KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 4 8 Kilometers N E W S 765000 765000 774000 774000 783000 783000 9 3 8 7 9 3 8 7 9 3 9 6 9 3 9 6 WILAYAH ADMINISTRASI KECAMATAN MANGARA BOMBANG SELAT MAKASAAR TELUK LAIKANG KABUPATEN JENEPONTO KECAMATAN PALOBANGKENG SELATAN KECAMATAN MAPPAKASUNGGU Batas Kabupaten Batas Kecamatan Sungai Jalan lokal Laut Banggae Bontomanai Bontoparang Cikowang Laikang Lakatong Lengkese Mangadu Panyangkalang Pattopakkang Punaga Topejawa Sungai Pemukiman Desa : Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia RBI2010-24 dan 2010-52 Skala 1 : 50.000 Peta Lingkungan Pantai LPI2010-2 dan 2010-5 Skala 1 : 50.000 Peta Administrasi Kab. Takalar 2006 Citra Landsat 7 ETM+, Path Row 114064 2005

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Kecamatan Mangarabombang merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Takalar. Secara geografis, kecamatan Mangara Bombang berada pada posisi 5 30 ’ – 5 35 ’ LS dan 199 20 ’ – 199 25’ BT. Topologi wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang terdiri dari pantai, daratan dan perbukitan dengan kemiringan 0 – 3 derajat dan ketinggian ruang bervariasi antara 0 – 25 m Profil Kabupaten Takalar 2006. Secara administratif Kecamatan Mangara Bombang terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Banggae, Desa Bontomanai, Desa Bontoparang, Desa Cikowang, Desa Laikang, Desa Lakatong, Desa Lengkese, Desa Mangadu, Desa Panyangkalang, Desa Pattopakkang, Desa Punaga, dan Desa Topejawa. Peta wilayah administrasi Kecamatan Mangara Bombang dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Wilayah Administrasi Kecamatan Mangara Bombang Wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang secara hidrologi beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi antara bulan Nopember sd April dengan curah hujan rata – rata perbulan 152.62 – Peta Indeks 100 200 300 400 500 600 700 C u ra h H u ja n m m b ln Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem ber Oktober Nopem ber Desem ber Bulan 610.32 mm dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei sd Oktober dengan curah hujan rata – rata 3.60 – 69.28 mm. Kondisi klimatologi bulanan menunjukkan temperatur udara berkisar antara 27.14 – 31.44 o Curah hujan rata –rata per bulan 1996 - 2005 dan klimatologi per bulan dapat dilihat pada Gambar 21. C, temperatur udara maksimum terjadi pada bulan Oktober dan temperatur udara minimum terjadi pada bulan Februari. Kelembaban udara berkisar antara 67.19 – 88.15 , kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Januari dan kelembaban udara minimum terjadi pada bulan September. Penyinaran matahari berkisar antara 38.24 – 99.10 , penyinaran maksimum terjadi pada bulan Oktober dan penyinaran minimum terjadi pada bulan Februari. Kecepatan angin berkisar antara 2.78 – 6.50 milehari, kecepatan angin maksimum terjadi pada bulan Februari dan kecepatan angin minimum terjadi pada bulan Nopember. Sedangkan tekanan udara berkisar antara 840.70 – 845.90 mBar, tekanan udara maksimum terjadi pada bulan Mei dan tekanan udara minimum terjadi pada bulan September. Gambar 21. Rata-rata curah hujan per bulan di Kecamatan Mangara Bombang Tahun 1996 sd 2005 Sumber: Pos Hujan PG Takalar 2005; Pos Hujan Pajalesang 2005; dan Pos Hujan Pattalasang 2005 Sedangkan kondisi klimatologi wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang apat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kondisi klimatologi per bulan wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Bulan Suhu o Kelembaban udara C Penyinaran Matahari Kecepatan Angin milehari Tekanan Udara mBar Januari 28.63 88.15 43.15 6.50 845.00 Februari 27.14 88.00 38.42 5.56 844.50 Maret 28.36 86.23 