Daya Dukung Lingkungan Perairan Pesisir

Tekonologi Budidaya Tambak Udang Jumlah buangan limbah organik tonha Daya tampung limbah organik perairan pesisir tonhari Luas tambak udang sesuai dengan daya dukung lingkungan ha Daya dukung produksi ton Intensif 126 ekorm 2 9.228519 1084.23 117.49 2148.25 Intensif 50 ekorm 2 2.387462 1084.23 454.13 2673.34 Semi intensif 25 ekorm 2 1.15529 1084.23 938.50 3000.02 Tradisional plus 8 ekorm 2 0.48790 1084.23 2222.25 1730.64 Sumber: Hasil analisis 2008 Keterangan : Dominan dipengaruhi oleh beban limbah organik dalam bentuk TSS dan laju penurunan limbah organik tambak udang Tabel 43 di atas dapat dijelaskan bahwa luas tambak udang yang dapat dikembangkan sesuai dengan daya dukung lingkungan, yaitu: 1 Jika hanya dikembangkan tambak udang intensif 126 ekorm 2 seluas 117.49 ha dengan daya dukung produksi sebesar 2148.25 ton udangMT; 2 Jika hanya dikembangkan tambak udang intensif 50 ekorm 2 seluas 454.13 ha dengan daya dukung produksi sebesar 2673.34 ton udangMT; 3 Jika hanya dikembangkan tambak udang semi intensif 25 ekorm 2 seluas 938.50 ha dengan daya dukung produksi sebesar 3000.02 ton udangMT; 4 Jika hanya dikembangkan tambak udang tradisional plus 8 ekorm 2 seluas 2222.25 ha dengan daya dukung produksi sebesar 1730.64 ton udangMT. Metoda 2. Pendekatan daya dukung lingkungan berdasarkan kapasitas ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air untuk menguraikan limbah organik Kapasitas ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air dihitung dengan mengacu pada modifikasi formula yang dikemukakan oleh Willoughby 1968 diacu dalam Meade 1989 dan Boyd 1990, yaitu selisih antara konsentrasi oksigen terlarut yang tersedia dalam kolom air perairan pesisir O ka dengan konsentrasi oksigen O 2 terlarut minimal yang dikehendaki oleh organisme budidaya O aq Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut peraian pesisir setiap jam selama 24 jam pada 5 lima stasiun pengukuran sebagai berikut: pada stasiun D . Kandungan oksigen terlarut yang tersedia dalam kolom air akibat pasang surut digunakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut minimal dalam sistem budidaya. Kandungan oksigen terlarut yang tersisa dikolom air, kemudian digunakan untuk menguraikan limbah organik yang berada di lingkungan perairan pesisir Willoughby 1968 diacu dalam Meade 1989; Boyd 1990; Wedmeyer 1996. 1 nilai rata – rata kandungan oksigen terlarut sebesar 6.13 mgl, dimana kandungan oksigen terlarut maksimum diperoleh pada pukul 13.00 WITA dan oksigen terlarut minimum diperoleh pada pukul 22.00 WITA. Pada stasiun D 2 , nilai rata – rata kandungan oksigen terlarut diperairan pesisir selama 24 jam sebesar 6.99 mgl, dimana kandungan oksigen terlarut maksimum diperoleh pada pukul 12.00 WITA dan oksigen terlarut minimum diperoleh pada pukul 05.00 WITA. Pada stasiun D 3 , nilai rata – rata kandungan oksigen terlarut diperairan pesisir selama 24 jam sebesar 6.55 mgl, dimana kandungan oksigen terlarut maksimum diperoleh pada pukul 12.00 WITA dan oksigen terlarut minimum diperoleh pada pukul 23.00 WITA. Pada stasiun D 4 , nilai rata – rata kandungan oksigen terlarut diperairan pesisir selama 24 jam sebesar 6.51 mgl, dimana kandungan oksigen terlarut maksimum diperoleh pada pukul 13.00 WITA dan oksigen terlarut minimum diperoleh pada pukul 01.00 WITA. Pada stasiun D 5 , nilai rata – rata kandungan okigen terlarut diperairan pesisir selama 24 jam sebesar 6.64 mgl, dimana kandungan oksigen terlarut maksimum diperoleh pada pukul 13.00 WITA dan oksigen terlarut minimum diperoleh pada pukul 23.00 WITA. Nilai rata – rata kandungan oksigen terlarut pada kelima stasiun pengukuran D 1 , D 2 ,D 3 ,D 4 dan D 5 sebesar 6.56 mgl O kolom air . Tabel 44. Kandungan oksigen terlarut di perairan pesisir Kacamatan Mangara Bombang per jam selama 24 jam pada 5 lima stasiun pengukuran

