Tambak udang intensif 126 ekorm

ekorm 2 dilakukan kajian dengan menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Hasil analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang intensif 126 ekorm 2 dapat dilihat pada Tabel 50. Tabel 50.Hasil analisis usaha budidaya tambak udang intensif 126 ekorm 2 No. di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Uraian Nilai 1. Investasi awal Rp 990 085 000,- 2. Total biaya tetap fixed cost Rp 42 254 250haMT Rp 84 508 500hath 3. Total biaya tidak tetap variable cost Rp 311 358 667haMT Rp 749 559 166hath 4. Total biaya Rp 374 779 583haMT Rp 749 559 166hath 5. Total penerimaan hasil penjualan udang Rp 602 635 440haMT Rp 1 205 270 880hatahun 6. Total penerimaan bersih hasil penjualan setelah dipotong pajak PPH 10 Rp 542 371 896haMT Rp 1 084 743 792hath 7. Kuntungan bersih Rp 167 592 313haMT Rp 335 184 626hath 8. RC 1.45 9. Payback period PP 2.95 tahun 10. NPV Rp 521 897 122 11. Net BC 1.53 12 IRR 34.04 13. Discount factor DF 20 Sumber : Hasil analisis 2008 Perhitungan ini menggunakan cashflow selama 10 tahun pertimbangan umur ekonomis usaha budidaya dan discount factor sebesar 20 asumsi tingkat suku bunga bankdiscount rate 18 – 20 per tahun. Net Present Value NPV diperoleh sebesar Rp 521 897 122 yang berarti bahwa hasil bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan yang dihitung dengan nilai uang saat ini adalah sebesar Rp 521 897 122 produksi udang, total biaya yang dikeluarkan, serta keuntungan usaha yang diperoleh sama setiap tahunnya. Berdasarkan nilai Net Present Value NPV ini, maka dapat dikatakan bahwa secara finansial untuk kegiatan usaha budidaya tambak udang intensif 126 ekorm 2 secara finansial memberikan manfaat bersih yang positif menguntungkan. Net Benefit Cost Ratio Net BC diperoleh sebesar 1.53 yang berarti bahwa usaha budidaya tambak udang dengan semi intensif ini memberikan manfaat bersih sebesar 1.56 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai Internal Rate of Return IRR yang diperoleh sebesar 34.04 yang berarti bahwa tingkat keuntungan atas investasi bersih yang ditanam sebesar 34.04 seluruh keuntungan yang diperoleh ditanam kembali pada tahun berikutnya. Dari semua kriteria investasi di atas yaitu NPV, IRR, dan Net BC, dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tambak udang intensif 126 ekorm 2 di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang layak untuk dijalankan.

5.9.2. Tambak udang intensif 50 ekorm

2 Investasi awal yang dibutuhkan untuk budidaya tambak udang intensif ini adalah Rp 208 825 000. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 122 947 567haMT atau Rp 245 895 133hath yang terdiri dari biaya tetap fixed cost sebesar Rp6 191 250haMT atau 12 382 500hath dan biaya tidak tetap variable cost sebesar Rp 116 756 317haMT atau Rp 233 512 633hath. Hasil panen udang mencapai 2354.69 kgMT atau 5886.73 kghaMT, dimana harga udang rata-rata ditingkat pembudidaya sebesar Rp 33 000, maka penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp 194 261 925haMT atau Rp 388 523 850hatahun. Pajak penghasilan PPH 10 sebesar Rp 7 770 477MT atau 15 540 954tahun, sehingga penerimaan bersih dari hasil penjualan sebesar Rp 174 835 733haMT atau Rp 349 671 465hath. Jika dibandingkan dengan biaya operasional dikeluarkan maka usaha budidaya tambak udang intensif ini menghasilkan keuntungan Rp 51 888 133haMT atau Rp 103 776 332hath. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai RC yaitu 1.42 dan Payback period PbP sebesar 2.01 tahun, yang berarti bahwa dari nilai investasi dan keuntungan yang diperoleh maka waktu pengembalian modalnya paybac period adalah 2.01 tahun. Kemudian untuk mengetahui prospek usaha budidaya tambak udang intensif 50 ekorm 2 dilakukan kajian dengan menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Hasil analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang intensif 50 ekorm 2 dapat dilihat pada Tabel 51. Tabel 51. Hasil analisis usaha budidaya tambak udang intensif 50 ekorm 2 No. di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang Uraian Nilai 1. Investasi awal Rp 208 825 000,- 2. Total biaya tetap fixed cost Rp 6 191 250haMT Rp 12 382 500hath 3. Total biaya tidak tetap variable cost Rp 116 756 317haMT Rp 233 512 633hath. 4. Total biaya Rp 122 947 567,-haMT Rp 245 895 133hath 5. Total penerimaan hasil penjualan udang Rp 194 261 925haMT Rp 388 523 850hatahun 6. Total penerimaan bersih hasil penjualan setelah dipotong pajak PPH 10 Rp 174 835 733haMT Rp 349 671 465hath 7. Kuntungan bersih Rp 51 888 166haMT Rp 103 776 332hath 8. RC 1.42 9. Payback period PP 2.01 tahun 10. NPV Rp 208 985 243 11. Net BC 2.00 12 IRR 48.05 13. Discount factor DF 20 Sumber : Hasil analisis 2008 Perhitungan ini dengan menggunakan cashflow selama 10 tahun pertimbangan umur ekonomis usaha budidaya serta tingkat suku bunga sebesar 20 asumsi tingkat suku bunga bankdiscount rate 18 – 20 per tahun, maka diperoleh nilai Net Present Value NPV sebesar Rp 208 985 243, yang berarti bahwa hasil bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan, yang dihitung dengan nilai udang saat ini adalah sebesar Rp 208 985 243 asumsi tingkat produksi, biaya, serta keuntungan yang diperoleh sama untuk setiap tahunnya. Berdasarkan nilai Net Present Value NPV ini, maka dapat dikatakan bahwa secara finansial untuk kegiatan usaha budidaya tambak udang intensif 50 ekorm 2 memberikan manfaat bersih yang positif menguntungkan. Net Benefit Cost Ratio Net BC diperoleh sebesar 2.0 yang berarti bahwa usaha budidaya tambak udang intensif ini memberikan manfaat bersih sebesar 2.0 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai Internal Rate of Return IRR yang diperoleh sebesar 48.05 yang berarti bahwa tingkat keuntungan atas investasi bersih yang ditanam sebesar 48.05 apabila seluruh keuntungan yang diperoleh ditanam kembali pada tahun berikutnya. Dari semua kriteria investasi di atas yaitu NPV, IRR, dan Net BC, maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya

Dokumen yang terkait

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 5 104

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 9 104

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

0 11 158

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 37 197

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

1 11 213

Analisi dampak kegiatan pertambakan terhadap daya dukung kawasan pesisir (Studi kasus tambak udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan )

0 11 308

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 8 395

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

0 4 203

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 6 148

Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan Mangara’bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128