Kebijakan Pengembangan Produksi Jeruk Siam Pontianak

jeruk siam yang diusahakan masyarakat dirasakan sebagai salah satu sumber pendapatan dalam perekonomian. Permintaan terhadap jeruk Siam Pontianak sangat besar untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk memenuhi permintaan pasar baik ditingkat lokal maupun untuk dikirim keluar daerah. Hal ini karena buah jeruk yang diusahakan petani di Provinsi Kalimantan Barat telah diketahui oleh pelaku pasar atau masyarakat diluar Pontianak. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi jeruk Siam Pontianak dalam tahap perekonomian cukup besar.

4.4. Kebijakan Pengembangan Produksi Jeruk Nasional

Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2005, menyebutkan bahwa pengembangan produksi hortikultura khususnya buah jeruk di Indonesia diarahkan kepada: 1 memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan dalam rangka memenuhi gizi masyarakat, 2 mengurangi fluktuasi harga yang tajam dalam rangka turut mempertahankan stabilitas ekonomi, 3 mengurangi impor dan menaikkan ekspor, dan 4 memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan petani. Dalam rangka mengembangkan komoditas buah yang merupakan bagian dari komoditas hortikultura, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan yang mengacu pada kebijakan hortikultura secara umum, antara lain kebijakan pengembangan produksi jeruk dan kebijakan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil jeruk.

4.4.1. Kebijakan Pengembangan Produksi Jeruk Siam Pontianak

Diperta Kalbar 2006, Kebijakan pengembangan produksi jeruk Siam Pontianak mengacu kebijakan pengembangan produksi hartikultura yang dijabarkan dalam lima kegiatan pokok sebagai berikut : 1. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis kepada kemampuan produksi, keragaman bahan pangan, kelembagaan, dan budaya lokal. 2. Mengembangkan agribisnis hortikultura yang berorentasi pasar dalam negeri dan ekspor, dengan membangun keunggulan kompetitif produk-produk daerah berdasarkan keunggulan komparatif wilayah. 3. Mendorong kreativitas petani dalam kegiatan agribisnis dengan memanfaatkan komoditas hortikultura sebagai basis kegiatan khususnya jeruk. 4. Pengembangan dan penerapan ilmu teknologi sebagai instrumen terobosan untuk meningkatkan produktivitas, mutu dan efisiensi. 5. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah, sehingga akan terjadi efisiensi ruang baik dari sisi pengadaan input maupun dari sisi pemasaran output. Dalam rangka mendukung kebijakan di atas, strategi pengembangan yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Pembinaan produksi komoditas unggulan daerah yang pengembangannya mengacu pada besarnya pangsa pasar, keuntungan kompetitif, nilai ekonomi, sebaran wilayah produksi, dan kesesuaian agroekologi. Untuk komoditas buah, yang menjadi unggulan daerah diantaranya adalah jeruk Siam Pontianak. 2. Pewilayahan komoditas untuk pengembangan kawasan agribisnis. Pemetaan wilayah komoditas didasarkan pada kesesuaian sumberdaya lahan jenis dan kesuburan tanah, ketinggian tempat, curah hujan, ketersediaan pengairan, topografi dengan persyaratan produksi komoditas unggulan serta memperhatikan nilai ekonomi, permintaan pasar, nilai keuntungan kompetitif, fasilitas pemasaran, kondisi sosial ekonomi petani, dan rencana tata ruang wilayah RTRW. 3. Pertumbuhan sentra produksi dengan harapan dapat memberikan peluang keberhasilan yang besar, produktivitas dan mutu yang tinggi, sistem produksi yang efisien, dan dalam skala ekonomi menguntungkan. 4. Pemantapan sentra produksi dengan pembinaan penerapan teknologi maju dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, kontinuitas pasokan produk, standar, mutu yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen serta mengurangi kerusakan dan kehilangan hasil. 5. Pembinaan pengamanan hasil, mutu dan peningkatan pendapatan. 6. Pengembangan sistem perbenihan nasional. 7. Perlindungan tanaman hortikultura. 8. Pembinaan kelembagaan agribisnis Dalam melaksanakan pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak ini terdapat tiga pola yang ditempuh, yaitu : 1 meningkatkan mutu intensifikasi di daerah-daerah sentra produksi dengan kegiatan utama pemberian bimbingan penerapan teknologi budidaya dan sistem jaminan mutu sesuai dengan dinamika permintaan pasar, 2 memperluas areal tanam melalui pertumbuhan daerah produksi, pemberdayaan kelompok tani, pelatihan, penyuluhan, pemanfaatan jasa alsintan, pengendalian hama penyakit dan penangkaran benih, dan 3 meningkatkan indeks pertanaman dari 200 persen menjadi 300 persen setahun khususnya jeruk Siam Pontanak, dimana teknik pemeliharaan secara intensif, syarat dengan penerapan teknologi maju dan jarak antar waktu panen sangat singkat. Sehubungan dengan dilaksanakannya pengembangan komoditas hortikultura khususnya buah jeruk Siam Pontianak, ada tiga program pengembangan yang ditempuh, yaitu : 1 program ketahanan pangan yang bertujuan agar masyarakat mampu memperoleh dan mengkonsumsi berbagai produk pangan termasuk hortikultura sepanjang tahun dengan harga terjangkau melalui peningkatan produksi, produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani dan kesempatan kerja on-farm dan off farm, 2 program peningkatan agribisnis yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan dayasaing melalui peningkatan efisiensi manajemen usaha, penggunaan skala efisien dan pemilihan komoditas bernilai ekonomi usaha, penggunaan skala efisiensi dan pemilihan komoditas bernilai ekonomi tinggi berorientasi pasar, baik domestik maupun ekspor, dan 3 program rintisan korporasi melalui pembinaan kerjasama ekonomi dalam kelompok tani melalui konsolidasi manajeman usahatani dalam skala efisien dan manajemen profesional untuk menciptakan nilai tambah sehingga efisiensi usaha dan dayasaing komoditas dalam jangka panjang bisa meningkat.

4.4.2. Kebijakan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Jeruk Siam Pontianak