0.00 1.00

2.00 3.00

4.00 5.00

6.00 7.00

8.00 9.00

10.00

16. 00 W

IT A

17. 00 W

IT A

18. 00 W

IT A

19. 00 W

IT A

20. 00 W

IT A

21. 00 W

IT A

22. 00 W

IT A

23. 00 W

IT A

00. 00 W

IT A

01. 00 W

IT A

02. 00 W

IT A

03. 00 W

IT A

04. 00 W

IT A

05. 00 W

IT A

06. 00 W

IT A

07. 00 W

IT A

08. 00 W

IT A

09. 00 W

IT A

10. 00 W

IT A

11. 00 W

IT A

12. 00 W

IT A

13. 00 W

IT A

14. 00 W

IT A

15. 00 W

IT A

16. 00 W

IT A Waktu pengukuran jam Ko nsen trasi O ksi gen T er lar ut m g L St D1 St D2 St D3 St D4 St D5 Rata - rata Waktu Stasiun Pengukuran Pengukuran jam D 1 D mgl 2 D mgl 3 D mgl 4 D mgl 5 Rata-rata mgl mgl 16.00 WITA 6.93 7.34 6.33 6.44 6.56 6.72 17.00 WITA 6.49 8.02 6.32 6.47 6.46 6.75 18.00 WITA 5.55 7.74 5.74 5.50 6.34 6.17 19.00 WITA 5.36 7.25 6.26 5.43 6.19 6.10 20.00 WITA 5.20 7.85 5.85 5.48 6.10 6.10 21.00 WITA 5.36 8.34 5.47 5.49 6.27 6.19 22.00 WITA 5.12 6.74 5.74 5.47 6.38 5.89 23.00 WITA 5.14 6.39 5.39 5.46 5.41 5.56 00.00 WITA 5.66 6.51 5.51 5.42 5.43 5.71 01.00 WITA 5.19 6.04 6.14 5.36 5.47 5.64 02.00 WITA 5.24 6.34 6.34 5.45 5.53 5.78 03.00 WITA 5.32 5.94 5.94 6.42 5.62 5.85 04.00 WITA 5.29 5.65 5.85 5.81 5.63 5.65 05.00 WITA 5.32 5.09 6.09 5.90 5.94 5.67 06.00 WITA 5.39 5.31 6.31 6.75 6.65 6.08 07.00 WITA 5.78 6.73 6.71 6.31 6.66 6.44 08.00 WITA 6.15 6.75 6.75 7.01 6.67 6.67 09.00 WITA 6.24 7.19 7.06 7.68 6.98 7.03 10.00 WITA 6.95 7.06 7.35 7.52 7.66 7.31 11.00 WITA 7.39 8.01 8.01 7.73 7.84 7.80 12.00 WITA 8.61 9.10 8.20 8.20 8.87 8.60 13.00 WITA 9.06 8.13 8.05 9.15 9.18 8.71 14.00 WITA 7.16 7.50 7.70 7.53 7.76 7.53 15.00 WITA 6.72 7.25 7.25 7.45 7.69 7.27 16.00 WITA 6.61 6.37 7.37 7.42 6.63 6.88 Rataan 6.13 6.99 6.55 6.51 6.64 6.56 Maks 9.06 9.10 8.20 9.15 9.18 8.28 Min 5.12 5.09 5.39 5.36 5.41 5.56 Stdv 1.09 0.99 0.85 1.08 1.03 0.90 Sumber : Hasil pengukuran lapangan 2008 Grafik kandungan oksigen di perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang dapat dilihat pada Gambar 46. Gambar 46. Kandungan oksigen terlarut DO perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang pada 5 stasiun pengukuran D 1 ,D 2 ,D 3 ,D 4 ,D 5 hasil pengukuran per jam selama 24 jam Hasil penelitian Widigdo 2002, Soewardi 2002; Poernomo 1992, Boyd 1989, Wedemeyer 1996; Rachmansyah et al. 2005 menyimpulkan bahwa kadar minimum oksigen terlarut untuk budidaya udang sebesar 3 mgl O aq , sehingga selisih antara oksigen terlarut yang tersedia di kolom air perairan pesisir O ka dengan oksigen terlarut minimum yang dibutuhkan oleh organisme budidaya O aq sebesar 3.56 mgl. Volume total air yang tersedia di perairan pesisir V tot Kecamatan Mangara Bombang sebesar 129 152 399.22 m 3 Berdasarkan nilai oksigen minimum yang dibutuhkan udang O dan flushing time FT 2.78 hari dibulatkan 2.8 hari aq dan rata – rata oksigen terlarut hasil pengukuran selama 24 jam pada 5 stasiun D 1 ,D 2 ,D 3 ,D 4 , dan D 5 ,volume total air yang tersedia V tot serta flushing time FT diperoleh nilai kapasitas ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air sebesar 129 152 399.22 m 3 2.78 x 3.56 mgl = 160 743.63 kg O 2 hari. Jumlah atau kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk menguraikan beban limbah limbah organik yang masuk dan berada diperairan pesisir adalah 0.2 kg O 2 kg limbah organik Willioghby, 1968 diacu dalam Meade 1989, sehingga kemampuan perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang untuk menampung limbah organik sebesar 165 389.40 kgO 2 Hasil analisis diperoleh jumlah limbah organik dalam bentuk TSS tambak udang intensif 126 ekorm 0.2 = 826 947.02 kg limbah organikhari. 2 yang dibuang ke perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang per satuan luas ha sebesar 9228.519 kg TSShaMT, tambak udang intensif 50 ekorm 2 sebesar 2387.462 kg TSShaMT, tambak udang semi intensif 25 ekorm 2 sebesar 1155.287 kg TSShaMT, dan tambak udang tradisional plus 8 ekorm 2 Daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air dapat dilihat pada Tabel 45. sebesar 487.90 kg TSShaMT.

Dokumen yang terkait

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 5 104

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 9 104

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

0 11 158

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 37 197

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

1 11 213

Analisi dampak kegiatan pertambakan terhadap daya dukung kawasan pesisir (Studi kasus tambak udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan )

0 11 308

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 8 395

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

0 4 203

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 6 148

Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan Mangara’bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128