56.33 4.83 845.30 April 28.64 85.43 64.40 2.78 845.10 Mei 29.21 82.67 64.00 1.97 845.90 Juni 29.19 85.56 61.94 1.88 845.70 Juli 29.33 76.91 73.86 3.84 844.00 Agustus 30.27 72.68 98.82 4.70 841.80 September 30.00 67.19 97.00 4.72 839.80 Oktober 31.44 68.11 99.10 4.80 840.70 Nopember 30.16 75.10 89.53 5.45 841.40 Desember 29.18 81.00 66.14 5.20 840.80 Rata-rata 29.30 79.75 71.06 4.35 843.33 Maks 31.44 88.15 99.10 6.50 845.90 Min 27.14 67.19 38.42 1.88 839.80 Stdv 1.10 7.57 20.98 1.45 2.25 Sumber: Balai Besar Meterologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar 2007; Stasiun Klimatologi Maros 2007 Kondisi penutupan dan penggunaan lahan di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang yaitu kebun campuran 1958.112 ha, pemukiman 475.816 ha, sawah 2674.462 ha, semak belukar 145.333 ha, tambak 863.097 ha, tegalan 2971.638 ha, dan mangrove 144.393 ha Gambar 18 BPN Provinsi Sulawesi Selatan 2008; Hasil analisis SIG 2008 Total produksi budidaya tambak udang di Kecamatan Mangara Bombang untuk tahun 2004 sebesar 186 ton kontribusi 2.41 terhadap total produksi tambak Kab. Takalar, tahun 2005 sebesar 188 ton kontribusi 2.39 terhadap total produksi tambak Kab. Takalar, tahun 2006 sebesar 194 ton kontribusi 2.47 terhadap total produksi tambak Kab. Takalar, tahun 2007 sebesar 230.79 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar 2008; Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sul-Sel 2006. Sebagai informasi, total produksi budidaya tambak Kabupaten Takalar untuk tahun 2004 sebesar 7771 ton , tahun 2005 sebesar 7846 ton tahun 2006 sebesar 7853 ton Dinas Perikanan dan Kelautan 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 Luas Tambak ha Produksi ton Produktivitas kghath 4 4 8 Kilometers N E W S 765000 765000 774000 774000 783000 783000 9 3 7 8 9 3 7 8 9 3 8 7 9 3 8 7 9 3 9 6 9 3 9 6 SELAT MAKASSAR TELUK LAIKANG KABUPATEN JENEPONTO KEAMATAN PALOBANGKENG SELATAN KECAMATAN MAPPAKASUNGGU KONDISI PENUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN MANGARA BOMBANG Kebun campuran 1.958,112 ha Mangrove 143, 393 ha Pemukiman 475,516 ha Sawah 2.674,462 ha Semak belukar 863,097 ha Sungai Tambak 863,097 ha Tegalan 2.971,638 ha Batas Kabupaten Sungai Batas Kecamatan Jalan lokal Laut Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia RBI2010-24 dan 2010-52 Skala 1 : 50.000 Peta Lingkungan Pantai Indonesia LPI2010-2 dan 2010-5 Skala 1 :50.000 Peta Penggunaan Lahan Kab.Takalar , BPN Prop.Sul-Sel 2008 Peta Administrasi Kab. Takalar 2006 Citra Landsat 7 ETM+, Path Row 114064 2005 Propinsi Sul-Sel 2006. Total produksi budidaya tambak produksi udang Kabupaten Takalar dan Kecamatan Mangara Bombang dapat dilihat pada Gambar 23 dan 24. Gambar 22. Kondisi penutupan dan penggunaan lahan di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Gambar 23. Luas tambak, produksi, dan produktivitas tambak di Kabupaten Takalar tahun 1985 sd 2006 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sul-Sel 2006 Peta Indeks Gambar 24. Total produksi budidaya tambak udang di Kecamatan Mangara Bombang tahun 2004 sd 2007Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar 2008 Jumlah penduduk yang bermukim di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang untuk tahun 2003 sebanyak 34 420 orang, tahun 2004 sebanyak 34 734 orang, tahun 2005 sebanyak 35 037 orang, dan tahun 2006 sebanyak 35 390 orang Kabupaten Takalar dalam Angka 2007. Sedangkan banyaknya rumah tangga perikanan RTP di Kecamatan Mangara Bombang sebanyak 1401 RTP Kabupaten Takalar dalam Angka 2007. 186 188 194 230.79 50 100 150 200 250 Produksi Ton 2004 2005 2006 2007 Tahun

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kelayakan Lahan Budidaya Tambak Udang

