Kuantifikasi limbah organik dalam bentuk TSS

20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 Lama pemeliharaan hari J um la h pa k a n da n l im ba h k g 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 K onc e nt ra s i l im ba h m g l Pakan buatan yang diberikan selama masa pemeliharaan ini merupakan salah satu pemicu terjadinya penurunan kualitas lingkungan perairan karena tidak seluruh pakan tersebut dapat dimanfatkan oleh udang dan sisa yang tidak termanfatkan tersebut akan menjadi limbah organik dan merupakan penyebab menurunnya kualitas perairan Mc Donald et al.1996; Horowitz dan Horowitz 2000. Selanjutnya Chen dan Lin 1989 menyatakan kadar TSS akan tinggi pada waktu panen, terutama pada volume 20-25 limbah akhir tambak. Karena itu sebaiknya menggunakan pakan dengan kualitas yang baik sehingga kegiatan budidaya tambak menjadi lebih efisien. Beban limbah organik tambak udang intensif dengan luas 3750 m 2 126 ekorm 2 dalam bentuk Total Suspended Solid TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir mulai dilakukan pada hari ke 1 sampai hari ke 110 akhir masa pemeliharaan. Kuantitas pakan dan limbah organik dalam bentuk TSS dapat dilihat pada Gambar 42. Gambar 42. Kuantitas pakan dan limbah TSS yang dihasilkan dari kegiatan budidaya tambak udang intensif 126 ekorm 2 dan luas tambak udang 3750 m 2 selama satu siklus pemeliharaan. Konsentrasi TSS tertinggi sebesar 188.924 mgl ditemukan pada hari ke- 61 dengan jumlah atau bobot limbah yang dibuang sebesar 70.846 kg TSS. Pada akhir masa pemeliharaan panen yaitu hari ke 110, dilakukan pengeringan tambak dengan cara membuang seluruh air tambak volume 3750 m 3 ke Pakan kg TSS kg TSS mgl 10 20 30 40 50 60 70 1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92 Lama pemeliharaan hari J um la h pa k a n da n l im ba h k g 10 20 30 40 50 60 70 K o n s e n tr a s i l im b a h m g l lingkungan perairan, dimana pada saat pembuangan seluruh volume air tambak, konsentasi TSS tambak udang sebesar 100.738 mgl dengan jumlah atau bobot TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir sebesar 377.769 kg TSS. Total jumlah atau bobot harian TSS mulai hari ke 1 – 109 sebesar 3082.925 kg TSS0.375 ha. Sedangkan total jumlah atau bobot TSS sampai akhir masa pemeliharaan panen sebesar 3460.695 kg TSS0.375 ha. Berdasarkan hasil penghitungan diatas, maka jumlah limbah organik tambak udang dalam bentuk TSS yang dibuang dan masuk ke lingkungan perairan pesisir selama satu musim tanam MT per satuan luas ha sebesar 9228.519 kg TSSha. Tambak udang intensif dengan luas 4000 m 2 50 ekorm 2 menghasilkan beban limbah organik dalam bentuk Total Suspended Solid TSS yang dibuang kelingkungan perairan pesisir mulai pada hari ke 1 sampai hari ke 93 akhir masa pemeliharaan. Kuantitas pakan dan limbah organik dalam bentuk TSS dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar 43. Kuantitas pakan dan limbah TSS yang dihasilkan dari kegiatan budidaya tambak udang intensif 50 ekorm 2 dan luas tambak udang 4.000 m 2 selama satu siklus pemeliharaan. Konsentrasi TSS tertinggi sebesar 63.170 mgl ditemukan pada hari ke- 61 dengan jumlah atau bobot limbah TSS yang dibuang sebesar 25.268 kg TSS. Pada