Sub Model Tenaga Kerja

TK TP = serapan tenaga kerja aktual tambak udang tradisional plus 8 ekorm 2 HOK126 = serapan tenaga kerja aktual tambak udang intensif 126 ekorm orang 2 HOK 50 = serapan tenaga kerja aktual tambak udang intensif 50 ekorm HOKth 2 HOK SI = serapan tenag kerja aktual tambak udang semi intensif 25 ekorm HOKth 2 HOK TP = serapan tenaga kerja aktual tambak udang tradisional plus 8 ekorm HOKth 2 HOKth

5.12.6. Validasi Model

Model divalidasi dengan membandingkan perfomansi model hasil simulasi dari beberapa peubah dengan hasil penghitungan lapangan dengan menggunakan pengujian secara statistik Sushil 1993; Hartrisari 2007 atau dengan mencari tingkat kesalahan relatifnya Kartono et al. 2008. Perbandingan dilakungan terhadap produksi biomassa udang, jumlah pakan yang digunakan, jumlah produksi limbah organik dalam bentuk TSS, nitrogen dan phosphor yang dihasilkan dari kegiatan budidaya tambak udang. Uji statistik menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 12. Perbandingan antara hasil simulasi model dengan penghitungan lapangan sebagai berikut : Produksi biomassa udang intensif 126 ekorm 2 Total produksi biomassa udang hasil penghitungan lapangan pada hari ke 10 sebesar 1116.06 kg, hari ke 20 sebesar 2328.24 kg, hari ke 30 sebesar 3647 kg, hari ke 40 sebesar 5550.93 kg, hari ke 50 sebesar 7430.61 kg, hari ke 60 sebesar 9286.26 kg, hari ke 70 sebesar 10 743.06 kg, hari ke 80 sebesar 12 079.12 kg, hari ke 90 sebesar 14 004.93 kg, hari ke 100 sebesar 16 144.73 kg, hari ke 110 sebesar 18 284.52 kg. Hasil simulasi model diperoleh total produksi biomassa udang pada hari ke 10 sebesar 1124.72 kg, hari ke 20 sebesar 2333.68 kg, hari ke 30 sebesar 3651.91 kg, hari ke 40 sebesar 5568.89 kg, hari ke 50 sebesar 7460.40 kg, hari ke 60 sebesar 9314.85 kg, hari ke 70 sebesar 11 194.94 kg, hari ke 80 sebesar 12 590.95 kg, hari ke 90 sebesar 14 011.58 kg, hari ke 100 sebesar 16 152.38 kg, dan hari ke 110 sebesar 18 285.31 kg. Hasil uji statistik uji t beda nyata menunjukkan bahwa antara hasil penghitungan lapangan dengan simulasi model tidak berbeda nyata db = 10, t = 1.699 , α 0.05 Pakan intensif 126 ekorm 2 Jumlah total pakan yang digunakan selama pemeliharaan hasil penghitungan lapangan sebesar 26 847.52 kg. Jumlah pakan harian hasil penghitungan lapangan pada hari ke 10 sebesar 52.87 kg, hari ke 20 sebesar 108.40 kg, hari ke 30 sebesar 163.40 kg, hari ke 40 sebesar 210.13 kg, hari ke 50 sebesar 241.37 kg, hari ke 60 sebesar 264.86 kg, hari ke 70 sebesar 294.21 kg, hari ke 80 sebesar 320.46 kg, hari ke 90 sebesar 361.33 kg, hari ke 100 sebesar 408.46 kg, hari ke 110 sebesar 450.70 kg. Hasil simulasi model diperoleh jumlah total pakan yang digunakan sampai akhir pemeliharaan sebesar 26 849.12 kg. Total pakan harian pada hari ke 10 sebesar 57.94 kg, hari ke 20 sebesar 108.40 kg, hari ke 30 sebesar 163.67 kg, hari ke 40 sebesar 210.13 kg, hari ke 50 sebesar 241.37 kg, hari ke 60 sebesar 264.33 kg, hari ke 70 sebesar 294.21 kg, hari ke 80 sebesar 320.45 kg, hari ke 90 sebesar 361.33 kg, hari ke 100 sebesar 408.46 kg, dan hari ke 110 sebesar 450.70 kg. Hasil uji statistik uji t beda nyata menunjukkan bahwa antara hasil penghitungan lapangan dengan simulasi model tidak berbeda nyata db = 10, t = 0.858 , α 0.05 Limbah organik intensif 126 ekorm 2 Jumlah total limbah organik dalam bentuk TSS yang dihasilkan sampai akhir pemeliharaan hasil penghitungan lapangan sebesar 9228.519 kg. Total limbah organik harian hasil penghitungan lapangan pada hari ke 10 sebesar 2.84 kg, hari ke 20 sebesar 9.61 kg, hari ke 30 sebesar 19.23 kg, hari ke 40 sebesar 31.38 kg, hari ke 50 sebesar 43.88 kg, hari ke 60 sebesar 55.57 kg, hari ke 70 sebesar 133.58 kg, hari ke 80 sebesar 116.71 kg, hari ke 90 sebesar 118.70 kg, hari ke 100 sebesar 146.12 kg, dan hari ke 110 sebesar 1007.38 kg. Hasil simulasi model diperoleh total limbah organik dalam bentuk TSS sampai akhir pemeliharaan sebesar 9228.90 kg. Total limbah organik harian hasil simulasi model pada hari ke 10 sebesar 2.82 kg, hari ke 20 sebesar 9.55 kg, hari ke 30 sebesar 19.27 kg, hari ke 40 sebesar 33.92 kg, hari ke 50 sebesar 43.36 kg, hari ke 60 sebesar 55.07 kg, hari ke 70 sebesar 136.28 kg, hari ke 80 sebesar 116.86 kg, hari ke 90 sebesar 118.06 kg, hari ke 100 sebesar 144.65 kg, dan hari ke 110 sebesar 1007.64 kg. Hasil uji statistik uji t beda nyata menunjukkan bahwa TSS, N dan P

Dokumen yang terkait

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 5 104

Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan)

0 9 104

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

0 11 158

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 37 197

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

1 11 213

Analisi dampak kegiatan pertambakan terhadap daya dukung kawasan pesisir (Studi kasus tambak udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan )

0 11 308

Optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya tambak berkelanjutan di Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan

0 8 395

Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan pesisir untuk perencanaan strategis pengembangan tambak udang semi intensif di wilayah pesisir teluk awarange, kabupaten Barru, provinsi Sulawesi Selatan

0 4 203

Kajian Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkugan Perairan untuk Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 6 148

Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan Mangara’bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128