Gambar 2 Rumusan permasalahan pengembangan institusi pengelolaan HTR pola agroforestri.
Policy Analysis
Konsep Perhutanan Sosial Social Forestry
- Hutan Tanaman Rakyat
Institutional Analysis
Karakteristik Individu dan
Kelompok Masyarakat
Pemanfaat Karakteristik
Sumber daya Alam
Aturan-aturan yang digunakan
1. Hak Kepemilikan 2. Aksi Bersama
1. Ketidakpastian Hak
2. Kapasitas Lembaga belum
baik 3. Instrumen
EkonomiPasar belum baik
Institusi yang diharapkan
Kinerja Institusi Feedback
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber
daya Milik
Bersama: Karakter
dan Permasalahan
Pengelolaannya
Jenis-jenis sumber daya alam dapat diklasifikasikan berdasarkan motivasi pengelolaannya, serta tingkat diperlukannya kegiatan manusia untuk menghasilkan
dan mempertahankan fungsi sumber daya alam tersebut seperti terlihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 Jenis barang dan jasa dari sumber daya alam berdasarkan tujuan dan tingkat aktivitas manusia untuk mengadakan atau melindungi fungsi sumber daya
alam SDA memerlukan
aktivitas manusia SDA hampir tidak
memerlukan aktivitas manusia Produksi untuk
diperdagangkanekspor
1
Pertanian, kehutanan, berbagai
bentuk kegiatan ekstraktif
Kawasan dilindungi Tipe I: Jasa lingkungan
Produksi untuk dikonsumsitidak dapat
diekspor Kawasan untuk
rekreasi Kawasan dilindungi Tipe II:
Keanekaragaman hayati, pengetahuan, kekayaan budaya
Sumber : Berge 2004 Keterangan :
1
Jenis barang dan jasa dapat diperdagangkandiekspor karena sifatnya yang dapat disimpan dan dipindahkan. Sedangkan jenis barang dan jasa yang tidak dapat diperdagangkandiekspor
karena sifatnya hanya bisa dikonsumsi di tempat dimana barang dan jasa tersebut dihasilkan. Oleh karena itu pengertian diperdagangkandiekspor tidak senantiasa mewujudkan kegiatan
perdagangan dan ekspor, melainkan lebih mempunyai arti memindahkan tempat pemanfaatan barang dan jasa tersebut dari tempat produksinya.
Karakteristik sumber daya yang dapat diperdagangkandiekspor baik berupa hasil-hasil pertanian, kehutanan, berbagai bentuk kegiatan ekstraktif dari sumber
daya alam, serta jasa lingkungan adalah sebagai berikut Berge 2004: 1.
Secara umum jenis sumber daya alam ini diproduksi dari sumber daya yang bersifat substractable, yaitu apabila dimanfaatkan oleh pihak tertentu, pihak lain
tidak dapat memperolehnya; 2.
Dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, hak untuk memanfaatkan jenis- jenis sumber daya ikan, kayu, bahan tambang, dll bersifat independen satu
dengan lainnya. Hal ini bukannya tidak memungkinkan kelompok secara keseluruhan menguasai sumber daya ini secara bersama-sama. Demikian pula,
hak untuk memanfaatkan jasa ekosistem juga bersifat independen dari hak penguasaan oleh kelompok terhadap jasa ekosistem tersebut;
3. Masalah keadilan pemanfaatan sumber daya ini maupun masalah kelestarian
fungsinya adalah masalah manajemen pengelolaan sumber daya tersebut. Karakteristik sumber daya yang tidak dapat diperdagangkandiekspor baik
berupa jasa rekreasi serta jasa dari kawasan dilindungi Tipe II adalah sebagai berikut Berge 2004:
1. Secara umum sumber daya alam ini diproduksi dari sumber daya yang bersifat
non-substractable, yaitu apabila dimanfaatkan oleh pihak tertentu, pihak lain tetap dapat memperolehnya;
2. Hak untuk memanfaatkan jenis sumber daya ini bersifat independen antara satu
dengan yang lainnya. Namun, pemerintah dapat menguasainya –dalam bentuk mengeluarkan kebijakan- pengelolaan sumber daya tersebut. Apabila terdapat
individuprivate menguasai sumber daya ini, kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang diterapkan kepadanya perlu memperhatikan kepentingan pihak
lain; 3.
Masalah manajemen pengelolaan sumber daya ini adalah bagaimana dalam penguasaan individu atas sumber daya alam juga dapat dijalankan kebijakan
publik. Nilai dan tujuan keberadaan sumber daya alam dapat diinterpretasikan
berdasarkan tipologi barang dan jasa yang dapat dihasilkan Ostrom 1977, yaitu sebagai private goods, club goods, common pool goods dan publik goods tabel 2,
yang berguna bagi penetapan ketentuan-ketentuan untuk mengelolanya. Pengetahuan ini juga menentukan ketepatan pemilihan bentuk kelembagaan
Kartodihardjo 2006. Misalnya kelembagaan untuk pengelolaan common pool goods didasarkan pada berbagai prinsip yaitu penetapan batas-batas alokasi sumber
daya, teknologi yang digunakan dan cara pemanfaatan, pemantauan, sangsi, penyelesaian konflik, maupun pengakuannya oleh peraturan dan perundangan yang
lebih tinggi.