akhir masa pemeliharaan panen yaitu pada hari ke 93, dilakukan Pakan kg TSS kg TSS mgl 5 10 15 20 25 30 35 1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92 Lama pemeliharaan hari J um la h pa k a n da n l im ba h k g 5 10 15 20 25 K ons e nt ra s i l im ba h m g l pengeringan tambak dengan cara membuang seluruh air tambak volume 4000 m 3 Pada tambak udang semi intensif dengan luas 5000 m ke lingkungan perairan. Pada saat pembuangan seluruh volume air tambak, konsentasi limbah TSS tambak udang sebesar 44.423 mgl dengan jumlah atau bobot limbah TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir sebesar 177.692 kg TSS. Total jumlah atau bobot harian limbah TSS mulai hari ke 1 – 92 sebesar 777.293 kg TSS0.4 ha. Sedangkan total jumlah atau bobot limbah TSS sampai akhir masa pemeliharaan panen sebesar 954.985 kg TSS0.4 ha. Berdasarkan hasil penghitungan diatas, maka jumlah limbah organik tambak udang dalam bentuk TSS yang dibuang dan masuk kelingkungan perairan pesisir selama satu musim tanam MT per satuan luas ha sebesar 2387.462 kg TSSha. 2 25 ekorm 2 menghasilkan beban limbah organik dalam bentuk Total Suspended Solid TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir mulai pada hari ke 1 sampai hari ke 95 akhir masa pemeliharaan. Kuantitas pakan dan limbah organik dalam bentuk TSS dapat dilihat pada Gambar 44. Gambar 44. Kuantitas pakan dan limbah TSS yang dihasilkan dari kegiatan budidaya tambak udang semi intensif 25 ekorm 2 dan luas tambak udang 5.000 m 2 selama satu siklus pemeliharaan. Konsentrasi TSS tertinggi sebesar 28.818 mgl ditemukan pada hari ke- 61 dengan jumlah atau bobot limbah TSS yang dibuang sebesar 11.527 kg TSS. Pada akhir masa pemeliharaan panen yaitu pada hari ke 95, dilakukan TSS mgl Pakan kg TSS kg pengeringan tambak dengan cara membuang seluruh air tambak volume 5000 m 3 Tambak udang tradisional plus 8 ekor m ke lingkungan perairan. Pada saat pembuangan seluruh volume air tambak, konsentasi limbah TSS tambak udang sebesar 21.552 mgl dengan jumlah atau bobot limbah TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir sebesar 107.761 kg TSS. Total jumlah atau bobot harian limbah TSS mulai hari ke 1 – 94 sebesar 469.883 kg TSS0.5 ha. Sedangkan total jumlah atau bobot limbah TSS sampai akhir masa pemeliharaan panen sebesar 577.644 kg TSS0.5 ha. Berdasarkan hasil penghitungan diatas, maka jumlah limbah organik tambak udang dalam bentuk TSS yang dibuang dan masuk kelingkungan perairan pesisir selama satu musim tanam MT per satuan luas ha sebesar 1155.287 kg TSSha. 2 menghasilkan beban limbah organik dalam bentuk Total Suspended Solid TSS yang dibuang ke lingkungan perairan pesisir sebesar 487.90 kg TSSha. Limbah TSS tambak udang intensif 126 ekorm 2 , intensif 50 ekorm 2 , semi intensif 25 ekorm 2 , dan tradisional plus 8 ekorm 2 dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Limbah organik tambak udang dalam bentuk TSS berdasarkan tingkat teknologi di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Tingkat teknologi Budidaya Tambak Udang Limbah organik dalam bentuk TSS kghaMT Intensif 126 ekorm 2 9228.519 kg TSShaMT 2387.462 kg TSShaMT 1155.287 kg TSShaMT 487.90 kg TSShaMT Intensif 