Pupuk Pestisida Bibit Peralatan Tenaga Kerja

untuk tahun 2007 dengan harga FOB jeruk sebesar Rp 13 534 per Kilogram Lampiran 1 sampai dengan 3

2. Harga Sosial Input

Pada prinsipnya dalam menentukan harga sosialbayangan input atau sarana produksi dan peralatan yang termasuk komoditas tradable, tidak berbeda dengan menentukan harga sosialbayangan output. Harga sosialbayangan ditentukan pada harga border price, sedangkan untuk input non tradable digunakan harga pasar domestik. Sarana produksiinput yang digunakan dalam usahatani antara lain :

a. Pupuk

Pupuk yang digunakan dalam usahatani jeruk ini terdiri pupuk anorganik dan pupuk organik pupuk kandang. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK plus. Walaupun sejak tahun 1998 perdagangan pupuk sudah berdasarkan pasar bebas, namun harga aktualnya belum mencerminkan harga sosialnya, sehingga dalam penelitian ini untuk menghitung harga sosialbayangannya menggunakan harga border price. Karena sejak tahun 2000, Indonesia sudah mampu memproduksi pupuk urea dan TSP sendiri bahkan produksi yang dihasilkan melebihi konsumsi sehingga dapat diekspor, maka harga sosial kedua pupuk tersebut dihitung berdasarkan FOB dikali SERnya dikurangi biaya tataniaga, sedangkan untuk pupuk KCl dan NPK karena sampai saat ini sebagian besar masih impor, maka untuk menghitung harga sosialbayangannya digunakan harga CIF dikali SERnya ditambah biaya tataniaga. Besarnya biaya tataniaga pupuk untuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp 100.

b. Pestisida

Penentuan harga pestisida dalam penelitian ini didasarkan pada harga yang ada di pasar masing-masing tempat penelitian. Hal ini disebabkan perdagangan obat-obatan pestisida sudah diserahkan ke pasar, dengan kata lain subsidi untuk pestisida telah dicabut, sementara data harga pada tingkat international juga tidak ada.

c. Bibit

Harga sosialbayangan untuk bibit jeruk didekati dengan harga pasar. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tidak ada kebijakan pemerintah yang mengatur secara langsung dan harga internasional tidak ada maka didekati dengan harga aktualnya.

d. Peralatan

Harga sosialbayangan untuk peralatan digunakan harga pasar. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tidak ada kebijakan pemerintah yang mengatur secara langsung, sehingga distorsi pasar yang terjadi amat kecil atau pasar mendekati persaingan sempurna.

e. Tenaga Kerja

Bila pasar tenaga kerja bersaing sempurna, maka tingkat upah yang berlaku mencerminkan nilai produk marginalnya Gittinger, 1986 hal ini tidak berlaku untuk sektor pertanian karena tingkat upah di pedesaan cenderung lebih tinggi sehingga tidak mencerminkan nilai produk marginalnya. Hal ini karena adanya sifat gotong royong atau sambatan Suryana, 1980. Namun dalam penelitian ini, untuk menghitung harga sosialbayangan tenaga kerja disesuaikan dengan harga aktualnya.

f. Lahan