi kolektif yang berhasil; dan disain yang berkelanjutan danatau evolusi dari aturan