103 776 332hath dengan nilai RC 1.42. Jika dilakukan pengelolaan kincir optimal, maka total biaya yang dikeluarkan menjadi Rp 119 046 879haMT Rp
238 093 758hath. Keuntungan yang diperoleh meningkat menjadi sebesar Rp 55 788 853haMT Rp 111 577 707hath, dengan nilai RC 1.47. Biaya operasional
tambak udang tradisional yang dikeluarkan sebesar Rp 4 646 333haMT atau Rp 9 292 667hath dan nilai total produksi sebesar Rp 9 900 000haMT atau Rp 19
800 000hatahun. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 4 263 667haMT atau Rp 8 527 333hath dengan nilai RC 1.92.
Apabila pengembangan tambak udang dilakukan sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka dihasilkan produksi berkelanjutan dari kegiatan tambak
udang intensif 126 ekorm
2
sebesar 1638.47 ton dan secara ekonomi menghasilkan total pendapatan usaha sebesar Rp 24 272 294 580. Kemudian dari
kegiatan pengembangan tambak udang intensif 50 ekorm
2
mampu menghasilkan produksi berkelanjutan sebesar 2038.98 ton dan secara ekonomi
menghasilkan total pendapatan usaha Rp 26 846 004 040. Selanjutnya dari kegiatan pengembangan tambak udang semi intensif 25 ekorm
2
mampu menghasilkan produksi berkelanjutan sebesar 2288.24 ton dan secara ekonomi
menghasilkan pendapatan usaha Rp 29 747 120 000. Kemudian kegiatan pengembangan tambak udang tradisional plus 8 ekorm
2
Tingkat keutungan usaha kegiatan budidaya tambak udang saat ini dan pengembangannya ke depan dapat dipetahanakan bahkan ditingkatkan, apabila
peruntukkan lahan untuk kegiatan budidaya tambak udang harus sesuai dengan daya dukung lingkungan perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang.
mampu menghasilkan produksi berkelanjutan sebesar 1319.96 ton dan secara ekonomi menghasilkan
total pendapatan usaha Rp 28 651 051 760. Hal ini akan memberikan dampak terhadap perekonomian daerah PAD, terutama perekonomian masyarakat sekitar
Kecamatan Mangara Bombang.
6.1.3. Implikasi Sosial
Penentuan luas lahan budidaya tambak udang di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang telah mempertimbangkan status pemanfaatan
lahan budidaya tambak udang saat ini. Pengembangan budidaya tambak udang diharapkan dapat menghindari munculnya konflik kepentingan penggunaan lahan
di wilayah pesisir, seperti pengembangan budidaya tambak udang tanpa mengganggu aktivitas produksi lainnya, mampu menciptakan lapangan pekerjaan,
meningkatkan nilai tambah produk dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Kecamatan Mangara Bombang. Pengembangan budidaya
tambak udang diarahkan untuk dapat memunculkan kegiatan pendukung budidaya tambak udang seperti kegiatan produksi pembenihan dan penggelondongan udang,
warung akuainput pakan, obat-obatan, dll. Dampak yang telah dirasakan saat ini adalah kegiatan budidaya tambak udang telah menyerap tenaga kerja dari
masyarakat sekitar sebanyak 144 orang atau 253 440 HOKth Hasil wawancara dan pengamatan lapangan 2008. Masyarakat sekitar juga telah terserap dan
bekerja pada usaha pendukung budidaya tambak udang yaitu kegiatan usaha pembenihan hatchery milik PT. Unimexco Jaya Sentosa KSO PT. Komindo
Trading Utama dengan PT. Luxindo Internusa. Sedangkan PT. Benur kita milik seorang pengusaha asal Sulawesi Selatan yang berlokasi di Kabupaten Barru,
tahun 2010 ini akan membuka unit pembenihan udang hatchery di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang. Kerjasama investasi pengelolaan dan
pengembangan usaha tambak udang juga sudah dilakukan juga oleh PT. CP Pokphand dengan pembudidaya udang di wilayah pesisir Kecamatan Mangara
Bombang. Pengembangan tambak udang intensif 126 ekorm
2
pada kondisi daya dukung lingkungan dapat menyerap tenaga kerja sebesar 358 orang atau 630 854
HOKth masih dapat menyerap tenaga kerja aktual 214 orang atau 376 640 HOKth dari kondisi saat ini. Jika dikembangkan tambak udang intensif 50
ekorm
2
dapat menyerap tenaga kerja aktual sebesar 1358 orang atau 2 061 594 HOKth masih dapat menyerap tenaga kerja aktual 1241 orang atau 1 846 608
HOKth dari kondisi saat ini. Jika dikembangkan tambak udang semi intensif 25 ekorm
2
dapat menyerap tenaga kerja aktual 1432 orang atau 2 176 002 HOKth masih dapat menyerap tenaga kerja aktual 1288 orang atau 1 957 760 HOKth
dari kondisi saat ini. Jika dikembangkan tambak udang tradisional plus 8 ekorm
2
dapat menyerap tenaga kerja aktual sebesar 1695 orang atau 2 983 042 HOKth masih dapat menyerap tenaga kerja aktual sebesar 1551 orang atau 2 729
760 HOKth dari kondisi saat ini.