50 ekorm 2 Semi intensif 25 ekorm 2 Tradisional plus 8 ekorm 2 Sumber : Hasil analisis 2008 Jumlah limbah organik dalam bentuk TSS dari kegiatan budidaya tambak udang diatas akan dibuang dan masuk ke lingkungan perairan pesisir serta berpotensi mencemari perairan pesisir. Konsentrasi TSS harian di perairan pesisir sangat tergantung dari volume total air sebagai penerima limbah V tot , jumlah limbah tambak udang yang dibuang kondisi saat ini, pola pasang surut, serta laju pengenceran flushing time Gowen et al.1989, diacu dalam Barg 1992. Asumsi yang digunakan dalam estimasi konsentrasi TSS di perairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang pada kondisi saat ini, yaitu: 1 buangan limbah TSS berasal dari kegiatan budidaya tambak udang intensif padat tebar 126 ekorm 2 dan 50 ekorm 2 selama satu musim tanam MT, sedangkan buangan limbah organik dari kegiatan lain di abaikan dan; 2 proses pergantian air water exchange bulan 1 dan 2 sebanyak 3 , bulan 3 sebanyak 10 , dan bulan 4 sebanyak 15 . Volume total air yang tersedia diperairan pesisir Kecamatan Mangara Bombang V tot sebesar 129 152 399.22 m 3 Berdasarkan hasil analisis diperoleh konsentrasi TSS harian yang berada di perairan pesisir mulai hari pertama sampai hari ke 110 mengalami peningkatan. Pada hari kedua konsentrasi TSS sebesar 0.00008 mgl dan pada akhir pemeliharaan konsentrasi total TSS di perairan pesisir sebesar 0.58980 mgl. Pada hari ke-61, konsentrasi total TSS di perairan pesisir sebesar 0.12205 mgl. Kemudian pada hari ke 93, dimana tambak udang intensif 50 ekorm sedangkan laju pengenceran flushing time hasil analisis diperoleh 2.78 hari dibulatkan 2.8 hari atau flushing ratenya 129 kalitahun. 2 melakukan panen dan membuang seluruh air tambak yang mengandung limbah TSS ke lingkungan perairan pesisir, sehingga konsentrasi TSS mengalami peningkatan menjadi 0.24141 mgl. Begitu pula pada hari ke 110, dimana tambak udang intensif 126 ekorm 2 melakukan pemanenan dan membuang seluruh volume air tambak yang mengandung TSS ke lingkungan perairan sehingga konsentrasi TSS di perairan pesisir mengalami peningkatkan menjadi 0.58980 mgl Gambar 71. Konsentrasi total TSS ini masih dibawah konsentrasi TSS yang diperbolehkan untuk budidaya sebesar 80 mgl Wedmeyer 1996; Widigdo 2002; Soewardi 2002 dan; MenKLH 2004. Estimasi total konsentrasi limbah organik dalam bentuk TSS di perairan pesisir akibat buangan limbah organik dalam benuk TSS tambak udang dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Estimasi total konsentrasi limbah TSS harian di perairan pesisir Kecamatan Mangara Bomban akibat buangan limbah tambak udang pada kondisi saat ini. Metoda Flushing Time Konsentrasi limbah Pustaka Pergantian pasang surut : DLR = V pt -V st T x V pt V pt = volume perairan saat pasang tertinggi m 3 V st = volume perairan saat surut terendah m 3 T = frekuensi pasang surut dalam sehari F = 1DLR DLR = 0.36 FT = 2.78 hari atau Flushing rate = 129 kalitahun Hari ke 1 : Saat ini 0.00008 mgl Hari ke 61 : 0.12205 mgl Hari ke -93 : 0.24141 mgl Hari ke 110 : Barg 1992 Kelayakan kualitas air budidaya : 80 mgl Wedmeyer 1996;Widigdo 0.58980 mgl 2002; MenKLH 2004. Sumber : Hasil analisis 2008