5.1.1. Kualitas Tanah

Kualitas tanah merupakan persyaratan yang memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan baik tidaknya tanah dijadikan sebagai lahan pertambakan udang. Tanah yang baik tidak hanya mampu menahan air, akan tetapi juga harus mampu menyediakan berbagai unsur hara untuk makanan alami udang yang dibudidayakan. Parameter kualitas tanah yang digunakan sebagai syarat minimal untuk budidaya tambak udang yaitu tekstur tanah, pH, kandungan bahan organik, unsur hara dan kandungan pirit. Sedangkan parameter pendukung kualitas tanah untuk kegiatan budidaya tambak udang yaitu pH FOX Tabel 13. Parameter kualitas tanah di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang , KTK, Kation K, Ca, Na, dan Mg, TSA, TAA, dan redoks. Nilai parameter kualitas tanah dapat dilihat pada Tabel 13,14, dan 15. Parameter Satuan Kedalaman tanah cm Nilai yang direkomendasi- kan 0 – 20 20 - 40 pH F H 2 - O 7.32 ± 0.35 6.43 – 8.12 7.08 ± 0.63 5.11 – 8.46 5 – 6.5 Redoks meV -160.79 ± 120.65 -377 – -3.00 -162.50 ± 118.02 -366--7.00 + 10 meV - + 50 meV BO- C organik 3.86 ± 4.44 0.31 – 18.53 4.79 ± 4.48 0.08 – 16.77 4 – 20 N – Total 0.22 ± 0.20 0.00 – 0.76 0.17 ± 0.19 0.00 – 0.76 0.4 – 0.75 P 2 O mgl 5 188.08 ± 155.87 0.00 – 546.86 113.30 ± 131.96 0.00 – 536.76 30 – 60 mgl Pirit 0.51 ± 0.65 0.00 – 1.96 0.45 ± 0.51 0.00 – 1.62 2 Pasir 60.67 ± 12.23 40.00 – 90.00 65.05 ± 14.23 40.00 – 88.00 - Liat 14.76 ± 13.34 0.00 – 46.00 11.71 ± 13.41 2.00 – 60.00 - Debu 24.57 ± 10.52 10.00 – 46.00 23.24 ± 11.34 0.00 – 48.00 - Sumber: Hasil analisis laboratorium tanah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 dan Stasiun Penelitian Tanah Maros 2008 Ket : Poernomo 1992 ; Widigdo 2002; Taslihan A et al. 2003 Tabel 14. Paramater kualitas tanah KTK, K, Ca, Na, dan Mg di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Parameter Satuan Nilai yang diperoleh Nilai yang direkomendasikan Kapasitas Tukar Kation KTK me100 g 30.58 ± 15.00 9.36 – 75.68 20 me100 g K me100 g 3.72 ± 2.29 0.04 – 7.87 0.5 – 1.0 me100 g 500 mgl Ca me100 g 32.70 ± 25.88 2.96 – 89.47 5.0 – 20.0 me100 g 1.200 mgl Na me100 g 38.82 ± 37.18 3.96 -148.67 0.7 – 1.0 me100 g Mg me100 g 22.45 ± 13.57 4.68 – 67.18 1.0 – 8.0 me100 g 500 mgl Sumber: Hasil analisis laboratorium tanah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 dan Stasiun Penelitian Tanah Maros 2008 Ket : Poernomo 1992; Widigdo 2002; Taslihan A et al. 2003 Tabel 15. Parameter kualitas tanah pH FOX Parameter , TPA dan TAA di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Satuan Kedalaman tanah cm Nilai yang direkomendasi- kan 0 – 20 20 – 40 pH - FOX 4.94± 2.29 1.44– 8.32 3.46 ± 2.27 1.30 – 7.87 - TPA mol H + 173.41 ± 235.65 th 0.00 – 771.00 234.10 ± 263.84 0.00 – 940.00 600 moh H + TAA ton mol H + 2.36 ± 7.54 th 0.00 – 42.00 4.79 ± 13.35 0.00 – 72.00 40 H + ton Sumber: Hasil analisis laboratorium tanah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros 2008 dan Stasiun Penelitian Tanah Maros 2008 Ket : TPA = Total potential acidity; TAA = Total actual acidity ; pHFOX = Post Oxidation pH of Soil Sample ; Mustafa et al. 2004 Penjelasan masing – masing parameter kualitas tanah hasil pengukuran sebagai berikut : Derajat Keasaman Tanah pH H 2 Tanah yang produktif untuk dijadikan tambak adalah tanah yang mempunyai pH netral sampai basa, dimana tanah seperti ini kaya akan garam nutrien yang dapat merangsang pertumbuhan pakan alami. pH tanah berpengaruh O

Dokumen yang terkait

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 5 104

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 9 104

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

0 11 158

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 37 197

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

1 11 213

Analisi dampak kegiatan pertambakan terhadap daya dukung kawasan pesisir (Studi kasus tambak udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan )

0 11 308

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 8 395

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

0 4 203

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 6 148

Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan Mangara’bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128