5.4.2.2. Kuantifikasi limbah nitrogen TN

btu dan phosfor TP btu tambak udang Beberapa data penunjang yang digunakan dalam pendugaan beban limbah nitrogen TN dan phosfor TP dari budidaya tambak udang di Kecamatan Mangara Bombang sebagai berikut: Jenis dan jumlah pakan, kandungan protein pakan, kandungan nitrogen dan phosfor pakan, kandungan nitrogen dan phosfor udang, produksi udang serta luas lahan tambak udang yang diusahakan saat ini. Pakan yang digunakan dalam budidaya tambak udang intensif di Kecamatan Mangara Bombang merupakan pakan komersil yang diproduksi oleh salah satu perusahaan pakan di Jawa Timur. Budidaya tambak udang intensif dengan padat penebaran 126 ekorm 2 Hasil analisis proksimat pakan udang 126 ekorm 0.375 ha menggunakan jenis pakan Luxindo 391 starter, Mini Luxindo 392 grower; Big Luxindo 392 grower, Pelet No I finisher; STP.FA 2P1 Finisher. 2 , proksimat udang 126 ekorm 2 dan 50 ekorm 2 , dan proksimat pakan udang 50 ekorm 2 dapat dilihat pada Tabel 30,31, dan 32 di bawah ini : Tabel 30 . Hasil analisis proksimat pakan udang 126 ekorm 2 No KS Komposisi Kad Air Kad Abu PK LK SK BE TN N P 1 Star PLC 391 8.12 9.46 42.00 5.42 3.77 39.35 6.72 1.76 2 MC 392 7.43 10.4 37.81 5.88 3.85 42.06 6.16 1.62 3 BC 392 8.02 9.26 37.45 4.98 3.85 44.46 5.69 0.93 4. Pel- let No I 7.32 11.33 35.88 6.90 3.92 37.97 6.40 1.94 5 STP. FA 2P1 8.83 8.33 36.38 5.91 2.04 47.34 5.82 1.72 Rataan 7.94 9.76 37.90 5.82 3.49 42.24 6.16 1.59 Maks 8.83 11.33 42.00 6.90 3.92 47.34 6.72 1.94 Min 7.32 8.33 35.88 4.98 2.04 37.97 5.69 0.93 Stdv 0.61 1.15 2.42 0.71 0.81 3.79 0.42 0.39 Sumber : Hasil analisis laboratoriun nutrisi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 Ket: PLC = PL crumble; MC = Mini crumble; PK = Protein kasar; LK = lemak kasar; SK = Serat kasar; KS = Kode sampel Tabel 31. Hasil analisis proksimat udang 126 ekorm 2 dan 50 ekorm 2 Padat tebar KS Komposisi Kad Air Kad Abu PK LK SK BETN N P 126 ekorm U-1 2 11.27 49.14 1.48 3.85 34.26 7.77 1.54 50 ekorm U-2 2 9.15 38.12 1.16 2.44 28.76 4.68 0.95 Sumber : Hasil analisis laboratoriun nutrisi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 Ket: PLC = PL crumble; MC = Mini crumble; PK = Protein kasar; LK = lemak kasar; SK = Serat kasar; KS = Kode sampel Tabel 32 . Hasil analisis proksimat pakan udang 50 ekorm 2 No KS Komposisi Kad Air Kad Abu PK LK SK BETN N P 1. PV1 8.37 9.00 40.13 6.90 1.92 42.05 6.43 2.00 2. PV2 9.81 10.00 39.98 6.40 2.70 41.31 6.05 1.80 3. PV2 -P1 5.88 10.50 39.59 4.48 3.85 41.19 6.07 1.54 4. PV2 -P2 3.29 7.50 39.41 4.90 3.85 44.34 6.02 1.52 Rataan 6.84 9.25 39.78 5.67 3.08 42.22 6.15 1.72 Maks 9.81 10.50 40.13 6.90 3.85 44.34 6.43 2.00 Min 3.29 7.50 39.41 4.48 1.92 41.19 6.02 1.52 Stdv 2.87 1.32 0.33 1.16 0.94 1.46 0.19 0.23 Sumber: Hasil analisis laboratorium nutrisi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 Ket: PLC = PL crumble; MC = Mini crumble; PK = Protein kasar; LK = lemak kasar; SK = Serat kasar; KS = Kode sampel Hasil analisis proksimat pakan 126 ekorm 2 diperoleh kandungan protein pakan bervariasi antara 35.88 – 42 37.90 ± 2.42 . Pada pemeliharaan bulan 1 kandungan protein pakan sebesar 42 Luxindo 391-starter,37.81 untuk pemeliharaan bulan ke 2 Mini Luxindo 392-grower,37.45 untuk pemeliharaan bulan ke 3 Big Luxindo 392-grower,35.88 – 36.38 untuk pemeliharaan bulan ke 4 Pellet No I dan STP.FA 2 P1-finisher. Pada umumnya kebutuhan protein

Dokumen yang terkait

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 5 104

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 9 104

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

0 11 158

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 37 197

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

1 11 213

Analisi dampak kegiatan pertambakan terhadap daya dukung kawasan pesisir (Studi kasus tambak udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan )

0 11 308

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 8 395

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

0 4 203

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 6 148

Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan Mangara’bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128